Bab 45. ITU SAJA ISINYA?

Start from the beginning
                                    

Aku nanti mempelajarinya di ruang kerjaku sajalah. Sekarang pulang dulu saja. Lagian aku harus sampai duluan sebelum Bee. Aku tidak tahu kertas apa yang dia tulis di sana.

Reiko teringat sesuatu yang tadi diletakkan di kamarnya oleh Aida.

Kertas yang membuatnya cukup penasaran dan memilih untuk cepat-cepat kembali ke apartemennya.

Dia tidak mau sampai ada keributan baru dengan wanita yang sangat dicintainya itu. Apalagi hubungannya dengan Brigita juga belum terlalu baik. Wanita itu seakan masih belum percaya dengan yang dikatakan Reiko.

Syukurlah aku sampai lebih dulu daripada Bee. dan perasaan Reiko jadi lebih baik ketika dia membuka pintu apartemennya di dalamnya masih kosong.

Lagi pula kalau Brigita memang sampai lebih dulu dia pasti akan ribut sekali dan menelepon Reiko berkali-kali.

Baiklah aku harus mengamankan kertasnya dulu.

Reiko tak menunggu lama. Saat sudah masuk ke dalam apartemennya tujuannya adalah lantai dua kamarnya tempat di mana dia melihat sendiri kalau Aida menaruh sesuatu di kamarnya itu

Secarik kertas. Dan itulah yang sekarang dipegangnya dan sedang dibacanya

[Maaf aku tidak mengganti spreinya. Aku hanya merapikannya saja karena aku tidak tahu di mana harus mengambil spreinya dan aku tidak tahu berapa kali dalam seminggu harus ganti sprei.]

Jadi dia hanya ingin memberitahukan ini?

Ada senyum tipis di bibir Reiko membaca apa yang tertera di kertas tersebut.

Aku pikir dia mau menulis apa. Hanya menanyakan sprei?

Yang satu itu memang Reiko tidak memberikan pesan-pesan padanya.

Karena itulah wajar jika Aida memang tidak tahu.

Masih berada di kamarnya dan masih memegang kertas itu

Aku singkirkan ini dulu saja. Dan mungkin aku memang harus menjelaskan kepadanya?

Reiko sampai geleng-geleng kepala

"Harusnya dia mencari di ruangan walking closet, sudah jelas di sana ada bed cover dan juga sprei."

Tak salah memang Reiko bicara begini. Tapi Aida memang tidak membuka-buka sama sekali. Dia tidak mau mengambil apapun yang ada di sana walaupun sprei itu memang ada di sebuah lemari kaca. Jadi terlihat dari luar.

Tapi apakah Aida yang sedang bersih-bersih harus mengamati satu persatu lemari kaca itu?

Tidak kan. Apalagi memang dia muak sekali untuk berlama-lama di kamar itu.

Kalau bukan karena adik-adiknya dia tidak akan pernah mau melakukan hal ini.

"Biar aku perjelas sajalah. Supaya dia tidak menulis seperti ini lagi. Kalau Bee yang sampai duluan bisa mengomel lagi dia."

Setelah memperingatkan dirinya soal ini Reiko yang tadi sudah menaruh tasnya sembarangan di kamar itu dia pun berjalan keluar setelah tadi juga mengantongi lembaran kertas yang ditaruh oleh Aida di kamarnya.

Dia tidak menyimpannya di meja lagi, tidak membuangnya juga tapi kini justru malah melangkahkan kakinya menuruni tangga.

"Oh ya apa yang dia belanjakan hari ini ya? "

Reiko pun menuju ke arah dapur. Dia ingat sesuatu tentang Aida sehingga mengeceknya di sana

"Dia sudah makan belum ya? Tapi di sini tidak ada bekas-bekas makanan. "

Reiko mengamati semua isi di dapur itu.

Memang tidak ada satupun yang terlihat kotor

"Mungkin nanti aku cek dulu. Apa dia makan sesuatu atau tidak."

Ya karena tadi dia tidak lagi melihat CCTV kan?

Sudah terlalu sibuk dengan Sandi dan tak lama kekasihnya menelepon.

"Tapi di sini tidak ada belanjaan online apapun, hanya yang kemarin saja."

Reiko jujur saja bingung apakah Aida sudah makan atau belum.

"Heish, kalau dia sakit dia akan menyusahkanku. Apa iya dia cuman makan makanan yang dibawanya ke kamar dan air putih itu?"

Reiko tak tahu tapi dia ingin cepat-cepat ke kamera Aida untuk menanyakan ini.

Lagi pula dia ingin mengkonfirmasi sesuatu soal kertas itu bukan?

Namun sayangnya sebelum dia melakukan itu

Tiiiit

Seseorang memasukkan PIN apartemen yang membuat dirinya berdiam di tempat saat seorang wanita masuk dan melihatnya baru saja keluar dari dapur.

"Jangan bilang kamu melangkah ke sana mau pergi ke kamarnya, sayang."

Bidadari (Bab 1-200)Where stories live. Discover now