12. Rahmat Dirganta

57 12 0
                                    

Saat di kelas jam istirahat aku sedang duduk di kursi ku memakan jajan ku lalu, Karin mengatakan sesuatu pada ku.

"Chloe" panggil Karin kepada ku.
"Kenapa Rin?" Tanya ku, lalu Karin mengatakan "bahwa hari ini latihan paskibra bukan kak imel yang ngajarin".

"Lah terus siapa?" Tanya ku, lalu Karin mengatakan bahwa anak SMK yang akan mengajari kita nama dia adalah "Rahmat Dirganta".

"Laki-laki?"

"Iyahh kan engga mungkin cewe namanya Rahmat" ucap terakhir Karin sebelum dia di panggil oleh Mita.

Aku memikirkan siapa lelaki bernama rahmat itu Karin mengatakan bahwa dia anak SMK, karena aku tak ingin memperpanjang nya dan membuat diri ku stress jadi aku memilih untuk ber main game saja.

Mencoba melupakan tentang lelaki Bernama rahmat itu namun, rasa penasaran masih meronta-ronta sementara di depan pintu kelas ku Nanda memanggil diri ku.

Aku sudah meng kode nya bahwa aku tak mau keluar kelas namun, Nanda memaksa ku jadi aku keluar dari kelas dan ternyata ada bang very di luar kelas Nanda kembali masuk ke dalam kelas "udahh kan bang mau ke dalam kelas aku" ucap Nanda ke bang very.

Aku heran mengapa bang very ke kelas ku, belum lagi aku bertanya kepada bang very dia sudah langsung menarik ku turun dari tangga.

Saat kami sampai di bawah bang very langsung melepaskan tangan ku, lalu aku bertanya kepada nya "ada apa" namun, bang very hanya diam dan menawarkan permen kepada ku aku sudah menolak nya tetapi bang very tetap memaksa nya.

Tak lama bang very mengatakan bahwa hari ini jangan latihan, aku bingung mengapa bang very mengatakan hal itu namun, tiba-tiba Bu Mul datang dan mengatakan hari ini latihan lalu menyuruh ku untuk masuk ke dalam kelas.

Aku naik ke anak tangga meninggalkan bang very masih berdiri di sana dan mulai menghilang dari pandangan menaiki satu persatu anak tangga hingga ke dalam kelas.

- - -

Seperti biasa setelah pulang sekolah aku selalu menunggu di dalam kelas bersama karin dan Nanda sampai waktu menunjukkan pukul 02.00, karena jika kami pulang kerumah itu akan menghabiskan waktu jadi kami memutuskan untuk tetap berada di sekolah.

Tetapi, aku masih heran mengapa bang very menyuruh ku untuk tak latihan hari ini jika aku mengikuti perkataan nya aku bisa kenal marah oleh Bu Mul.

Aku terus memikirkan nya hal yang tak ku mengerti sementara Karin memanggil ku, aku tak mendengar Karin memanggil ku jadi dia mengejutkan ku, aku tersentak saat Karin mengejutkan ku dan mengatakan "ishh kaget loh" ucap ku.

"Abis nya ko asik melamun Mulu" cibir Karin. Lalu, tak lama kemudian Karin bertanya kepada ku kira-kira bagaimana pelatih kita Nanti.

Aku kembali memikirkan pelatih itu nama dia Rahmat? Namun, aku tetap tak tau dia seperti apa bahkan aku tak tau wajah nya seperti apa, jadi aku hanya menggelengkan kepala kepada Karin.

Setelah waktu berlalu pukul sudah menunjukan jam 02.00 kami turun kebawah meninggalkan kelas dan pergi ke lapangan.

Semua sudah pada mengumpul namun, pelatih belum lagi datang tak lama bang very datang dia selalu terlambat jika latihan.

Mata ku melirik ke arah nya terlihat ekspresi wajah nya yang tak bisa di artikan, lalu bang very membuat barisan baru awal nya tak ada yang pindah ke barisan nya jadi aku dan Karin pindah ke barisan bang very.

Namun, bukan aku yang berada di belakang bang very melain kan Karin. Setelah barisan sudah rapi dan doa sudah di baca pelatih bernama Rahma itu datang.

"Chloe itu kek nya Rahmat pelatih kita" ujar Karin dengan nada pelan.

Aku melihat ke arah Rahmat lelaki tinggi memakai celana Pramuka dengan baju hitam, berkulit coklat dengan rambut yang sedikit berantakan.

Aku terus melihat ke arah nya hingga Rahmat sedang bersalaman dengan Bu mul, tanpa ku sadar bang very memperhatikan ku sedari tadi.

Latihan pun di mulai, awal-awal masih baik baik saja namun, lama kelamaan ku merasa jika sih Rahmat selalu saja memarahi ku dari segi gerakan ku biasanya saat kak imel mengajar aku tak pernah di marahi namun, dengan dia.

Hingga saat jalan di tempat aku sudah melakukan nya dengan baik, Rahmat tetap memarahi ku di datang ke arah ku tepat di hadapan ku menatap mata ku, aku terus melawan perkataan nya namun, mata nya tetap menatap ke arah ku.

Sampai bang very menarik ku keluar dari hadapan Rahmat, bang very menarik ku ke barisan nya jadi aku berada di belakang bang very.

Namun, itu tak ada guna nya Rahmat tetap memarahi ku dan Karin juga ikut di marahi gerakan kami selalu saja salah di mata nya.

Sih Rahmat mendekati aku dan Karin kembali Karin di pukul-pukul pipi nya oleh dia dengan kuat entah apa kesalahan kami, lalu dia mendekat ke arah ku saat dia ingin memukul pipi ku tangan very menghentikan nya.

"Jangan kasar sama cewe" ucap datar very. Tetapi, Rahmat hanya diam saja lalu dia pergi melanjutkan latihan nya dan dia tak jadi memukul ku.

Namun, setalah itu pandangan mata Rahmat tak lepas dari ku. Bang very selalu menghindari pandangan mata Rahmat saat menuju ke arah ku.

Sampai ku melihat Rahmat dan bang very mata mereka ber dua penuh dengan hal yang tak bisa ku arti kan.

"Dengan kau jadi pelatih tidak Se enak nya kau berbuat" ujar bang very sangat pelan mengatakan nya.

Namun, aku yang berdiri di belakang sangat jelas mendengar nya, aku ber pura-pura tidak mendengar nya dan mengobrol kepada karin agar bang very tidak mencurigai ku bahwa aku mendengar nya.

Waktu nya untuk pulang seperti biasa aku menunggu bang very selesai sholat, setalah dia sholat bang very menghampiri ku yang sedang melihat Karin di sebrang jalan.

"Chloe"

Aku membalik an badan melihat ke arah bang very "iyah bang" ucap ku
Lalu bang very mengatakan "besok kalau latihan jangan ngambil barisan depan di belakang aja Chloe sama Abang" ucap bang very.

Aku masih ingin bertanya lagi padanya namun, bang very sudah mengajak ku pulang dia tersenyum kepada ku. Senyuman nya membuat ku lupa bahwa aku ingin bertanya kepada nya.

Jangan lupa vote nya.
Tandai typo!

𝐕𝐞𝐫𝐲 𝐒𝐮𝐛𝐫𝐚𝐭𝐚 [End] ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin