35 | Thirty Five

5.9K 733 55
                                    

     Jeneva mematut gaun putih karya Vera Wang yang membalut tubuhnya di depan cermin. Gaun berbahan satin itu menjuntai panjang hingga lantai dengan potongan princess cut yang menunjukkan bahunya. Tidak ada renda-renda, hanya warna putih bersih dan aksen dari lipatan-lipatan gaun itu yang terlihat sangat mewah. Wanita itu tahu pernikahannya bukanlah pernikahan yang ia inginkan, tetapi ia tidak bisa berbohong bahwa gaun itu adalah gaun pernikahan yang selama ini ia impikan. 

     Hanya tersisa dua hari lagi. Jeneva akan menyandang nama Asvathama sebagai nama belakangnya dan mimpi buruk itu akan terjadi dalam dua hari. Undangan sudah disebar ke para tamu dan segala hal sudah siap sehingga opsi pembatalan sudah tidak lagi bisa ia pilih.

     Lamunan Jeneva terpecah oleh ponselnya yang berdering. Ia meringis saat membaca nama Blair Radhyasoewarno di layar. Takut-takut Jeneva mengangkat panggilan itu, "Hai."

     "THE Oliver?! The handsome Oliver?!

    Jeneva terpejam dan menjauhkan ponselnya karena suara Blair begitu nyaring. "Selamat sore, Blair. Apa kabar?" balas Jeneva.

     "Jen! Serius!" pekik Blair dan Jeneva tertawa. "Kenapa tiba-tiba?!"

     "Harusnya lo nggak usah gue undang, ya?"

     "Enak aja! Harusnya gue yang pertama tahu! Mana ada undangan bridesmaid H-2?!" 

     "Maaf, Bee. Ini aja gue plan nikah H-7. Buyar fokus gue."

     Blair bertanya, "Oh, konsep nikahnya emang Roro Jonggrang?"

     Tawa Jeneva semakin keras. "Panjang ceritanya. Nanti gue cerita, ya."

     "Aman. Gue cuma kaget banget eligible bachelor Jakarta paling ganteng sold out-nya ke lo."

     "Gue kira sepupu lo eligible bachelor paling ganteng se-Indonesia raya?" Jeneva menautkan alisnya.

     "Bener, sih, tapi gagal move on orangnya. Nggak asik," balas Blair dan Jeneva terbahak-bahak. 

     "Nanti mintain Oliver accept LinkedIn gue sebelum kalian main bungkus-bungkusan dong," pinta Blair usil.

     "Apaan bungkus-bungkusan?!" seru Jeneva sebal, sementara sekarang Blair yang asyik menertawakannya.

     "But I'm truly happy for you, Jen," kata Blair saat keduanya selesai tertawa. "Lo yakin nggak akan kenapa-kenapa kan?"

     Jeneva mengangguk walau ia tahu Blair tidak melihat. "I will try my best."

     "Lo paham kan kalau Ganesh pacaran sama... you know," Blair tidak menyelesaikan kalimatnya dan Jeneva sudah mengerti. 

     "I know, Bee. I know."

     Blair diam sejenak. "Kenapa tiba-tiba mau, sih, Jen?"

     "I told you, panjang ceritanya. I'll tell you later, okay?" Jeneva tahu kalau ia bercerita kepada Blair sekarang, pasti sahabatnya itu akan menyuruhnya untuk membatalkan pernikahan lalu dirinya sendiri akan goyah. 

     "Fine. Gue yakin Oliver akan jaga lo dan berpihak sama lo, Jen. Apalagi dari Ayesha. You'll be okay."

     Jeneva menggigit bibirnya. "I don't know, Bee. Dia belum tahu ceritanya."

     "Terus kapan lo mau cerita?"

     Kepala Jeneva menggeleng. "Belum tahu. Gue nggak tahu gue siap atau nggak. Lihat Ayesha aja gue gemetar, apalagi cerita semuanya?"

Ride Off Into Your Sunset | The Golden Shelf #2Where stories live. Discover now