Ibu Peri (21+)

5.4K 32 0
                                    

Alessia membuka mata karena merasa sinar mentari mulai menelusup di antara tirai-tirai jendelanya. Ia merasa perutnya begitu berat dan seperti ada hembusan napas mengenai pipinya. Ia melihat ke samping dan ternyata ada Zarvan yang sedang memejamkan matanya. Kontan semburat merah menjalar di pipinya mengingat kejadian semalam.

"Ahh.." Alessia tidak sengaja mendesah saat ia bergerak. Ternyata intinya masih tersumpal milik Zarvan.

"Kau membangunkan singa yang sedang tidur, Amour," kata Zarvan menatap dalam wajah Alessia yang begitu cantik ketika bangun tidur.

"Zarvan, bisakah kau mencabutnya? Aku terasa penuh dan tidak nyaman," ucap Alessia pelan.

"Tidak, sebelum dia mendapatkan jatahnya," ujarnya seraya menyeringai dan menindih tubuh Alessia.

Alessia panik dan mulai mendorong Zarvan supaya menjauh, "Semalam kau sudah melakukannya berkali-kali." Zarvan memang melakukannya dengan lembut, tapi ia tidak membiarkannya istirahat barang sedetikpun. Jujur saja, intinya masih ngilu.

"Kau terlalu nikmat untuk dilewatkan, Amour. Satu kali lagi untuk penyemangatku sebelum berangkat menuju Zephora," kata Zarvan seraya menggerakkan pinggulnya kembali. Alhasil mereka melakukannya lagi pagi ini.

***

"Wah ada apa denganmu? Kau nampak sangat bersinar dan semangat hari ini. Aneh sekali. Tidak biasanya kau seperti ini," kata Nourvry membuntuti setiap langkah Zarvan.

"Memangnya aku seperti apa biasanya?" tanya Zarvan, masih berkutat dengan dokumen-dokumen yang akan dibawanya ke Zephora.

"Yah tidak ada senyum, seperti perempuan sedang PMS," ucap Nourvry enteng yang dibalas tatapan datar oleh Zarvan.

"Kau ingin ikut tidak?" tanya Zarvan.

"Kenapa kau mendadak sekali ingin ke Zephora saat ini juga?"

"Kau terlalu banyak bicara," sahut Zarvan menatap malas Nourvry.

Nourvry hendak membuka mulutnya, tapi tidak bisa. Yang terdengar hanyalah gumaman tidak jelas.

Ini pasti ulah sihir Zarvan, omel Nourvry dalam hati. Dengan mulut tertutup rapat, Nourvry mengikuti Zarvan.

Baru saja pintu terbuka, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Alessia. Mereka saling menatap cukup lama.

"Hmm hmmhhmm.." Nourvry mencoba bicara.

"Kau kenapa?" tanya Alessia mengernyit.

"Dia sedang kuhukum," Zarvan yang menjawab.

Alessia menoleh pada Zarvan yang sudut bibirnya terangkat. Kemudian, ia melengos pergi dengan pipi yang bersemu, membuat Zarvan semakin melebarkan senyumnya.

Ada apa dengan mereka? Tanya Nourvry yang melihat tingkah aneh mereka berdua.

***

Alessia dan Carissa kembali berjalan-jalan mengitari istana. Tiba-tiba ada yang menabrak kaki Alessia hingga perempuan itu hampir terjatuh.

"Ma-maafkan aku," cicit suara imut.

Alessia menoleh ke bawah dan mendapati seorang anak perempuan yang begitu manis dan lucu. Anak itu memakai gaun model tutu berwarna merah muda dan rambutnya dikucir kuda. Ia sedang menunduk, takut dimarahi.

"Maafkan putri saya, Princess Alessia," sahut suara perempuan. Alessia menoleh.

"Dia Madam Ponfrey, kepala dapur kerajaan ini, Princess," kata Carissa.

"Salam kenal, Madam Ponfrey. Masakan anda sangat lezat dan saya sangat menyukainya," puji Alessia seraya tersenyum hangat.

Madam Ponfrey pun tersenyum senang, "Terima kasih, Princess Alessia," sahutnya seraya membungkuk hormat.

A Red RoseWhere stories live. Discover now