4. Topeng miliknya

79 27 2
                                    

Setelah pulang dari pesta topeng, aku langsung pulang ke rumah, dan masuk ke dalam kamar sambil menyapa ayah dan mamah yang sedang menonton tv di ruang tamu lalu aku masuk kedalam.

Aku menutup pintu kamar meletakan tas ku lalu duduk di kasur ku namun, aku teringat dengan topeng wajah lelaki itu dan aku mengeluarkan topeng itu dari dalam tas.

Siapa sebenarnya lelaki itu, aku tak melihat wajah nya hanya topeng nya yang bisa ku dapatkan saat lampu padam di pesta tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa sebenarnya lelaki itu, aku tak melihat wajah nya hanya topeng nya yang bisa ku dapatkan saat lampu padam di pesta tadi.

Aku terus memandangi topeng itu mengingat wajah lelaki itu yang memakai topeng, wajah itu..., Wajah yang ku kenal namun, aku tak yakin pasti siapa itu.

Aku Kembali meletakkan topeng itu di atas meja rias dan aku menuju kamar mandi bersiap untuk pergi tidur.

Keluar dari kamar mandi selesai bersih-bersih aku langsung menuju kasur ku, tak lama bagi ku setelah merebahkan diri di kasur aku langsung tertidur hingga keesokan hari nya.

- - -

Pagi hari aku sudah berada di sekolah aku datang lebih cepat dari biasanya. Aku sedang duduk di kursi ku memainkan hp ku saat tiba' Nanda datang lalu duduk di kursi nya.

"Cak elah.., Datang cepat dia" sindir Nanda tertuju kepada ku.

Namun, aku hanya mengabaikan nya dan fokus dengan hp ku.

"Di kacangin bah" ucap Nanda kepada ku.

Lalu saat Nanda berbicara-bicara tentang pacar nya aku hanya bisa menyimak dan pada saat yang bersamaan bel masuk telah berbunyi.

Aku, Nanda dan murid lain keluar dari kelas dan turun dari tangga menuju lapangan untuk berbaris di depan bendera.

Kami berbaris dalam barisan saat aku melihat kakel cindo itu sedang berada di barisan sebelah kiri ku aku yang kepo dia kelas berapa bertanya kepada Nanda, karena ku yakin dirinya pasti tau.

"Nanda" Panggil ku melihat ke arah belakang tepat Nanda baris di belakang ku.

Saat Nanda melihat ke arah ku nanda mulai bertanya "apa?" Ucap nya.

Lalu aku kembali bertanya "itu, kau nampak kan kakel cindo itu" ucap ku sambil sembunyi-sembunyi menunjukkan ke arah kakel cindo.

"Iyahh liat, kenapa?"

"Kau tau engga kakel cindo itu kelas berapa" ujar ku yang kembali bertanya penuh penasaran.

"Owhh, itu bagian kelas 12 IPS 3" ucap Nanda.

Aku mengangguk kan kepala setelah Nanda menjawab nya lalu barisan sudah bisa masuk ke dalam kelas lalu aku berjalan dengan perlahan mencari kakel cindo itu dan ternyata benar dia masuk di kelas yang di katakan Nanda.

- - -

Saat di kelas, duduk di kursi aku salting layak nya orang abis di kasih harapan begitu dengan ku senyum-senyum teriak menutup mulut lalu memukul nanda yang ada di sebelah ku.

"Anjirt lah ini anak, Napa kau mukul-mukul" ucap Nanda yang kesal ku pukul.

Bukan nya menjawab aku malah makin menjadi-jadi salting senyum-senyum sendiri, lalu aku mengatakan pada Nanda "kau tau Nan kakel cindo itu milik ku" ucap ku dengan pede dan melanjutkan salting ku.

Lalu Nanda hanya menggeleng kepala melihat diriku, karena Nanda harus tahan dengan sifat ku yang bermacam kadang bisa prik, pendiam, kadang kalau salting bisa seperti orang gila mukul-mukul dirinya namun, bagaimana pun dia tetap bisa mengahadapi ku dan menjadi teman baik.

Aku terus memikirkan kakel cindo itu sepanjang Pelajaran tidak ada satu pelajaran pun yang masuk untuk hari ini hanya ada kakel cindo itu di sepanjang pikiran ku.

Sampai jam pelajaran selesai aku, Nanda, dan 2 orang teman ku masih berada di kelas.

"Hari ini, hari pertama kita eskul paskib" ucap Karin.

Dia adalah Karin teman sebrang bangku yang berada di sebelah kiri ku, dia cantik, manis namun, sedikit asal ceplas-ceplos kalau ngomong.

"Duh malas nya, kenapa aku ikut eskul" lanjut ucap Mita memotong perkataan Karin.

Dia adalah Mita anak nya pintar, baik dia juga di kenal ramah dengan semua temen di kelas.

Aku yang mendengar ucapan keluhan mereka masing-masing hanya bisa mendengar kan nya, aku dan Nanda berbeda eskul dia Pramuka dan aku paskib namun, kami latihan di hati yang sama.

Karena pulang sekolah jam 12:30 dan latihan paskib jam 2 aku tidak ingin pulang kerumah itu hanya menghabiskan waktu di jalan belum lagi dengan macet nya jalan raya.

Jadi aku memutuskan untuk tetap di sekolah menunggu dan makan siang di kelas. Aku menunggu di dalam kelas dengan banyak yang ku kerjaan bersama teman-teman ku.

Kami makan siang, bermain hp, bercanda-canda dan bercerita hingga pukul menunjukkan setengah dua kami turun dari kelas dan menuju halaman sekolah untuk latihan.

Pada saat itu aku benar-benar sedang tidak memikirkan kakel cindo itu entah kemana dia menghilang dari pikiran ku dia tiba-tiba menghilangkan begitu saja kini yang ku pikirkan adalah aku sudah berada di bidang eskul pencak silat semasa SMP gimana pula tiba-tiba aku pas di SMA malah masuk ke paskib bahkan tangan dan badan nya saja ku tidak bisa se tegak anak anak lain.

Kami berkumpul di halaman depan sekolah, semua murid yang ber eskul paskib sudah berkumpul dan mulai seperti biasa berkenalan nama, kelas dan juga alasan masuk eskul.

Nama pelatih ku saat ini ada Imel Amelia dia kakel kelas 12. Saat giliran ku untuk memperkenalkan diri, aku berdiri dan mulai berkenalan.

"Hallo namaku adalah Chloe Callista, kelas X-1 dan Alasan saya masuk paskib yaitu di paksa guru." Ucap ku lalu kembali duduk.

Aku heran kenapa semua nya melihat ku dengan tatapan ada yang aneh ada juga yang sedang menahan tertawa begitu juga dengan kak imel yang senyum-senyum.

"Ehh Chloe" panggil Karin yang sedang duduk di sebelahku.

"Hah?" Ucap ku dengan singkat.

"Gila sih elu berani banget ngomong jujur gitu GG anak-anak lain aja pada diam"

"Lah katanya harus jujur, aku jujur lah" ucap ku dengan santay karena itu kenyataan nya.

Kami mulai latihan dasar dari teknik hadap-hadap, sikap sempurna dan lain nya. Hingga latihan berjalan sampai jam 4 sore dan waktu nya pulang.

Setelah kak imel sudah mengatakan untuk pulang semua pada pulang dari yang sekelas dan juga Abang kelas mulai pulang satu persatu namun, aku masih menunggu di depan pagar seperti biasa menunggu jemputan datang, Seperti biasa dia akan datang terlambat.

Jangan lupa vote nya.
Tandai typo!

𝐕𝐞𝐫𝐲 𝐒𝐮𝐛𝐫𝐚𝐭𝐚 Where stories live. Discover now