Alcyva tidak sendirian, ada tiga cowok yang mengikuti langkah gadis itu dari belakang dengan wajah penasarannya. Alkhan, Virzha, dan Scala nama ketiga cowok itu.

"Ada apa nih? Kenapa muka bos gue memar gitu, si Gavi juga kenapa?" tanya Virzha heboh, memang tidak ada bedanya dengan Kenzo.

Mereka yang berada disana tidak ada yang menjawab, apalagi Gavi dan juga Algaza yang saling melempar tatapan permusuhan.

"Kak Ano gapapa?" tanya Alna sambil menggenggam tangan kekar cowok itu.

Gavi menunduk melihat Alna yang tampak khawatir dengannya. Cowok itu menggelengkan kepalanya. "Gapapa."

"Al!"

"Kak Aza!"

Algaza dan juga Alcyva kompak berbicara bukan memanggil satu sama lain tetapi Algaza malah memanggil Alna. Tentu saja gadis yang berada disamping Algaza itu merasakan perih didalam hatinya.

"Akhh nyesek banget sial!" Kenzo dan juga Rifan meringis melihat itu, merasa kasian dengan Alcyva yang tidak dihargai keberadaannya.

Gavi menatap Algaza dengan senyum penuh kemenangan. "Dia milik gue, Za jangan egois!"

Gavi kemudian menarik tangan Alna untuk pergi dari sana, diikuti oleh Lingga dan juga Kenzo, sedangkan si kembar malah berjalan kearah Gavi entah apa yang akan mereka lakukan.

"Jangan ngejar seseorang yang udah dimiliki seseorang, Za!" peringat Rifan.

"Buka mata lo, liat kebelakang masih ada seorang cewek yang setia menunggu lo! Jangan sampai dia yang tulus pergi karena sikap lo!" ujar Rafin ikut memberikan kata-kata puitisnya kepada Algaza.

Algaza mematung mendengar perkataan cowok kembar itu yang kini sudah berlari menyusul teman-temannya. Terlihat begitu jelas, Alna yang memilih Gavi daripada dirinya yang notabenenya adalah sahabat sedari kecil.

Kapan lo inget, Alna? ~batin Algaza lirih

Tanpa memperdulikan teman-temannya, cowok itu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Membuat mereka mengumpat kesal.

"Bangsat, udah disamperin malah ditinggalin!" Scala menatap kepergian temannya itu.

"Cabut!" Alkhan angkat bicara kemudian mereka berjalan mengikuti Algaza.

"Ayok, Cy!" Scala menarik tangan sepupunya itu yang masih bengong.

Diabaikan 99 kali masih aja belum bisa kapok. ~batin Alcyva kembali merasakan sakit itu sendirian.

-tyhrgang-

Alna mengajak Gavi masuk kedalam UKS, gadis itu berjalan kelemar kaca yang berada disana kemudian mengambil kotak obat.

"Duduk dulu kak, biar aku obatin lukanya!" ujar Alna sambil mengajak Gavi duduk di sofa yang berada disana.

Alna meneteskan bitadine diatas kapas yang gadis itu genggam, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengobati ujung bibir cowok itu yang berdarah karena sedikit sobek akibat pukulan keras dari Algaza.

"Kenapa bisa gini sih kak? Kenapa berantem sama kak Algaza?" tanya Alna yang masih mengolesi bitadine dengan telaten.

"Lo pacaran sama dia?" Gavi malah bertanya kepada Alna.

Mendengar itu tak sengaja Alna menekan kapas yang berada diujung bibir Gavi, membuat cowok itu meringis karena lukanya yang ditekan.

"Awshh pelan-pelan La!"

"E-ehh maaf kak Ano!" Alna dengan cepat meniup luka itu membuat Gavi terkejut melihat perlakuannya.

Dengan cepat Gavi menjauhkan wajahnya karena terlalu dekat dengan Alna. Jika terus seperti itu bisa-bisa dirinya kebablasan nanti.

GAVIANO [hiatus]Where stories live. Discover now