Episode 46: Nyantunin Anak Yatim

7 3 1
                                    

"Kenapa aku jadi sepenasaran ini coba. Astaga Laura, Laura" mengerutkan keningnya dan langsung meninggalkan tempat tersebut.

Sesampainya di rumah, Laura pun langsung turun dari mobilnya dengan hati kecewa, karena tidak tahu nama pria yang sudah menolong anak-anak dan mengobrol dengannya. Laura pun bergegas masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum" ucapnya dengan lesu.

"Waalaikumsalam" serentak Ayah dan Ibunya yang sedang di dapur.

"Ke sini, Sayang" panggil Ibunya dan Laura langsung menuju dapur.

Saat di dapur, ternyata Ayah dan Ibunya sedang makan pangsit bersama, "kamu mau pangsit. Biar Ibu buatkan dipiring untuk kamu, Sayang. Duduk dulu" ucap Ibunya dan Laura langsung duduk disamping Ayahnya.

"Ada apa dengan kamu, Sayang. Kelihatannya kamu lagi bete deh. Ada apa dengan dirimu. Apa terjadi sesuatu dengan kamu?" tanya Ayahnya sambil mengunyah pangsitnya.

"Suapin Laura pangsit milik Ayah" ujar Laura dan Ayahnya pun langsung menyuapi pangsit berkuah tersebut kepada Laura dan Laura pun mengunyahnya.

"Hari ini aku benar-benar lelah tahu. Rasanya pengen teriak sekuat mungkin" jawab Laura sambil mengunyah makanannya dan menatap wajah Ayahnya.

"Ada apa memangnya, Sayang, sampai kamu ingin berteriak sekuat mungkin. Cerita sama Ayah dan Ibu kamu, Nak. Kami ini kan orang tua kamu, sudah seharusnya kamu cerita sama kami" ujar Ayahnya memegang kedua tangan Laura.

"Masa Laura ketemu sama pria yang Laura gak tahu namanya dan saat Laura mau cari tahu, dia pergi entah ke mana. Padahal tadi malam Laura lihat dia sedang bermain gelembung dengan anak jalanan dan saat Laura mau samperin, dianya sudah tidak ada. Sudah banget buat dapatin dia. Laura hanya pengen tahu namanya, tapi susah banget buat tahu namanya" jawab Laura sambil cemberut dan kembali melahap pangsit milik Ayahnya.

"Cup, cup, cup. Jangan sedih lagi ya anak Ayah. Jika kalian memang ditakdirkan untuk bertemu, pasti kalian akan bertemu. Karena Allah tidak akan membuat hambanya kesusahan dengan apa yang terjadi pada dirinya" ucap Ayahnya menenangkan Laura sambil mengelus kepalanya.

"Terima kasih banyak Ayah. Bu, di mana pangsit milikku. Aku mau langsung ke kamar juga, sekalian mau istirahat?" tanya Laura kepada Ibunya.

"Ini sudah jadi, Sayang. Nih punya kamu Ibu banyakin, karena Ibu tahu, kamu paling suka dengan pangsit kuah" jawab Ibunya langsung memberikannya kepada dirinya dan Laura pun bahagia karena pangsit kesukaannya banyak.

"Makasih Ibuku, Sayang. Kalau begitu Laura masuk kamar dulu ya Ayah dan Ibu" mencium pipi Ibu dan Ayahnya, lalu ia langsung masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamarnya. Ia pun langsung duduk di atas kursi kerjanya dan meletakkan pangsitnya di atas meja, lalu ia memandang bintang yang ada di luar jendela.

"Hm, memang cocok ya, makan pangsit sambil melihat bintang seperti ini. Enak juga punya kamar di lantai 2 dan jendela yang besar, jadinya kalau malam bisa lihat bintang dan bulan yang begitu indah deh" ucapnya sambil mengunyah pangsitnya, dan menyeruput kuahnya.

"Besok cafeku sudah bisa dibuka lagi. Jadi besok adalah acara cafeku untuk pembukaan cafeku karena sudah diperbaiki lagi. Jadi besok aku harus mengajak anak-anak yatim untuk membaca doa bersama di rumah deh. Daripada bersenang-senang dan menghabiskan uang, lebih baik makan bersama dengan anak yatim. Dengan begitu, mereka juga akan bahagia. Besok aku akan mengatakannya kepada Ayah dan Ibu" ucapnya kembali, sambil tersenyum.

Keesokan paginya, di mana Laura ketiduran di tempat tidurnya, karena kelelahan dan kekenyangan, akibat makan pangsit banyak. Laura pun membuka matanya perlahan-lahan, lalu mengusap matanya.

"Selamat pagi dunia bahagia" meregangkan badannya dan membuka gorden jendelanya.

"Wah, sudah pagi ternyata. Semoga Ayah dan Ibu belum sibuk deh di bawah. Biar aku ngomongnya juga enak sama mereka berdua" merapikan rambutnya, dan langsung keluar dari kamarnya, lalu turun ke bawah, menuju ruang tamu.

Saat di ruang tamu, ternyata Ayahnya sedang membaca koran dan Ibunya sedang menikmati teh hangat, sambil menonton televisi, "wah, pas banget ini. Enak nih diajak ngobrol kalau begini mah. Heheheh" bahagia Laura dan menghampiri Ayah, Ibunya.

"Pagi Ayah dan Ibu tercintaku" sapa Laura dan ia langsung mencium pipi Ayah, Ibunya.

"Pagi juga, Sayang. Sudah bangun kamu ternyata. Ayah kira kamu masih tidur tahu di kamar. Ternyata kamu sudah bangun" ujar Ayahnya sambil meminum kopinya kembali.

"Oh ya Ibu dan Ayah. Ada hal yang mau Laura katakan kepada kalian, dan ini adalah hal penting tahu" ucap Laura duduk disamping Ayahnya dan kedua orangtuanya menatap wajahnya dengan serius.

"Hal apa yang ingin kamu katakan, Nak. Katakan saja?" tanya Ibunya sambil melipat kedua tangannya.

"Besok Laura mau mengundang anak yatim ke sini boleh kan Bu. Karena cafe Laura yang terbakar itu sudah jadi dan siap dibuka kembali. Maka sebab itu, Laura mau membuat acara syukuran, karena cafe Laura kembali berdiri dan bisa dibuka kembali. Bisa kan Ayah, Ibu" jawab Laura dengan jelas dan memohon kepada Ayah dan Ibunya.

"Tentu saja Ibu dan Ayah kamu mau, Sayang. Lagian kita sudah lama tidak mengundang anak yatim ke sini. Jadi itu hal yang bagus, Sayang. Bagus banget" ucap Ibunya dengan bahagia dan ikut tersenyum.

"Benarkah Ibu, berarti boleh kan"

"Boleh, Sayang" jawab Ibunya dan Laura langsung memeluk Ibunya dengan erat.

"Terima kasih banyak Ibu. Ibu memang yang terbaik deh" bahagia Laura.

"Apa kamu tidak mau berterima kasih kepada Ayah juga. Ayah kan juga mengizinkan kamu" tanya Ayahnya yang juga ingin dipeluk olehnya.

"Oh ya, terima kasih banyak juga Ayahku, Sayang" langsung memeluk Ayahnya dengan bahagia juga, lalu ia melepaskan pelukan tersebut.

"Kalau begitu Laura mau mandi dulu dan besok Laura akan bantu-bantu masak ya Ibu. Dah Ayah dan Ibu" melambaikan tangannya dan langsung masuk ke dalam kamarnya kembali.

Di dalam kamarnya. Ia pun langsung berbaring di atas tempat tidur, sambil melihat ke atas, "terima kasih ya Allah, karena engkau sudah memberikan hamba kehidupan yang layak dan hamba dikelilingi dengan orang-orang yang baik dan tulus menyayangi hamba. Terima ya Allah" ucap batin Laura sambil tersenyum bahagia.

"Kalau begitu aku langsung mandi aja deh, setelah itu, baru aku mulai berangkat ke Cafe Strawberry" ujar Laura langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit, selesailah Laura mandi dan sudah mengenakan pakaian rapi seperti biasanya. Laura pun sedang merias dirinya di depan cermin dengan hati-hati. Saat Laura sedang merias dirinya, tiba-tiba ada sebuah notifikasi masuk. Sontak Laura mengambil ponselnya yang ada disampingnya dan membuka notifikasi tersebut.

Saat Laura buka notifikasi tersebut, ternyata itu adalah notifikasi



Akhirnya Laku JugaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt