LIMA

94 64 37
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ︎✧          🎧 ˗ˏˋ ꒰𝘈𝘓𝘖𝘙𝘈꒱ ˎˊ- ✩
┊ ┊ ✯                       ᵃˡᵗᵉᶻᶻᵃ ᶻᵉᵒʳᵃ
┊ . ˚ ˚✩

∘₊✧──────✧₊∘

Zeora.

Seperti biasa dimalam libur ini gue lebih banyak menghabiskan waktu di kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa dimalam libur ini gue lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Malam ini saatnya maraton anime. Akhir-akhir ini 'Detective Conan' menarik perhatian gue. Animenya seru bet dah.

Selagi menunggu Zevano pulang membawa minyak dan beras, gue langsung maraton.

Gue hampir selesaiin 10 episode malam ini. Namun, suara bel mengalihkan perhatian gue.

Itu mungkin Zevano.

Dengan langkah riang gue menuju lantai bawah dan membukakan pintu.

"Hai." Ucap Zevano mewakili anak geng-an mereka.

Alamak. Liat wajahnya.

Tonjolan di mana mana. Memar biru bahkan ungu tercetak jelas di wajah mereka. Bibir berdarah, rambut berantakan dan baju compang camping mirip pengemis jalan.

Ya ampun mereka abis ngapain sih?

Gue rasanya pengen nangis.

Zevano aja udah nge-bebanin gue. Kenapa dia bawa satu geng-nya juga.

"KALIAN ABIS NGAPAIN?" Teriak gue saking terkejutnya melihat mereka.

Enam manusia itu hanya tersenyum seolah tak tahu ingin menjawab apa. Gue liatnya merinding sendiri. Kenapa anak cowo suka sekali main tonjok?

Jika sudah begini mau bagaimana lagi? Membiarkan mereka pulang? Oh, gue gak sejahat itu.

Dengan menghela nafas panjang, gue mempersilahkan mereka untuk masuk.

Gue segera mengambil kotak p3k di bawah lemari dapur. Secepat kilat mengobati kembaran gue.

"Jawab dulu, kalian darimana? Kok bisa sampe gini sih? Kan gue udah bilang jagain Zevano. Kenapa kalian ikut babak belur juga sih." Ah gue rasanya pengen nangis. Baru kali ini gue ngeliat kembaran sendiri sebonyok ini. Takutnya fans Zevano kabur.

Gue meringis kala memberi obat merah di wajah Zevano. Ukh, wajah tampannya itu terbuang sia-sia hanya untuk berkelahi.

"K-kami gak sengaja lewat di jalan sepi. Tiba-tiba datang preman lawan salah satu dari kita." Jelas pria ber - baby face itu.

Gue bahkan gak tahu nama mereka. Mungkin hanya dua dari mereka yang gue kenal, Hanif dan Altezza.

"Oh sorry, Lo belum kenal gue ya?" Lanjutnya.

"Gue Varel Valderon, panggil Varel atau Deron juga bisa."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐀 𝐋 𝐎 𝐑 𝐀Where stories live. Discover now