Bab 135. YANG PERTAMA

45 2 1
                                    

"Aku yakin kamu pasti senang banget denger kabar ini," seru Reiko saat teleponnya sudah tidak lagi tersambung dengan Endra.

Tak berlama-lama, Reiko langsung menghubungi seseorang yang sudah tak sabar ingin diberitahukan tentang cerita itu. Dering telepon itu seakan membuatnya semakin tak sabaran.

"Ayolah angkat Bee," ucapnya yang memang sudah ingin cepat-cepat memberitakan semua hal positif yang didapatkannya pagi itu.

Brigita: Halo sayang?

Reiko: Bee aku dapat kabar bagus!

Reiko sangat antusias sekali menyapa kekasihnya. Tapi itu justru hanya membuat Brigita tersenyum sambil berbisik:

Hah, aku sudah yakin sekali kalau aku sudah mengancamnya seperti tadi, otaknya baru bisa jalan. Dia ini lemotnya ga bisa ditolerir kadang. kalau tidak dipaksa dia tidak bisa berinisiatif.

kesal Brigita di dalam hatinya. Namun kini kabar positif yang disebut Reiko sudah berhasil membuatnya tersenyum sambil Brigita menaruh gelas yang tadi airnya diseruput saat mendengar ucapan reiko.

Brigita: Oh ya? Apa itu?

Suaranya terdengar sangat jernih dan merdu. Membuat Reiko tentu saja semakin bersemangat untuk menceritakannya.

Reiko: Aku rasa aku akan segera dapat modalnya, Bee.

Sudah kebayang kan bagaimana rasa antusias yang keluar dari kata-kata itu seharusnya bisa menggugah hati seseorang ikutan bahagia.

Baru segera. Ternyata belum dapat, ish.

Kesal di wajah Brigita menunjukkan ketidakpuasan dari apa yang didengarnya bahkan Brigita memutar bola matanya menunjukkan kemalasan untuk melanjutkan bicara.

Tapi

Brigita: Oh ya? Dari siapa itu sayang? Apa Reyhan? Wah, tak masalah kalau masih segera. Lagian project-nya juga belum berjalan dan kalau memang sudah ada pandangan siapa yang bisa kita ajak kerjasama itu lebih bagus. Mungkin kita bisa mengikat Tommy dengan menandatangani perjanjian agar dia tak memberikan ini pada pihak lain.

Kenapa dia tidak memberikan selamat padaku dulu? Sebenarnya mendengar penjelasan Brigita barusan ada yang kurang dalam hati Reiko. Seperti tidak dihargai dengan kata selamat atau terima kasih.

Tapi

Ah, mungkin saja dia masih stres karena kepikiran masalah modal ini. Dari dulu dia kalau punya keinginan selalu saja memendam sendiri sampai kadang-kadang sakit, bisik hati Reiko yang mencoba memaklumi kekasihnya sambil dia bicara seperti ini.

Reiko: Ya untuk urusan itu kamu bisa nanti mengurusnya dengan Sandra dan Tommy. Dan aku akan mempelajari draftnya sebelum kamu kirim padanya dan sebelum kita tanda tangan, aku ingin membacanya dulu.

Brigita: Iya, aku akan mengurusnya. Oh ya kamu belum menjawab dari siapa kamu dapat uangnya? Apa dari Reyhan?

Karena kata terima kasih dan ucapan selamat itu tidak dijawab makanya Reiko memang tidak fokus ke pertanyaan itu.

Reiko: Oh, maaf sayang. Aku tadi dapet dari Kakekku

Brigita: Apa?

Tentu saja Brigita tertegun ketika mendengar ini.

Brigita: Bagaimana mungkin bisa?

Ekspresi suara percaya tak percaya yang tentu saja sudah dibayangkan oleh Reiko. Jelas membuat dirinya tersenyum simpul.

Reiko: Nanti kalau kamu sudah pulang, aku akan menceritakan bagaimana ini semua bisa terjadi, Bee. Ada beberapa syarat yang harus aku penuhi dulu. Dan aku yakin juga optimis ini bisa aku selesaikan secepatnya dan kita bisa dapat modal sebelum project itu dilepaskan oleh MTC. Haah, tinggal memastikan apakah memang Tommy mendapatkan tender itu atau tidak.

Bidadari (Bab 1-200)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang