It's a baby girl's.

3.1K 134 17
                                    


Begitu mendapat pesan dari istrinya, serta di hubungi oleh ibu mertuanya. Arhan bergegas memesan tiket, untuk pulang malam ini juga. Untung saja penerbangan ke Jakarta ada, jadi dia bisa langsung terbang, menemui istrinya.

Perasan cemas, gelisah, dan takut, menyeruak di hatinya bersamaan. Tapi lantunan doa tidak pernah putus ia panjatkan, semoga Allah selalu mempermudah segalanya.

Saat taksi yang ditumpangi tiba dirumahsakit, arhan segera turun, dan berlari ke arah ruang kebidanan. Sesuai info yang didapatkan, kalau istrinya berada disana.

"Gimana abi ?"

"Azizah di dalem sama Umi, kamu kalau mau masuk, masuk saja, dari tadi azizah nungguin kamu"

Tanpa banyak bicara, arhan melangkah masuk ke dalam, ia amat sangat tidak sabar menemui istrinya.

"Mas"

"Sayang" arhan mempercepat langkah kakinya, dia mendekat ke arah istrinya.

"Aku baik baik aja mas, jangan nangis ah" ujar Azizah, menghapus air mata yang lolos di pipi suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku baik baik aja mas, jangan nangis ah" ujar Azizah, menghapus air mata yang lolos di pipi suaminya.

"Azizah baik baik aja han, ini udah pembukaan enam, nggak akan lama lagi, anak kalian lahir" Umi ikut menengkan.

"Makasih ya mi, udah jagain Azizah"

"Sudah tugas Umi. Pada saat Shaka lahir, umi nggak punya kesempatan untuk menemani"

Arhan mengangguk, ia fokus kembali kepada istrinya "sekarang apa yang sakit, hah ? Mau aku elus elus punggungnya sayang ?" Tanya arhan lembut.

Azizah mengangguk, mengiyakan.

Dengan sabar dan telaten, arhan mengelus elus punggung sampai pinggul istrinya, lembut dan pelan, dia sangat berharap, elusannya ini bisa meredakan semua rasa sakit yang sekarang ini sedang di rasakan oleh istrinya.

"Awsss... ini sakit banget mas" Azizah meremas tangan suaminya kuat.

"Sabar ya sayang" ujar arhan, dia menghapus peluh keringat yang tumpah di kening istrinya.

"Duh mas ini sakit banget mas" Azizah makin meremas dan mencengkam tangan suaminya, saat gelombang cinta terasa semakin dahsyat.

Arhan memeluknya, memberikan ketenangan "tenang, sabar, aku ada disini bersama kamu"

Kejadian empat tahun lalu, saat Shaka akan di lahirkan, kembali arhan lihat. Istrinya merasa kesakitan, dan dia tak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menguatkan saja.

Kalau memang bisa, mungkin arhan rela yang merasakannya, biarkan ia saja yang merasa sakit, jangan istrinya. Ya tapi sayangnya, tidak bisa.

"Saat Shaka nggak sesakit ini, ini kenapa sakit banget sih" keluh Azizah, ia sudah sangat tak kuat menahan rasa sakit dan mules yang hebat, terus merasa perutnya.

Teman Hidup. Where stories live. Discover now