Episode 41: Bernyanyi

10 4 1
                                    

Ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan Nathalie melihat sekitar kamar Laura dan keluar ke teras yang ada di dekat jendela, "kamar ini masih sama sejak dulu ya. Hangat dan kenyamanannya tidak hilang sejak dulu" ucap Nathalie sambil tersenyum.

"Benar itu Nathalie. Aku sama sekali tidak ada mengubah kamarku sejak dulu. Karena aku ingin membuat kamar ini menjadi tempat yang menenangkan bagiku, kalau aku lagi sedih" jawab Laura ikut tersenyum dan duduk disampingnya.

"Ouh ya Laura. Bagaimana dengan kondisimu. Apa kau masih ingin menangis, atau masih ingin bercerita tentang mantanmu itu?" tanyanya sambil menaikkan alisnya.

"Aku sedikit lega, karena tadi kau sudah mengajakku ke pantai untuk makan pop mie dan meluangkan amarahku dengan berteriak. Terima kasih banyak Laura, itu membuatku sedikit lega dan sedikit melupakannya. Aku tidak ingin membahasnya kali ini" jawabnya kembali tersenyum dan Nathalie lega karena ia berhasil membuat Laura sedikit tenang dengan masalahnya yang terjadi padanya.

"Lain kali, kalau kau ada sesuatu, katakan padaku, karena aku ini adalah sahabatmu, kau paham kan" ucap Nathalie memegang kedua tangan Laura.

"Iya Nathalie, Sayang. Tapi, mulai sekarang juga, aku akan berhenti mencari jodoh online dan akan menunggu jodoh itu datang sendiri. Karena percuma aku cari, itu semua memberikan luka yang begitu mendalam, disaat aku mulai membuka hati untuk mereka" ujar Laura yang membuat janji juga kepada dirinya sendiri.

"Okey. Tapi, kalau kau ingin minta dicarikan pria lagi. Aku tidak akan segan-segan untuk merekomendasikan pria yang cocok untukmu, yang penting kau bahagia dan jangan pernah sedih lagi karena seorang pria. Karena banyak orang yang menyayangimu, lebih dari segala apapun" Nathalie pun langsung memeluk Laura dan mereka bahagia bersama.

"Sudahlah. Kalau begitu, mending kita tidur, karena ini sudah malam. Yuk" ajak Nathalie dan Laura ikut-ikut saja.

Keesokan paginya. Di mana Laura baru bangun dan Nathalie sudah tidak ada disampingnya. Laura pun langsung turun dari tempat tidur, lalu meregangkan badannya, "selamat pagi dunia tipu-tipu" ucapnya sambil menguap dan ia langsung keluar dari kamarnya.

Saat keluar dari kamar. Ia mencium aroma yang membuat suara lapar dari perutnya, "harum banget. Masak apa nih?" tanya Laura menghampiri dapur dan saat di dapur, ternyata ada Nathalie bersama Ibunya yang sedang memasak bersama.

"Wah, ada yang gak ngajak nih, sampai membiarkan tidur lelap. Siapa ya" menyindir.

"Eh, Laura. Selamat pagi, Sayang" ucap Nathalie yang baru sadar ada Laura, Karena ia begitu fokus memasak bersama Ibu Laura.

"Pagi juga. Kenapa kau tidak membangunkan. Kalau aku bangun lebih awal, kan aku bisa membantu kalian juga?" tanya Laura bete karena tidak bisa masak bersama.

"Kali ini, serahkan saja kepadaku. Hari ini kau akan diratukan. Jadi, kau tidak perlu lelah-lelah melakukan sesuatu. Okey" jawab Nathalie sambil tersenyum dan Ibunya mengikuti ucapan Nathalie dan rencananya.

"Hm, okelah kalau begitu" menurut Laura.

"Daripada aku duduk saja. Lebih baik aku manggil Ayah dulu deh. Apa Ayah masih ada di kamarnya Bu?" tanya Laura kepada Ibunya.

"Ayah kamu ada di belakang rumah. Ia sedang duduk di taman bunga, sambil membawa koran. Mending kamu susul sana, sambil mengobrol" jawab Ibunya ikut tersenyum.

"Okey Bu. Aku pergi dulu gays" langsung pergi meninggalkan Nathalie dan Ibunya, menuju taman belakang rumah.

Sampailah Laura di taman belakang rumah dan tiba-tiba saja ia mendengar sebuah nyanyian yang begitu menyejukkan telinganya. Ia adalah Ayahnya, yang menyanyikan sebuah lagi yang sangat sama persis dengan kenyataan dirinya.

"Wah, bagus banget suara Ayah. Baru kali ini Laura mendengar suara Ayah bernyanyi. Benar-benar bagus. Laura suka" pujinya sambil tersenyum dan bertepuk tangan.
L
Ayahnya pun menatap dirinya, "terima kasih banyak, Sayang. Omong-omong, kenapa kamu ke mari?" sahut Ayahnya sekaligus bertanya.

"Aku hanya bosan saja. Ibu dan Nathalie sedang memasak bersama dan mereka sudah hampir siap. Jadi, Laura tidak bisa membantunya deh. Maka dari itu, Laura datang ke sini deh, untuk melihat Ayah. Ternyata Ayah sedang bermain gitar. Oh ya Ayah, apa Ayah bisa bermain untuk Laura. Ayah yang bermain gitar ya, Laura yang bernyanyi. Gimana Ayah" ajak Laura.

"Boleh, Sayang. Kamu mau lagu apa?" tanya Ayahnya sambil menaikkan alisnya.

"Aku mau lagu Muak Ayah. Bisa kan Ayah memainkan nadanya?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Tentu saja, Sayang. Kalau begitu mari kita mulai dalam 1, 2, 3".

Laura pun mulai menyanyi dengan perasaan yang sangat ini ia alami. Ia benar-benar mendalami nyanyian tersebut dan Ayahnya menatap seperti merasa heran, karena Laura menyanyikan dengan nada yang begitu mendalam dan seperti terjadi kepada dirinya sendiri.

Setelah selesai bernyanyi. Ayahnya pun meletakkan gitarnya di bawah dan menatap wajah Laura, "apa terjadi masalah denganmu, Sayang. Cerita sini sama Ayah. Apa masalah yang terjadi sama kamu?" tanya Ayahnya yang peka dan langsung memegang kedua tangan Laura.

"Aku diselingkuhin sama pacarku, Ayah" jawab Laura langsung menangis dan ia pun meneteskan air matanya.

"Ayah sudah menduganya, kalau kamu lagi ada masalah. Apakah pacarmu yang kamu sering jumpai itu?" tanya Ayahnya kembali dan mengusap air mata Laura.

"Iya Ayah. Ternyata dia lebih memilih wanita lain dibandingkan Laura. Dan saat Laura menunjukkan buktinya, kalau dia sedang selingkuh, disitulah dia baru jujur dan dia malah mendoakan hal buruk kepada Laura. Laura sangat sakit hati Ayah" Jawa Laura sambil menangis lagi dan Ayahnya langsung memeluk dirinya.

"Sudahlah, Sayang. Itu semua sudah berlalu dan kamu tidak perlu memikirkan pria yang tidak pantas untukmu. Lebih baik, kamu melakukan hal yang positif dan jangan pikirkan pria itu lagi. Okey sayang, karena ada Ayah di sini untuk kamu" ucap Ayahnya memenangkan Laura dan Laura mulai tidak menangis lagi.

"Terima kasih banyak, Ayah. Ayah memang yang terbaik deh. Aku sayang Ayah" ujar Laura kembali tersenyum.

"Ayah juga sayang kamu, Nak" sama-sama bahagia.

"Hello, apakah kalian sudah berpelukannya?" tanya Nathalie yang membawa sepiring bolu lembut dan ia pun menghampiri Laura dan Ayah.

"Eh, Nathalie. Sudah kok. Ada apa datang ke mari?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Kau gak lihat aku bawa bolu ini. Ini untuk kalian dan ini buatanku khusus lho. Kalian coba deh" jawab Nathalie langsung memberikan sepotong bolu tersebut kepada Laura dan Ayah.

Laura dan Ayahnya langsung mencicipi bolu tersebut, "bagaimana rasanya?" tanya Nathalie sambil menaikkan alisnya dan tersenyum percaya diri.

"Hm, rasanya itu seperti

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang