Kesempatan, dalam kesempitan.

3.1K 105 10
                                    


Alhamdulilah, keadaan Shaka sudah membaik setelah di rawat inap selama dua hari di rumah sakit. Pagi tadi Shaka sudah boleh pulang, tapi anak manis itu menjelma jadi anak yang amat manja sekali, tak membiarkan mamanya lepas darinya sedikitpun.

Hari ini, hari pernikahan moza

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari ini, hari pernikahan moza. Awalnya arhan dan Azizah akan pergi menghadiri acara akad nikah moza siang ini. Tapi semuanya sirna, ya karena nak manis bener bener tidak mau lepas dari mamanya. Azizah pasrah, bagaimana pun saat ini, kesehatan anaknya lebih penting.

"Shaka udah nyenyak banget tidurnya, kalau mau pergi, pergi aja kak, keburu deh kayanya"

Azizah tak langung menjawab, melirik ke arah anaknya yang sedang tertidur nyenyak dalam dekapannya "nggak deh kayanya, mi. Ya takut nanti dia bangun terus nyariin kakak. Udahlah, kakak udah ngabarin moza kok, dan moza gak keberatan, dia memahami kondisi kakak kok"

"Yaudah kalau gitu. Umi tinggal ya"

Azizah mengangguk, mempersilahkan.

Kejadian kemarin, benar benar menyadarkan Azizah, ia baru sadar akan tanggungjawabnya yang begitu besar sebagai seorang ibu.

Melihat wajah tenang Shaka tak kala terlelap, sungguh menentramkan hati Azizah. Selama ini Azizah luput, memperhatikan hal hal kecil yang menentramkan tentang anaknya.

"Mau dipindah ke bawah gak ? Pasti berat deh" tawar arhan, saat masuk dalam kamar, melihat istrinya yang ditimpah tubuh gembul anaknya.

"Nggak usah, nggak berat kok mas"

Arhan mengangguk, lalu naik ke atas ranjang pelan, takut pergerakannya akan mengganggu tidur anaknya.

"Dua malam kurang tidur, lebih baik sekarang kamu tidur sayang"

"Kamu juga" balas Azizah, menyimpan ponsel kembali, tadi ada chat masuk dari temannya.

Arhan merebahkan tubuh, tangan dia masukan ke belakang kepala Azizah, agar tangannya jadi tumpuan kepala istrinya.

"Semoga, nanti malam Shaka mau di tinggal deh yang, biar kamu bisa datang ke acaranya moza"

"Kalau emang nggak mau di tinggal, kamu aja deh yang datang mas, mewakili aku"

"Nggak mau"

"Kenapa ?"

"Nggak enak lah yang, masa aku datang sendiri sih"

"Disana banyak temen aku yang kenal kamu mas, ngapain nggak enak sih"

"Ya aku maunya sama kamu" tungkas arhan.

Azizah berdecak, ia menghela nafas pelan. Pak suami nih bucin memang, kemana mana harus selalu berdua. Kalau Azizah nggak ikut, ya pak suami pasti menolak untuk hadiri.

"Soal rumah gimana mas ?" Sudah sebulan dia tinggal di rumah umi dan abi, rasanya tak enak kalau harus lebih lama lagi, amat merepotkan.

"Udah ada sih, harganya juga cocok. Tapi lebih baik kamu liat dulu, kalau emang kamu cocok, kita langsung melakukan pembayaran"

Teman Hidup. Where stories live. Discover now