11. Wait ... What?

132 19 7
                                    

Tinggal tersisa dua episode yang perlu direkam di Norwegia sebelum mereka menuju negara selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggal tersisa dua episode yang perlu direkam di Norwegia sebelum mereka menuju negara selanjutnya. Syuting tetap berjalan seperti biasa, mengabaikan situasi renggang akibat tuduhan beberapa saat lalu. Hyeonji mulai menolak kehadiran Yeji, sebanyak apapun penjelasan yang Yeji berikan. Namun, profesionalitas tetaplah profesionalitas. Di hadapan kamera, keadaan tetaplah seperti biasa.

"Pukul Yeonjun-ah, pukul! Tumbangkan!" Pekik kelompok satu begitu heboh berkobar semangat. Bagaimana tidak? Di permainan Fight on A Log yang diadakan dipinggir danau dan diatas sebatang kayu panjang yang tertanam beberapa sentimeter di atas permukaan air, Yeonjun sudah menumbangkan setiap oponen tim lawan. Aksi pukul-memukul dengan bantal miliknya, menjadi yang terbaik diantara yang lain.

Namun kini, ia justru hanya tertawa-tawa konyol menyerahkan diri dipukuli bantal Yeji ganas. Kelompok satu saling menatap emosi. Mereka mulai menunjuk-nunjuk langit gondok.

"Yaa! Yeonjunie! Kenapa malah tertawa?!?! Cepat tumbangkan!"

"Aku sedang mencoba!" Kendati begitu, ia hanya mengangkat bantal sekilas untuk memukul udara lapang, kemudian kembali membiarkan wanita di hadapannya itu memukulinya puas. Bokongnya semakin merosot ke kanan.

"Hoi! Cobalah lebih keras!!"

"Tidak bisa! Lawanku terlalu kuat, bisa lihat tidak??!!"

"Hoi! Kau mengalah pada wanita yaa?!!" Hongseok sampai berkacak pinggang.

Tawa Yeonjun menggelegar lebih nyaring ketika Yeji menghujamkan pukulan bertubi pada dada bidangnya.

Dohyeon senewen jadinya. "Aish! Kenapa malah tertawa-tawa bahagia begitu sih?!"

Yeji sebagai sang pemukul pun tak kalah nanar menatapi keanehan musuh yang justru seperti kelewat menikmati ia pukuli. "Kalah kau! Kalah!"

Dengan senang hati Yeonjun lakukan. Suara 'byur' keras serta guyuran air kencang menghampiri seluruh anggota yang berada di danau. Yeji mengacuhkan fakta bahwa Yeonjun baru saja berujar, "Oke," secara pelan padanya sebelum menerjunkan diri telak masuk ke dinginnya danau. Yeji menggeleng resah. Apa dia sudah gila??!!! Pikirnya.

"MVP player Choi Yeonjun kalah oleh Hwang Yeji dari kelompok dua!" Sang sutradara mengumumkan dari balik kamera pemantau.

Olok-olokan amarah terdengar dari kelompok seberang. Oknum yang digandrungi amukan warga menyungging senyum tertulus, mungkin bentuk lapang dada menerima kekalahan ... atau sedang buta cinta saja pada dasarnya.

Pemain berganti, Yeonjun dan Yeji menepi di ujung danau. "Aw! Untuk apa itu???" Yeonjun merajuk kala cubitan gadis setinggi dada di sebelahnya menyelekit sakit. Yeji memaksa matanya melotot (walau sebetulnya tidak berbeda dengan biasanya) dan berkata, "Kau bisa tidak bersikap normal saja?!"

"Normal?? Aku cukup normal, tuh??"

"Maka kontrol cekikikanmu dan bermainlah dengan benar!"

"Aku sudah bermain dengan benar!"

VarietYou (VU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang