17. Moving Backwards

112 19 1
                                    

Syuting diakhiri pada jam satu malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Syuting diakhiri pada jam satu malam.

Yeonjun dan Yeji berkumpul kembali dengan sisa kru di titik pertemuan awal. Dohyeon berpencak menyaksikan keakraban mereka, segera menyempilkan diri diantara Yeonjun dan Yeji gamblang. "Oppa kenapa tinggalkan aku dengan dua lelaki pengecut itu di rumah hantu?!!??!!" Ia berkacak pinggang, hidungnya kembang kempis. Terlihat betul-betul keki.

Yeonjun hanya cekikikan santai, "Ya lalu kau mau ditemani oleh tiga lelaki pengecut?" Ia timpali tak acuh, kemudian berkedip singkat pada Yeji.

"Tadi Bongseok dan Kenta perlu kutarik-tarik keluar karena benar-benar tidak mau bergerak! Menyusahkan!!! Bahkan hantunya mengasihaniku!" Protes Dohyeon, kini sudah menggelayuti lengan besar milik Choi Yeonjun. Bersikap protektif, pun melupakan kehadiran wanita di sebelahnya yang kini hanya tersenyum paksa.

Yeonjun kembali tertawa, terus berjalan bersama Dohyeon, tak berhenti maupun menengok ke belakang ketika Hwang Yeji hentikan langkah seirama mereka. Dari kejauhan itu, ia membingkai Choi Yeonjun dan Kim Dohyeon dalam satu layar paripurna.

Hatinya masih berdebur lebih keras dari pecahan ombak dan kupingnya berdetak seperti diaraki semut-semut pembawa gula. Ia mereka ulang kejadian beberapa jam lalu. Ia menyimpannya lekat-lekat di hati.

Bencilah aku terus, Yeji-ssi.

Berani-beraninya pemuda Choi itu berutara dengan semburat wajah merah malu disertai mata sendu yang merayu, manis dan begitu memabukkan namun justru kini nyaman dipeluk oleh wanita lain disamping.

Bisa-bisanya pemuda Choi itu membagi tawa luar biasanya dengan wanita lain, saat ia berkata bahwa Yeji harus terus memikirkannya di kepala. Yeji sudah melakukannya, tapi mengapa begitu menyakitkan?

Matanya beralih pada PD-nim yang berbisik pada kru kamera untuk kembali menyalakan kamera demi merekam momen Yeonjun dan Dohyeon. Dilema besar melanda hatinya. Ia tak tega menyakiti hati Dohyeon juga. Biarlah ia yang sakit. Biarlah ia yang mundur.

Ceritanya dan Yeonjun sudah selesai. Sebaiknya, terus begitu hingga akhir cerita, bukan?

Rasa cinta itu butuh pengorbanan. Yeji rasa, membenci Choi Yeonjun adalah cara terbaik untuk tak begitu menyakiti dirinya. Bukankah ini situasi win-win yang menguntungkan untuk semua orang?

Yeonjun harus berhenti bersikap baik padanya. Yeji tak kuasa menahan diri untuk tidak lebih lagi terjatuh dalam kedua mata cantik itu.

"Yeji-ah! Fireworks!" Seru Jessi eonni menunjuk langit malam.

Celak antologi petasan menggores hitam yang polos, seketika merajut berbagai ragam warna dan cahaya. Kembang api kedua dan ketiga mengikuti tanpa jeda. Indah semburatnya menghiasi tiap-tiap hati. Dalam euforia sesaat, Yeji melancangkan diri untuk sekali lagi menilik pada Choi Yeonjun jauh di depan.

VarietYou (VU)Where stories live. Discover now