ENAM

83 64 25
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚ ✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ︎✧             🎧 ˗ˏˋ ꒰𝘈𝘓𝘖𝘙𝘈꒱ ˎˊ- ✩
┊ ┊ ✯                       ᵃˡᵗᵉᶻᶻᵃ ᶻᵉᵒʳᵃ
┊ . ˚ ˚✩

════☆════

Altezza.

Semua mata menoleh ke arah gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata menoleh ke arah gue. Mereka melongo kala gue berhenti di lampu merah. Tatapan mereka seakan tak percaya apa yang mereka lihat.

Gue merasa malu.

Lampu kembali berubah menjadi hijau. Motor bermerek Scoopy berjalan menerobos banyaknya kendaraan.

Gue gak tau mau bilang dari mana dulu.

Intinya gue dianter sama Zeora. Iya gadis yang berstatus adik Zevano.

Biasanya kan yang bonceng adalah anak cowo bukan cewe. Makanya tadi gue malu. Kek gak cocok aja cowo di bonceng sama cewe. Harga diri Lo kemana men?

Selama perjalanan menuju ke rumah hanya jalan yang gue liat.

Gue beri penerangan dulu. Bayangin Lo di anter sama temen pulang ke rumah. Terus orang yang anterin lo pendek bet. Sampe sampe yang Lo liat hanya jalanan bukan kepala orang yang bonceng Lo.

Tau gak sih rasanya?

Rasanya kayak gue yang nyetir cuyy. Sumpah, gue takut dibonceng sama ni cewe. Bukan takut jatuh atau gimana ya, hanya saja rambutnya beterbangan dan mengenai wajah gue. Takutnya gue makan.

Canda.

Setelah sekian lama gue melamun. Ternyata gadis itu sudah turun lebih dulu.

"Kita udah sampe." Jelas Zeora memperbaiki rambutnya yang mulai kusut.

Gue mengangguk pelan. Tunggu sebentar --

KOK NI ORANG TAU RUMAH GUE??!!

"Dari Zevano." Jawab Zeora seolah tau apa yang gue pikirkan. Gue hanya mengangguk sebagai jawaban.

Gue turun dari motor. Shh. Perasaan kaki gue gak kena pukulan semalam. Kenapa rasanya sakit sekali?

"Sini." Zeora mengajukan diri untuk membantu.

Gue gak tahu harus berbuat apa.

Gue dibopong sama orang yang lebih pendek dari gue. Ya rasanya sama aja pea, jalan sendiri.

Dilain sisi gue gak bisa nolak. Gue gak enak hati nolak perilaku dia.

Selama perjalanan menuju ke arah rumah bernuansa brown itu. Pandangan gue gak bisa teralihkan dari Zeora.

Dia perhatian.

Tanpa sadar gue tersenyum.

Ting... Ting

𝐀 𝐋 𝐎 𝐑 𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang