Cemburu? (21+)

4K 37 3
                                    

Hari ini anggota kerajaan Skydrum nampak sibuk dengan persiapan pertemuan dengan sebuah kerajaan untuk membicarakan jalinan kerja sama mereka. Entahlah Alessia tidak tahu kerajaan siapa yang dimaksud, bukan Zephora tentunya.

Alessia tahu acara ini tidak melibatkan dirinya, namun ia ingin tampil maksimal seperti saat dulu masih di Zephora. Ia mengenakan gaun putih panjang berlengan panjang dengan bagian dada sampai pergelangan tangan transparan dan menggembung di bagian tangan. Alessia bersyukur Zarvan memberikan gaun-gaun yang super cantik. Ah, Zarvan memang misterius. Lelaki itu terkesan tidak peduli, namun diam-diam memperhatikannya.

Rambut Alessia dikepang dan digelung dengan rapi, menyisakan beberapa helai rambut di sisi kepala. Tak lupa, ia mengenakan mahkota bunga dari Felicia karena ia akan bermain dengan putri kecil itu di halaman belakang. Ia tak ingin tamu kerajaan mengetahuinya.

"Ibu peri!" teriak Felicia kegirangan dan berlari menuju Alessia yang baru sampai di halaman belakang.

Alessia menyongsong Felicia dengan tertawa riang. "Apa kabar putri kecilku yang cantik ini?" tanyanya dengan memeluk Felicia.

"Aku baik. Bagaimana denganmu, Ibu Peri?"

"Seperti yang kau lihat," jawab Alessia dengan tersenyum, "Oiya, sesuai janjiku, aku punya hadiah untukmu."

"Apa itu?" tanya Felicia antusias.

"Taraa!" Alessia menyerahkan sebuket mawar putih yang dirangkai dengan begitu cantik untuk Felicia. "Bunga yang cantik untuk putri kecilku yang super duper manis."

"Indah sekali!" ucap Felicia saat menerima bunga itu. "Terima kasih, Ibu Peri! Aku suka!"

"Baguslah kalau kau menyukainya," ujar Alessia sembari menjawil hidung mungil Felicia.

Mereka pun bermain bersama dengan tawa bahagia. Para pengawal yang menjaga halaman dan area istana bagian belakang begitu terpana melihat kecantikan Alessia. Mereka berpikir Alessia pantas menjadi pasangan lordnya.

"Apa yang kalian lihat?!" tanya suara yang begitu dingin dan menusuk hingga membuat para pengawal itu merinding. Mereka berbalik dan langsung membungkuk.

"Maafkan kami, Lord,"

"Sekali lagi kalian lengah menjalankan tugas kalian menjaga area ini, kalian akan tahu akibatnya!" ancamnya.

"Baik, Lord."

Zarvan sempat melihat wajah cantik Alessia yang sedang tertawa bahagia bersama Felicia. Entah mengapa hatinya bergetar melihat pemandangan itu. Ia memalingkan wajahnya dan kembali berjalan menuju ruang pertemuan.

Di belakangnya, Nourvry bersiul melihat kecemburuan Zarvan. "Mereka hanya mengagumi kecantikannya. Kau tak perlu berlebihan seperti itu. Lagipula, kal-mmpph." Ucapan Nourvry terhenti karena mulutnya tiba-tiba tidak bisa terbuka.

Lord sialan!

Setelah bermain cukup lama, Alessia harus merelakan Felicia untuk beristirahat.

"Aku masih ingin bermain dengannya, Ibu," kata Felicia sembari memeluk Alessia.

Alessia mensejajarkan tubuhnya dengan Felicia, "Hei Putri Kecilku, ini waktunya kau untuk makan dan istirahat. Kita masih bisa bermain lagi lain waktu."

"Aku pasti akan merindukanmu," ucap Felicia sendu membuat Alessia terharu.

"Aku juga. Aku pasti merindukan putri cantik ini," jawab Alessia dengan membelai lembut pipi Felicia.

"Terima kasih untuk hari ini. Aku senang bisa bermain denganmu," ujar Felicia sembari memeluk Alessia kembali.

"Aku juga senang hari ini bisa bermain denganmu. Terima kasih sudah menemaniku," jawab Alessia sembari membalas pelukan Felicia dan mencium pipi gadis mungil itu.

A Red RoseWhere stories live. Discover now