16. Hate Me All You Want

126 20 1
                                    

■ TAPE 5240RECORDING

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TAPE 5240
RECORDING . . .

"Kita sedang berbaris untuk memasuki rumah hantu!" Kenta heboh mengumumkan pada kamera kecil yang ia genggam kemana-mana. Mereka berbondong-bondong berbaris masuk ke rumah hantu masif di taman hiburan.

Bongseok pucat duluan, sedangkan Yeonjun mengetuk-ngetuk kaki cemas. Dasar pria-pria penakut! Yeji tahu betul bahwa pria Choi yang kini celingak-celinguk gelisah adalah penakut terbesar yang cengeng dan gampang terkejut. Yeji jadi lupa untuk sesaat bahwa ia perlu menjaga jarak, sebab ekspresi di wajahnya itu begitu lucu!

Lihatlah gurat cemas yang menggoresi dahinya. Yeji jadi tertawa sendiri.

"Oppa, jangan pergi dari sisiku, ya?" Dohyeon menarik Yeji kembali ke kenyataan. Hatinya tergores pedih realita, sadar bahwa ia salah jika berpikir bisa menikmati sedikit waktunya bersama pemuda Choi.

Yeonjun mereguk ludah susah payah. "Tidak akan."

Giliran mereka datang. Yeji dihentikan oleh petugas antrean ketika batas maksimum peserta rumah hantu sudah terpenuhi. "Maaf, Nona. Nona ikut di rombongan selanjutnya saja, ya?" Kata sang petugas dalam bahasa inggris kental, mengerti bahwa Yeji adalah seorang turis yang mungkin tak mengerti bahasa Swedia.

Yeji dihadang, tak bisa menyusul Bongseok, Kenta, Dohyeon, serta Yeonjun yang sudah duluan diboyong masuk oleh massa di depan. Teriak pun suaranya habis ditelan sorai ramai taman hiburan.

"A ... aku akan menunggu disini saja!" Laung Yeji, menjinjit lambai-lambaikan tangan walau yang ditujui tak menoleh ke belakang sama sekali. Mungkin sudah ciut hati melihat horror seyojana mata.

Berakhir hanya dengan kamera GoPro kecilnya, Yeji memutuskan untuk mencari hiburan lain dikala menunggu. Lagipula, ia butuh menyegarkan pikiran, halau perih paripurna yang masih berkedut kuat, dominasi keadaan hatinya. Yeji membawa dirinya ke area stan permainan yang ramai disesaki oleh pasangan-pasangan romantis. Ia kembali menghela napas.

Ia tahu benar, ia jahat. Mendendang benci di atas rasa sayang yang jelas terpancar. Mengatakan segala yang bukan cerminan isi pikiran. Dan terpenting, menyakiti hati Choi Yeonjun (ini menerka saja, sih).

Padahal pemuda pemilik karunia kesembuhan yang tindak tanduknya buat Yeji merasa jadi wanita paling beruntung di dunia itu sudah bukan salah lagi, seorang yang sangat berharga, ia damba, dan ia inginkan. Tapi malang nasib.

Gegabah jadinya jika ia terus melawan perintah langsung manajer serta menganggu kelancaran rencana gimmick acara realita ini. Yeji perlu menegaskan tekad dan memegang teguh pendiriannya. Yakinkan diri bahwa ia benar-benar membenci Yeonjun.

Begitu menginginkannya sampai ia membencinya.

"Hello, miss! Wanna come play?" Seorang penjaga stan terdekat, mengajaknya bicara. Alihkan penuh atensi Yeji dari lamunannya. Yeji menghampiri, merasa perlu setidaknya bersopan santun.

VarietYou (VU)Where stories live. Discover now