Yaudah!

2.3K 152 18
                                    


"Ma ma ma ma ma ..."

Reyna bertepuk tangan senang, ketika melihat sang mama. Tangisnya, seketika mereda.

Azizah melengkungkan sedikit senyumnya, tak kala melihat ibu dan bapak.

Reyna yang berada di gendongan papanya, tak sabaran meronta minta digendong sang mama.

"Ma ma ma ma ma ..."

Tanpa melirik ke suaminya, Azizah mengambil alih reyna. Lalu ia pamitan untuk naik ke atas, pada ibu dan bapak "aku bawa reyna naik dulu, bu pak"

Ibu dan bapak mengangguk mempersilahkan, tapi ibu dan bapak terlihat binggung, melihat anak dan menantunya yang sepertinya sedang tidak baik baik saja.

Arhan mengejar, ia mengikuti langkah istrinya "sayang buka dong, aku bisa jelasin semuanya" arhan menggedor pintu kamar.

Begitu masuk ke dalam kamar, Azizah kembali menutupnya. Memang sengaja, ia mengunci pintu kamar, agar suaminya tidak bisa masuk.

"Sayang ayolah, buka pintunya" pinta arhan.

"Sayang, kamu salah paham, semuanya nggak seperti yang kamu lihat, buka ya pintunya, kita bicara"

Entahlah sudah gedoran keberapa kalinya, dan sudah berapa kali arhan merayu. Tapi hasilnya nol, istrinya tak memberinya ruang sedikitpun. Terlihat, arhan mengusap wajah amat frustasi.

Dalam kamar, Azizah menangis sejadi jadinya. Rasa sesak yang di tahannya, kini tumpah ruah sudah.

Seperti paham kesakitan mamanya, reyna ikut mengangis kejer. Dia meronta, minta di peluk oleh sang mama.

Azizah tersadar, tangisannya seketika berhenti. Segera dia meraih reyna ke pangkuan "its oke reyna, mama baik baik aja kok nak" ujar Azizah menengkan, ia mengelus punggung reyna yang bergetar.

Tangis reyna mereda, menadah menatap sang mama lekat.

"Mama baik baik aja, reyna nggak boleh nangis ya nak. Lebih baik sekarang reyna bobo, nenen ya"

Mata reyna berkedip kedip, lucu sekali. Seolah mengiyakan perintah sang mama. Begitu sang mama mengeluarkan sumber nutrisinya, reyna segera melahapnya tanpa banyak drama.

Reyna tidur, segera Azizah merebahkannya di kasur, ia pun ikut merebahkan tubuhnya. Hati, badan, serta pikirannya sangat leleh. Menangis hanya menambah kesakitannya, lebih baik dia tidur saja.

Terbangun dari tidurnya, Azizah di suguhi oleh pemandangan yang begitu cantik. Yang sontak saja, berhasil melengkungkan bibirnya.

Senyum, serta tatapan lekat penuh cinta Shaka dan reyna, memanglah selalu berhasil menjadi obat dari segala kesakitan yang Azizah rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum, serta tatapan lekat penuh cinta Shaka dan reyna, memanglah selalu berhasil menjadi obat dari segala kesakitan yang Azizah rasakan.

"Morning cantik" sapa Azizah.

Senyum reyna makin mengembang, tangannya menarik baju sang mama.

"Mau nenen ? Mandi dulu ya, setelah itu baru nenen" ujar Azizah, dia bangkit dari tidurnya, mencepol rambutnya asal. Lalu, ia mambawa tubuh gembul reyna ke kamar mandi, untuk di mandikan.

Teman Hidup. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang