7. The Pepero Game

116 17 1
                                    

"Oppa!!! Kyaa!!" Dohyeon bertempik tak karuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oppa!!! Kyaa!!" Dohyeon bertempik tak karuan. Serangga hutan mendarat tepat di atas bokongnya. Raungannya tak lepas dari bibir, begitupun genggaman erat tangannya pada Yeonjun yang bukannya membantu, justru menjadi bagian dari yang berteriak histeris. "Kyaaa! Dohyeon menjauhlah dariku!!!"

Gelak tawa dilepaskan, bahkan Hongseok hampir terpeleset saking terpingkal-pingkal. Pada akhirnya, Bongseok mengusir serangga itu pergi dengan trik aneh andalanya. "Cukurukuk! Cukurukuk!" Teriaknya sembari mengibas-ngibas udara di sekitar serangga tersebut.

"Wahh~ Apa ini? Bongseok si Tabib Serangga, kah, identitas aslimu?" Semua kembali tertawa.

Mereka tengah melakukan syuting di area haiking Skavdalsfjellet, selagi musim belum mencapai dingin spektakuler. Bulan Oktober adalah bulan terbaik untuk berlibur di Norwegia, sebab musim puncak berturis baru saja berakhir. Keadaan begitu tenang dan mengakomodasi. Yeji sendiri menemukan dirinya sedikit terlalu menikmati jadwal kerjanya yang ini. Terasa lebih seperti liburan daripada bekerja.

Walau begitu, ia jadi bertanggung jawab untuk keberlangsungan semangat kelompoknya yang didominasi oleh orang-orang gampang lelah penghuni rumahan. Lihat saja, Kenta harus Yeji tuntun kemana-mana karena rajukan berlebihnya. "Apakah kita sudah sampai??" Tanyanya setiap dua puluh langkah.

"Akan sampai jika kau berjalan sendiri dan tak perlu ditarik-tarik, Kenta-ssi." Yeji berujar.

Kenta merengut. "Apa aku minta gendong Yeonjun hyung saja, ya???"

"Enak saja! Jalan sendiri!"

"Huh ... melelahkan~~"

Yeji mencuri pandang kepada Yeonjun di barisan depan. Pria yang di suhu rendah pun masih mampu mempertontonkan bisep besarnya dengan kutang dan celana pendek, tak lupa kupluk kesayangannya itu. Sejak petaka kebakaran dua hari silam, mereka belum mengobrol lagi. Dohyeon semakin gigih mendekati, sedangkan Yeji dibenahi oleh kelalaian berkamping Kenta dan Bongseok (yang perlu ditegaskan sekali lagi, adalah anak rumahan akut).

Sejak krisis iklim di tahun 2023, matahari di puncak terasa berlebihan teriknya. Sungguh panas dan menyakitkan. Mereka berhenti di puncak, segera menggelar perhentian sementara dari karpet-karpet serta dudukan sederhana.

"Bengong terus. Lihatin apa, sih?" Baru saja Yeji lamunkan, pria yang membayang-bayangi pikirannya itu muncul di sebelahnya, menyodorkan botol air dingin di pipinya sengaja. Lantas Yeji terperanjat mundur, dikejutkan oleh sengat dingin di pipi. "Yeonjun-ssi! Bahaya tahu!" Ia meraih botol itu.

Yeonjun hanya terkekeh-kekeh hingga matanya menghilang ditelan pipinya sendiri. "Minum, gih. Kalau pingsan karena dehidrasi, nanti kasihan yang membopong," ia menyentil dahi Yeji gemas, "keberatan!"

"Yeonjun-ssi!" Yeonjun keburu melesat pergi.

Dohyeon datang menghampiri Yeji. "Yeji-ah~~ Boleh kuminta airmu?"

VarietYou (VU)Where stories live. Discover now