part 43

800 12 0
                                    

•••••
Setelah kejadian itu ustadz Alfian dan ustadzah Kia sudah tidak saling berkomunikasi, bahkan ketika bertemu pun tidak saling bertegur sapa, sepertinya mereka memang sepakat untuk berpisah.

malam ini di rumah Inayah baru selesai melaksanakan  acara aqiqah anak keenam mereka yaitu Azka Al-fatih yang baru berusia satu Minggu.
Aqiqah adalah mencukur rambut bayi yang baru lahir.

Ustadzah Kia tak  datang ke rumah Inayah, karena sebentar lagi ia dan suaminya hanyalah mantan _
Soal persidangan perceraian mereka akan dilaksanakan satu Minggu kemudian.

Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, terutama Inayah dan suaminya, mereka kini dikaruniai enam anak.
Juga orang tuanya ustadz Alfian mereka sangat bahagia atas lahirnya anak keenam_ cucu mereka.

•••
Malam berganti pagi,di rumah Inayah rame dengan suara anak anak , maklum anak enam pasti rame .
Inayah sibuk mengurus keenam anaknya,repot juga banyak anak gini.
Apalagi Inayah mengurus keenam anaknya tanpa bantuan baby sitter,ia mengurusnya dengan tangan sendiri.
Walaupun repot tapi mengurus anak anak adalah moments yang takkan pernah terlupakan, karena anak sudah dewasa belum tentu anak bisa dekat dengan kita sedekat saat masih anak anak.

Azzam dan Azzura bersiap berangkat sekolah, Az-Zahra juga mulai sekolah paud ,Azmi dan Azizah belum sekolah.
Sedangkan si kecil si bungsu Azka tertidur pulas, Inayah repot ,untung ada suaminya yang membantu mengurus anak anak.

"Ayo Abang Azzam,kak Azzura makan dulu sebelum berangkat sekolah." Teriak Inayah

Mereka juga tak memakai jasa asisten rumah tangga,Inayah mengerjakan semuanya sendiri_

Inayah sedang menyiapkan sarapan pagi,repot sih tapi seorang istri adalah ini tugasnya

"Umma ,Abang mau sarapan dulu." Ucap bocah Lima tahun itu sambil duduk di kursi meja makan
Azzam sudah rapih dengan seragam sekolahnya dan tak lupa tas punggungnya

"Nih umma masak telur mata sapi kesukaan Abang." Ucap Inayah sambil menyerahkan piring yang berisi nasi dan telur mata sapi kesukaan Azzam

"Yey telur mata sapi."

"Jangan lupa baca doa sebelum makan."

Setelah membaca doa makan, Azzam segera menyantap sarapannya dengan lahapnya

"Umma,"

"Kak ,ayo makan ."

Si cantik Azzura datang

"Umma,ibu Kia mana,kenapa sekarang tidak pernah ke sini." Ucap Azzura

Anak anak Inayah memang sangat akrab dengan Ustadzah Kia

"Ibu Kia sedang sibuk ." Ucap Inayah

"Kakak mau ke rumah ibu Kia ."

Anak anak akan nyaman dengan seseorang yang menyayanginya_

"Ayo makan dulu , setelah itu sekolah diantar Abi ." Ucap Inayah

Biasanya Azzam dan Azzura akan diantar jemput oleh Ustadzah Kia,tapi sekarang Ustadzah Kia semakin menjauh dari anak anak.

_
Setelah makan Azzam dan Azzura bersiap berangkat sekolah diantar oleh ayahnya

"Umma,Abang berangkat assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,belajar yang rajin Abang ,kakak ."

Azzam dan Azzura masuk  ke mobil ayahnya,Inayah melambaikan tangannya,ia menggendong bayinya juga

Inayah kini tinggal mengurus Az-Zahra,Azmi dan Azizah,satu lagi Azka si bayi

••••
Sementara ustadzah Kia

Ia mengemasi barang-barangnya ke koper ,ia memutuskan untuk pergi dari rumah yang ia tempati selama sebelas tahun lamanya ini. Pernikahannya akan berakhir,ia tak punya hak untuk tinggal di rumah ini.
Tidak menyangka pernikahannya yang sudah berjalan selama sebelas tahun harus kandas .
Masih teringat jelas saat mereka menikah ,lalu sebentar lagi akan melakukan sidang perceraian.

Ia hanya mengemasi pakaiannya,ia tak akan membawa barang barang berharga,juga tak akan membawa mahar pernikahan mereka.
Hanya membawa pakaian_.

Setelah selesai mengemasi pakaiannya ke dalam koper,ia menarik kopernya menuju mobil

"Ustadzah mau kemana ." Ucap asisten rumah tangga

"Bibi,saya pamit ya,makasih atas kebaikan bibi selama sebelas tahun,saya bersumpah bibi adalah orang yang sangat baik,tolong maafkan saya bila saya pernah berbuat salah . Assalamualaikum" Ucap wanita bercadar itu

"Waalaikumsalam."

Wanita paruh baya itu hanya mampu diam menyaksikan Ustadzah Kia pergi
Ia tak bisa mencegah,juga tak bisa melakukan apapun.

Ustadzah Kia kini sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya. Ia sebenarnya masih bingung antara mempertahankan rumah tangga atau mantap dengan bercerai, hatinya masih berkecamuk,ia takut takkan ada laki laki yang mau menerima kekurangannya. Bukan berniat untuk menikah kembali,tapi setidaknya ia pasti butuh pendamping hidup setelah perceraian.

Akhirnya ia sampai di rumah orang tuanya, rumah yang selalu ia rindukan,dan akan selalu dikenang.

"Ibu, bapak,ini Kia ."

"Kia kamu_"

Tanpa banyak kata Ustadzah Kia segera memeluk ibunya, selama ini ia selalu berusaha untuk tidak menangis tapi kali ini ia tidak bisa menyembunyikan air matanya saat berhadapan dengan ibunya.

"Ibu, maafkan Kia Bu,hiks hiks hiks,"

"Kia ada apa nak ,kamu kenapa."

Setiap ibu pasti akan terluka ketika melihat anaknya menangis di pelukannya.

"Bu,kia dan Alfian akan bercerai,hiks hiks hiks, maafkan Kia gagal menjadi seorang istri, maafkan Kia Bu,"

"Astaghfirullah."

•••••
Sementara Tika adiknya ustadz Alfian

Pagi ini ia seperti biasa mengajar di sekolah SMA .

"Bu Tika ada yang mau bertemu ibu." Ucap seorang murid wanita berkerudung

"Oh iya terimakasih."

Tak lama munculah seorang laki laki,Tika sedang sibuk pada laptopnya jadi belum sempat melihat wajah laki laki itu .

"Ada yang perlu dibantu,maaf saya sedang sibuk ." Ucap Tika , matanya masih pokus ke laptop,ia sedang menyiapkan tugas untuk anak anak di laptopnya

"Tika,ini aku ."

Suara laki laki itu, kenapa suaranya seperti familiar

Tika kini beralih menatap laki laki itu ternyata....

"Zaidan,"

Alangkah terkejutnya saat Zaidan ada tepat didepannya,tapi Zaidan bersama seorang anak laki-laki di gendongannya

Sudah lima tahun mereka berpisah ,dan tidak saling berkomunikasi,kini mereka bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda. Apakah mereka berjodoh?

••••














Kesabaran seorang istri (2)Where stories live. Discover now