TIGA

92 68 33
                                    

꒰✨꒱

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ︎✧             🎧 ˗ˏˋ ꒰𝘈𝘓𝘖𝘙𝘈꒱ ˎˊ- ✩
┊ ┊ ✯                          ᵃˡᵗᵉᶻᶻᵃ ᶻᵉᵒʳᵃ
┊ . ˚ ˚✩

∘₊✧──────✧₊∘

Altezza.

Sesuai ucapan gue tadi, sebelum istirahat gue langsung mencari keberadaan gadis yang belum gue ketahui namanya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai ucapan gue tadi, sebelum istirahat gue langsung mencari keberadaan gadis yang belum gue ketahui namanya itu.

Aneh, kan? Pengen ngajak pacaran tapi gak tau nama orangnya. Yang ada gue dikatain ga jelas sama tuh cewe.

Si Hanif juga gak mau ngasih tau nama adeknya Zevano. Aakh, gue mengacak rambut dengan kasar. Terus gue ngungkapin perasaannya gimana pea?

Gue berjalan di koridor sekolah. Para cewe menatap gue dengan tatapan kagum. Padahal gue cuman lewat, tapi mereka berteriak histeris seperti melihat artis. Iya juga sih, gue kan tampan. Ucap gue dengan nada sombong.

"Mau kemana Al?"

"Tumben lewat koridor IPS."

"Mau jemput pacarnya ya?"

"Kyaa, aku pacarnya." Teriak kebanyakan para gadis. Seolah mereka pengen gue jemput.

Gue hanya menanggapinya dengan senyuman. Melihat senyuman gue, mereka malah tambah histeris dan langsung mengerumuni sampai sampai gue kesulitan bernapas.

Hingga mata hitam pekat ini tak sengaja menatap seorang gadis pendek nan imut disana. Gue langsung keluar dari kerumunan, membiarkan para gadis kebingungan melihat tingkah gue.

Pengen manggil tapi gue gak tahu siapa namanya, ck. "Woy."

Gadis itu menoleh, dia menatap gue dengan kebingungan. Pasti dia berpikir 'ni cowo ngapain lagi sih?' gue dapat melihat jelas dari tatapan matanya.

Hiih, gue gak bisa mundur sekarang. Gue harus cepat nembak dia dan gue bakal dapat traktiran setahun. Yah, walau gue gak butuh butuh amat. Tapi, setidaknya bisa menghemat pengeluaran duit gue.

Dengan raut kebingungannya, gue langsung menarik lengan gadis itu menjauhi para gadis yang sedang mengamuk.

"Yah, Al." Teriak mereka dengan penuh kesal dan sedih. Mereka bahkan tidak mengikuti kami.

Setelah berlarian sampai di ujung koridor. Gadis itu sama sekali tidak mengatakan apapun. Gue kira dia senang tangannya gue pegang.

Tangannya langsung gue lepas dan sangat jelas gadis itu menghirup udara sebanyak mungkin, lalu--

𝐀 𝐋 𝐎 𝐑 𝐀Where stories live. Discover now