BAGIAN TUJUH BELAS

Mulai dari awal
                                    

Menggertakkan giginya. Celvin rasanya ingin sekali langsung melempar Alya dari pesawat hingga terjatuh dan tenggelam kedalam laut sana.

Sedangkan Cleo yang masih terdiam, memperlihatkan senyum iblisnya.

"Kau mengharapkan apa? Kami menerjunkan mu dari atas sini?" Tebak Cleo. Membuat Alya membulatkan matanya tak percaya.

Bagaimana bisa Cleo mengetahui idenya itu? Tapi jika sudah begitu! Alya tidak akan menutupinya lagi.

"Iya! Aku ingin kalian melempar ku hingga MATI! Bagus kau menyadarinya. Maka lemparlah aku sekarang! Kalian merasa marah kan, karena aku telah menjelekkan Queen jalang kalian itu." Entah apa yang Alya ucapkan. Ia hanya dipengaruhi oleh amarahnya, hingga sekarang ia tak sadar telah menghina gadis yang bahkan belum Alya tahu latar belakangnya.

Mengepalkan tanganya. Varren dengan cepat bangkit dari tempat duduknya, membuka borgol pada tangan Alya, sebelum kemudian menggendong paksa gadis itu.

"YAAAKK!! LEPASKAN AKU BRENGSEK!" Teriakan Alya menggema didalam pesawat. Membuat para penjaga yang berada didepan pintu kamar dengan kacamata hitam bertengger pada hidung mereka hanya diam kala tuanya itu masuk.

"Kita lihat, siapa sebenarnya jalang disini. Kau telah menyebut Queen jalang kan? Maka itulah yang akan kami lakukan pada mu. Membuatmu menjadi jalang kami, bukan ratu kami!" desis Varren melepaskan paksa seragam yang masih Alya kenakan terakhir kali, karena dari hari itu. Ia sama sekali belum menyentuh air.

"TIDAK!! LEPASKAN AKU!" Berontak Alya berusaha terlepas dari cengkraman Varren pada kedua tanganya.

"Diam!" Tegas Varren yang sudah berhasil membuka seragam milik Alya. Hingga menampilkan bra hitam milik Alya.

Menangis sesegukan. Alya semakin keras memberontak. Tidak! Bukan ini yang Alya mau! Alya ingin mereka melempar Alya dari atas pesawat, bukan ini.

"Hiks. T-tideng" erang Alya dikala ucapannya yang ingin mengatakan tidak harus berubah menjadi desahan kala lidah Varren mulai menyapu kulit lehernya. Memberikan gigitan dan hisapan yang kuat disana.

"T-TOLONG" Teriak Alya merentangkan satu tanganya pada Devan yang hanya melihat dirinya yang akan diperkosa oleh Varren didepan pintu.

"A-aku mohon... Hiks" Isak Alya kala pintu kembali ditutup oleh Devan.

"L-lepasin GUE!" Teriak Alya memberontak. Mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong tubuh Varren hingga terjatuh kesamping kasur.

"Jangan mendekat!" Ancam Alya yang sudah memegang pisau buah yang berada diatas meja samping tempat tidur, mengarahkannya pada Varren yang sudah berdiri tegak.

Memegang pisau buah tersebut dengan kedua tangan yang bergetar. Alya tidak pernah dijamag oleh laki-laki sedalam ini. Dimana hal ini membuatnya begitu takut dan kalut.

"Kau ingin membunuhku? Dengan pisau buah? Ck ck! Letakan. Itu tidak akan berguna baby girl" ucap Varren mendekat dengan perlahan, membuat Alya semakin mundur dengan pisau yang masih ia pegang dengan erat.

"Jika kau mendekat! Aku akan menusuk jantung ku sendiri."

Berhasil! Varren tediam dengan tatapan menajam. Tak menyangka jika Alya sebarenai itu, hingga kini pisau tersebut sudah berada di kulitnya. Tepat pada bagian kiri, dimana jantungnya berada.

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang