BAGIAN TUJUH BELAS

Začít od začátku
                                    

"Letakan itu!" Titah Varren yang tak mendapatkan respon dari sang empu.

"KU BILANG. JANGAN MENDEKAT!" Peringat Alya yang semakin menusuk kulitnya. Membuat kulitnya tertusuk sedikit, dengan darah segar yang mengucur sedikit.

Terdiam dengan raut wajah yang berubah khawatir. Varren tidak takut jika Alya menusuknya, karena ia yakin! Gadis itu tidak akan berani menyakiti orang lain. Tapi, jika Alya mengancam dengan nyawanya. Ia seakan terjebak, tak bisa berkutik karena takut jika gadisnya itu melakukan hal nekat.

"AKU MEMBENCI KALIAN! AKU BENCI HIDUPKU! AKU BENCI KAU! KAU TELAH MENYENTUH DAN MELIHATNYA!! AKU MENJAGA SEMUANYA UNTUK LAKI-LAKI YANG AKU CINTAI! BUKAN KAU BRENGSEK!!" Teriak Alya yang mengundang kedatangan Devan, Celvin dan Cleo untuk memasuki kamar.

Menatap Alya dengan tangan yang maju, mereka berempat berusaha mendekat. Namun, Alya tak memberiarkan hal itu terjadi.

"BERHENTI DISANA! KALIAN IBLIS! KALIAN TELAH MERENGGUT KEBEBASANKU! KALIAN YANG HARUSNYA MATI! BUKAN AKU SIALAN!!" Tutur Alya dengan tatapan kebenciannya.

"Kalin telah membuatku menderita, hiks..." Isak Alya sebelum pingsan, dimana dengan sigap. Devan menahan tubuh mungil itu dalam dekapannya.

Mengangkat tubuh itu untuk dibaringkan ke kasur. Devan sempat menatap tajam manik hitam pekat milik Varren, sebelum membawa Alya keluar ke kamar kedua. Dimana pesawat ini memang memiliki dua kamar pribadi.

•••

Mengangkat tubuh Alya yang diselimuti seperti bayi. Celvin tersenyum tipis kala kakinya melangkah keluar dari bandara, dengan tiga sahabatnya yang mengikuti dirinya dari belakang.

Jangan lupakan pakaian mereka yang menarik perhatian, menggunakan pakaian serba hitam dengan kaca mata hitam yang bertengger manis pada hidung mancung mereka.

"Kapan mobilnya akan datang?" Tanya Celvin yang sudah berada diluar bandara. Dengan tiga bodyguard yang berdiri di samping mereka.

"Sebentar lagi tuan muda"

"Eng..." Lenguh Alya sedikit merasa terusik kala beberapa kendaraan yang lewat sedari tadi sangat berisik.

"Dimana kita?" Tanya Alya yang terlihat belum sadar sepuhnya, dimana tadi ia mengamuk layaknya orang yang tengah kesurupan.

"Dibandara" jawab Celvin singkat.

Mengangguk singkat, Alya kembali mencari posisi ternyamannya dalam gendongan Celvin. Menutup matanya kembali, karena kelelahan akibat ulahnya tadi di pesawat.

Alya pikir, ia harus membuat ke empat pemuda ini menurut dan patuh padanya terlebih dahulu, sebelum ia memulai usahanya untuk melarikan diri kembali.

"Kenapa? Lelah, hm?" Bisik Celvin pada Alya yang sudah menyembunyikan wajahnya, dibalik lehernya.

Mengangguk singkat untuk menjawab pertanyaan Celvin. Hanya butuh beberapa detik sebelum dengkuran halus Alya terdengar, membuat ke empat pemuda tampan itu tersenyum tipis. Senang karena gadis mereka menurut seperti ini.

Selang beberapa menit. Mobil hitam panjang berhenti tepat didepan mereka, membuat Calvin memasuki mobil tersebut terlebih dahulu, sebelum diikuti oleh ketiga teman dan bodyguard mereka.

Obsesi Devil'sKde žijí příběhy. Začni objevovat