14. Can You?

138 19 1
                                    

"Sini, biarkan aku menentengnya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sini, biarkan aku menentengnya sendiri." Hwang Yeji menaruh telapak diatas permukaan ransel yang bertengger manis di punggung Choi Yeonjun. Mereka baru saja sampai di Säffle, Swedia, berkendara dengan mobil sewaan selama beberapa jam demi mencapai lokasi syuting di pinggir area kamping berdanau luas.

"Tidak usah." Choi Yeonjun menghindar.

"Ayolah. Aku bisa membawanya sendiri, Yeonjun-ssi!"

"Kalau aku tidak mengizinkan, bagaimana?" Sang pemuda terus berjalan, tak sekalipun membiarkan Yeji membawa yang berat-berat selagi menapaki jalan menanjak demi mencapai tujuan. "Huh. Sok kuat." Yeji mendecih bercanda.

Choi Yeonjun hanya tertawa dan melendungkan otot tangan, sengaja menonjolkan otot bisepnya yang luar biasa terbentuk. Hampir seutuh kepala Yeji, jika ditilik.

Mencapai perbatasan masuk area kamp, mereka disambut oleh beberapa mobil polisi yang terparkir manis. Beberapa anggota kru terlihat hilir mudik dengan sibuknya, mengisi area dengan hingar bingar bising.

"Apa yang terjadi?" Yeonjun persis mengvokalkan pertanyaan di benak Yeji.

"Kalian!" Bongseok muncul diantara banyak pasang kepala yang hilang dalam perkara masing-masing, menerjang kerumunan dan berlari kilat penuh senyum lega.

"Biar kubawakan." Ia mengambil salah satu dari tiga ransel yang Yeonjun gendong, berbalik pada Yeji penuh kerut menggemaskan di dahi, "Noona ini konyol sekali! Sangat berbahaya apa yang Noona lakukan!"

Yeji sumbing menggaruk-garuk kepala, tertawa tak enak dan membungkuk-bungkuk cepat. "Maafkanlah Noonamu ini. Aku betul-betul merasa bersalah."

Yeonjun menepuk punggung pemuda itu, "Jangan buat Noonamu tertekan hei. Terpenting Noonamu sudah aman bersama kita lagi." Ia melempar senyum menenangkan kepada Yeji. "Tapi ... sebenernya apa yang terjadi selagi kita tak ada?"

"Ah itu ..." Bongseok melabuhkan pandang jauh ke depan, digigit bibir kala otaknya mencari-cari kata. "Sebetulnya ketika kalian ti——"

"Oppa!" Tak disangka, Dohyeon datang menerjang Choi Yeonjun dengan pelukan erat, hampir menumbangkan pemuda tersebut beberapa langkah ke belakang. "Dohyeon?? Ke ... kenapa???" Yeonjun berujar panik. Mencuri pandang kepada Yeji yang sama terkejutnya.

Dohyeon menengadah penuh air mata di pelupuk retina. Wajahnya merah sempurna, pipinya dihiasi perban luka baru. "Aku membutuhkanmu, Oppa!"

Bongseok menghela napas, akhirnya menjelaskan. "Kami ... kembali diserang."

"Apa!?"

Dohyeon akhirnya memperhatikan kehadiran yang lain selain Choi Yeonjun, berbalik menghadap Yeji yang berdiri beku. "Selagi kalian menghilang, aku dan Hyeonji kembali jadi sasaran si brengsek itu!" Dadanya naik turun penuh amuk, gulir derai air mata kembali memuncak di permukaan kelopak.

VarietYou (VU)Where stories live. Discover now