Chapter 21

577 51 19
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 21

.

.

.

Suara hentakan langkah kaki bergemuruh kencang saat beberapa pesawat militer berhasil menurunkan pasukannya satu per satu melalui seutas tali yang tersambung kokoh pada pintu masuk pesawat itu. Prajurit dengan persenjataan lengkap dengan sigap langsung berbaris layaknya sebuah tembok pertahanan. Ketua utama mereka pada akhirnya berhasil mendarat dan langsung berdiri di barisan terdepan.

Daniel, Ia memperhatikan dengan seksama bangunan yang terlihat kacau akibat pertempuran yang telah berlangsung sebelum ia dan pasukannya tiba. Serangan dari berbagai pengendalian bergantian dilontarkan oleh para bender yang tengah sibuk saling menyerang satu sama lain, hingga mereka tidak menyadari kehadiran Hunters Bender di tempat ini.

Daniel kemudian memberikan sebuah isyarat pada salah satu prajuritnya untuk melemparkan bom asap yang telah mereka siapkan sebelumnya. Ini akan membuat bender-bender itu terkejut dan kuwalahan layaknya lalat yang menerima pembasmi serangga. Prajurit itu menganggukkan kepalanya dan segera membuka kuncian bom asap tersebut. Asap telah keluar, dengan cepat prajurit itu melemparkan bom tersebut dan seketika itu asap besar keluar membuyarkan konsentrasi para bender. Mereka mulai terbatuk dan merasakan sesak di dada mereka.

"Sekarang saatnya. GO!" teriak Daniel memerintah seluruh pasukannya.

Mereka seketika berlari dengan gagah memasuki medan pertemuran bender. Tidak ada diantara mereka yang mengkhawatirkan kepulan asap beracun itu karena full face masker yang mereka pakai. Kini mereka hanya fokus untuk melumpuhkan dan menangkap bender sebanyak yang mereka bisa. Tak terkecuali dengan Elang dan Zee meski saat ini hati keduanya tengah bergemuruh antara melaksanakan tugas mereka atau tidak.

Elang dan Zee saling menatap ragu saat mereka mengangkat senjata mereka sambil berlari memberondong para bender itu dengan tembakan. Elang meyakinkan Zee untuk tidak membangkang kali ini atau semua yang telah mereka rencanakan akan terbongkar. Zee mengerti. Ia menarik nafas panjang dan mulai melayangkan beberapa tembakan pada bender dengan menargetkan bagian yang tidak akan mengakibatkan sesuatu yang fatal.

Number NineWhere stories live. Discover now