"Ini resep obat dari saya, ini vitamin untuk penguat kandungan, untuk bapaknya ada yang mau di tanyakan?"

Ucap  dokter Alin yang tahu bahwa  Argala seperti ingin mengatakan sesuatu.

Argala pun berkata, "Anak saya, laki-laki atau perempuan dok?" Tanya Argala langsung, ia sangat penasaran biji kacang tadi laki-laki atau perempuan.

Dokter Alin terkekeh, "untuk itu belum di ketahui pak, karena kandungan masih menginjak 1 bulan setengah," jawab dokter Alin.

Aleta hanya mengangguk paham atas apa yang di katakan oleh dokter Alin, "Terima kasih ya, Dok. Saya mengerti."

"Sama-sama, di jaga kesehatannya ya, Bu. Karena janin masih terlalu rentan untuk keguguran."

"Keguguran?" Argala terkejut mendengar kata keguguran yang di katakan oleh dokter Alin.

"Benar, karena janin terlalu muda, maka dari itu pak, bantu ibu Aleta agar selalu makan tepat waktu dan selalu minum susu kandungannya, ya," tutur Dokter Alin.

"dan juga jangan mengerjakan hal-hal yang berat, itu saja pesan dari saya, dan juga jangan telat untuk pengecekan kandungannya, ya, agar tahu perkembangan janinnya."

"Terima kasih banyak, dok pemberitahuannya, kalau begitu saya permisi." Aleta pun berdiri dan di susul oleh Argala lalu mereka berdua pun keluar.

Setelah menebus obat Aleta di apotek, kedua pasangan itu pun masuk kedalam mobil. Argala masih terdiam ia memikiran biji kacang tadi, eh.. maksudnya janin Aleta tadi, yang benar saja sangat kecil.

"Kak? Kenapa?" Tanya Aleta yang melihat Argala terdiam.

Argala hanya menggeleng tidak, "Kita kerumah Bunda," kata Argala.

Aleta mengganguk, seperti Argala tida apa-apa, "ga bawa apa-apa?"

Argala menggerutkan keningnya, untuk apa?

"Mau bawa apa?"

"Ya... Kaya buah, roti atau sesuatu buat buah tangan," ujar Aleta.

Argala pun hanya menggangguk simpul menuruti permintaan Aleta.

"Aku mau Apel ya kak," seru Aleta yang tiba-tiba saja ngidam. Argala pun sama hanya menggangguk singkat.

"Sama soas tomat kayanya enak, beli saos tomat juga, ya."

Saat Argala akan mengangguk ia pun terkejut dan langsung menoleh kearah istrinya, "gak." Jawabnya tegas.

"Kok gitu... Kakkk... Saos tomat juga..." Rengek Aleta tiba-tiba seperti anak kecil.

kenapa gadis ini berubah menjadi anak kecil sekarang, Argala menghela nafas sejenak, "ya, nanti," finalnya agar Aleta tidak merengek lagi.

Mendengar hal itu pun Aleta langsung ceria.

✧✧✧✧

Akhirnya Aleta dan Argala pun sampai di depan gerbang ruang orang tua Argala.

Aleta yang menatap gerbang besar itu pun menjadi sedikit gugup, 'rumahnya gede banget!' seru Aleta di dalam hatinya.

Argala mengelakson gerbang besar tersebut hingga gerbang itu dibuka oleh satpam.

Argala emasukkan mobinya di depan rumah yang besar dan luas. Aleta rasanya semakin gugup, ini bukan rumah namun ini sebauh istana batin Aleta.

"Ayo.." ajak Argala.

"Hah?"

"Mau di sini terus, lo?"

Aleta menggeleng cepat, ia langsung mengikuti Argala yang turun dari mobil, gadis itu terus mengekori Argala dari belakang hingga mereka berdua masuk kedalam rumah.

Sungguh mewah saat masuk kedalam rumah Aleta di buat terpesona dengan dekorasi rumahnya yang terkesan mewah, yang benar saja? Tapi ini benar.

Dari tangga turun wanita paru baya yang mengenakan hijab lalu mendekati Argala dan Aleta untuk menyambutnya.

"Gala..." Panggil wanita itu lalu memeluk Argala, pelukan itu terasa seperti pelukan rindu.

"Bunda..." Argala oun yang membalas pelukan tersebut Argala juga rindu kepada bundanya.

"Kamu kaya lupa sama Bunda, udah berapa kali bunda nyuruh kamu untuk pulang," omel Bunda Argala—Arista.

"Maafin Gala, Bun."

Aleta masih terdiam di belakang sambil melihat kehangatan anak dan bunda di depannya.

Arista menatap kearah Aleta, ia langsung tersenyum hangat, "astagaa... Bunda lupa kalo udah punya mantu, sini sayang." Arista mendekat lalu memeluk Aleta hangat seperti anaknya sendiri.

Dengan senang hati Aleta pun membalas pelukan tersebut. Pelukan tersebut pun di lepas lalu Arista menatap Aleta sejenak, "mantu bunda cantik banget, ya!"

"Yaudah ayo... Kita keruang keluarga, bunda tadi masih masak, habis ini kita makan bareng-bareng, ya."

Aleta dan Argala mengganguk lalu mengikuti Arista menuju ruang keluarga.

"Gavi kemana, bunda?" Tanya Argala yang tidak menemukan batang hidung kembarnya itu.

"Gavi baru aja keluar tadi, katanya mau main. Argala, kamu masih sering main-main? Nongkrong atau balap-balapan lagi?" Tanya Arista, sambil mengangkat tangannya di pinggang.

Argala menggeleng, "nggak ya, Bun." Jawab Argala sedikit takut.

Arista menoleh kearah Aleta dengan wajah bertanya, "benar?"

Aleta mengganguk, "iya.. bener kok tante." Jawab Aleta.

Arista terkejut saat mendengar Aleta memanggilnya Tante, "kok panggil Tante? Kamu kan menantu bunda panggilnya bunda dong, jangan Tante ya sayang, bunda."

Rasanya Aleta ingin menangis mengapa ibu Argala ini sangat baik, ini adalah ibu mertua idaman.

Aleta mengganguk, "i-iya.. maaf B-bunda."

"Sip... Bagus."

♡ ♡ ♡

Siapa yang mau punya ibu mertua kata Aleta? Akuu... Hehe

Next?

---

Follow, vote, and Coment

---bersambung---

 ARGALAWhere stories live. Discover now