Bandung!

2.3K 91 14
                                    



Moza yang gelisah karena telat datang bulan tiga hari, ehh saat ini Azizah yang ketar ketir.

Sekembalinya ke Indonesia, tamu bulanannya tidak kunjung menyapa, mungkin kalau moza tidak membahas, azizah tak akan engeuh. Dari kalender yang ada di ponselnya, sudah hampir dua bulan dia tak kedapatan tamu bulanannya.

Jujur, Azizah bingung. Banyak sekali hal yang ia takuti, ah semoga saja Tuhan masih berbaik hati padanya.

Melihat istrinya termenung, arhan mendekat, mengelus bahu istrinya pelan "Ada apa ? Kok ngelamun sih" Tanya arhan.

Azizah tersentak kaget, buru buru mematikan ponselnya yang menampilkan kalender jadwal datang bulannya.

"Kenapa hah ? Lagi ada masalah, cerita sama aku" tanya arhan lagi.

Seketika Azizah tersadar dari renungannya, dia harus terlihat biasa saja, jangan sampai arhan mencurigainya " gak ada apa apa kok mas, ini aku lagi liat launching brand terbarunya Dior" balas Azizah berbohong, ia memutar tubuhnya menghadap pada suaminya, menadah menatap suaminya yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Oh, aku kira kamu kenapa" ujar arhan, seraya tangannya terulur mengelus kepala istrinya.

Azizah menyunggikan senyum meyakinkannya, lantas ia menggeleng "gak apa apa mas, santai aja sih, tegang banget deh"

"Bukan tegang, aku takut kamu kenapa napa"

"Its oke, aku baik baik aja" kata Azizah, meraih tangan suaminya ke dalam genggamannya.

Arhan tenang, kembali menyunggikan senyum, dengan tangan yang lagi lagi terulur mengelus kepala istrinya lembut "Oh iya, besok kita ke bandung yuk, nengok ibu dan bapak, dari kita pulang ke Indo, kita belum kesana loh sayang"

"Ayo, Shaka pasti seneng deh ketemu abah dan ambu nya"

"Oke besok kita pergi pagi ya, biar gak terjebak macet"

Azizah mengangguk, menyanggupi. Walaupun agak sulit bangun pagi, tapi semenjak pindah rumah ini, mulai terbiasa, kan ia dibangunkan oleh pak suami.

"Shaka udah tidur ?" Semenjak pindah rumah, Shaka tidur di kamarnya sendiri.

"Udah, nih aku udah ada disini. Kalau belum, mana bisa aku keluar dari kamarnya sayang"

Azizah terkekeh, menggaruk keningnya yang tak gatal. Iya juga ya, eh kok bisa bisanya sih dia lupa.

"Tidur yuk, udah selesai kan liat launchingnya"

Azizah mengangguk, bangkit dari duduknya. Ia naik ke atas ranjang, di ikuti oleh arhan. Dan mereka berdua mulai memejamkan mata tidur, dengan bu Azizah yang mendusel nyaman pada pak arhan.

Pagi ini bukan arhan yang bangun lebih dulu, tapi Azizah. Saat adzan subuh berkumandang, ia terbangun, dan segera masuk dalam kamar mandi, ada sesuatu yang harus dia selesaikan.

"Sayang, kamu di dalam ?"

"Masih lama nggak, sayang ?"

"Yang, udah belum. Aku kebelet nih"

Arhan terus menggedor, dengan tergesa Azizah memasukan dua tespack yang baru di cobanya ke dalam laci yang ada di dalam kamar mandi, hasilnya belum muncul, tapi kalau benda itu di bawa keluar takut suaminya melihat, lebih baik simpan dulu saja.

"Lama banget sih, ngapain ?" Tanya arhan, dia masuk tanpa menunggu balasan istrinya.

Azizah menghela nafas pelan, menggelengkan kepalanya gemas. Kamar mandi ada tiga, kalau kebelet kenapa harus menunggunya sih, ya kan bisa pake kamar mandi yang lain, menyebalkan tuh pak suami, mengganggu saja!! gerutu Azizah dalam hati.

Teman Hidup. Where stories live. Discover now