Episode 19: Tangisan

10 7 2
                                    

"Kami sedang bermain Tante. Oh ya Tante, Tante ngapain malam-malam datang ke mari. Nanti Tante digigit nyamuk lagi, karena di sini banyak nyamuk Tante?" jawab Bella sekaligus bertanya.

"Tante mau mengajak kalian ke suatu tempat yang akan membuat kalian bahagia. Sebelum itu, Ibu kalian di mana nak?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Ibu kamu sedang memilih botol bekas yang bisa dijual Tante," jawab anak jalanan lainnya.

"Di mana Sayang?" tanya Laura kembali, sambil tersenyum tipis.

Anak-anak langsung menunjuk dan Laura bergegas menghampiri Ibu Bella bersama Ibu dari anak jalanan lainnya. Sesampainya, "Malam Bu" sapa Laura kembali tersenyum.

Sontak Ibu Bella dan Ibu dari anak jalanan lainnya langsung menatap wajah Laura, "eh nak Laura. Kenapa malam-malam datang ke mari nak. Apa ada hal yang mau kamu sampaikan?" Tanya Bu Riska sambil menaikkan alisnya.

"Jadi begini Bu, ada kejutan yang mau Laura berikan untuk kalian semua. Apa kalian bisa ikut bersama saya," jawab Laura dengan jelas.

"Memangnya kejutan apa yang mau kamu berikan?" tanya yang lainnya.

"Kan kejutan Bu, mana mungkin saya beritahu. Mending kalian kemasin barang-barang berharga kalian, karena kita akan menginap di sana nanti. Yuk, soal anak-anak, biar Laura yang mengajak mereka," jawab Laura sambil tersenyum bahagia.

"Baiklah nak. Kalau begitu, kami akan bersiap-siap dulu. Kamu bermain dengan anak-anak dulu," ucap Bu Riska dan Ibu lainnya langsung mengemasi barang, sesuai perintah Laura.

Laura pun kembali menghampiri anak-anak kembali, "anak-anak, kita akan ke suatu tempat yang akan membuat kalian bahagia dan kalian tidak akan tinggal di tempat yang banyak nyamuknya begini. Kalian akan tinggal di tempat yang begitu nyaman dan membuat kalian betah deh. Kalian mau kan ikut sama Tante," ajak Laura kembali tersenyum.

"Mau Tante, mau," jawab mereka dengan ekspresi wajah yang begitu bahagia.

Satu jam pun berlalu, di mana mereka semua sudah berada di dalam mobil Laura, "apa semuanya sudah beres Bu. Tidak ada yang ketinggalan lagi kan?" tanya Laura untuk memastikannya.

"Tidak nak. Semuanya sudah dimasukkan ke dalam tas. Saya jadi penasaran, kamu mau bawa kami ke mana nak," jawab Ibu Riska kembali bingung kepada Laura.

"Ibu tenang saja. Tempat yang akan Laura tunjukkan, adalah tempat yang membuat kalian bahagia. Kalian tenang saja," jawab Laura ikut tersenyum.

Merekapun langsung berangkat menuju rumah yang sudah dibeli Laura untuk anak yang tinggal di kolong jembatan. Laura membeli rumah yang memilih tingkat 2, memang tingkat 2, tapi rumah tersebut minimalis dan tidak terlalu megah.

Sampailah mereka di rumah tersebut, "kita sudah sampai" ucap Laura dengan bahagia.

"Kenapa kita di sini Tante?" tanya Bella langsung turun dari mobil dan diikuti dengan yang lainnya.

Bella dan yang lainnya langsung menatap ke arah rumah tersebut, "mungkin saja ini rumah Tante Laura sayang. Mungkin saja Tante Laura mau mengajak kalian bermain di rumahnya. Benar begitu kan Laura?" jawab Ibunya sekaligus bertanya kepada Laura.

Laura pun menggelengkan kepalanya, "salah. Sebenarnya, ini adalah rumah untuk kaliannnn!" jawab Laura dengan bahagia dan berteriak.

"Apa!" kaget Bu Riska dan yang lainnya.

"Gak mungkin, ini pasti candaan aja. Mana mungkin kamu mau membelikan rumah kepada kami yang bukan siapa-siapa kamu. Kamu jangan bercanda gitu deh nak," masih tidak percaya Bu Riska.

"Saya beneran kok Bu. Apa terlihat dari wajah Laura berbohong. Laura sama sekali tidak berbohong, ini serius dan ini benar-benar rumah kalian," berusaha membuat Bu Riska percaya dengan apa yang ia katakan.

Tiba-tiba Bu Layla menangis, "eh, kenapa Ibu menangis?" tanya Laura langsung menghampiri Bu Layla.

"Saya masih tidak menyangka kalau kami akan diberi rumah sebagus ini. Baru kali ini, ada orang yang begitu baik kepada kami, sampai membelikan kami sebuah rumah. Apa mungkin kamu malaikat yang diutus Allah untuk memberikan kami kejutan seperti ini. Terima kasih banyak nak Laura, karena kamu sudah membantu kami," jawab Bu Layla terus menangis dan air matanya mengalir dipipinya.

"Ini semua memang sudah rezeki kalian. Saya hanya mengantarkannya saja. Jika tidak ada orang baik di dunia ini, maka jadilah salah satu orang baik yang membantu seseorang yang membutuhkan bantuan kita. Saya bukanlah malaikat, namun saya manusia. Saya gak tega lihat sesama manusia tinggal di kolong jembatan, sedangkan saya tinggal di rumah yang megah dan tidak pernah kekurangan. Kita ini kan sama-sama manusia, jadi, kita juga harus sama dan saling membantu. Saya membantu kalian semua ini ikhlas dan ridho karena Allah SWT" ucap Laura sambil mengelus kedua tangan Bu Layla.

Bu Layla langsung memeluk Laura dan yang lainnya juga memeluk Laura, "terima kasih banyak Laura. Semoga hidupmu terus dipenuhi dengan kebahagiaan tiada tara dan tidak akan ada masalah yang datang kepadamu. Kami akan selalu mendoakanmu Laura," ucap Bu Riska yang ikut menangis.

"Benar itu Tante. Kalau Tante ada butuh sesuatu, katakan saja pada kami Tante. Kami siap membantu Tante dan akan selalu berada disisi Tante. Kami janji," ucap semua anak jalanan, termasuk Bella.

"Kalau begitu, mending kita lihat isinya bareng-bareng yuk. Nanti di dalam, ada hal yang mau Laura katakan kepada kalian semua. Tapi sebelum itu, mari kita masuk dulu, yuk" ajak Laura dan mereka semua langsung masuk ke dalam rumah tersebut secara beraturan.

Mereka begitu bahagia melihat dalam rumah tersebut yang begitu nyaman dan damai, "hangat banget suasana rumah ini. Baru kali ini kami merasakan ketenangan dan kenyamanan. Biasanya, kami selalu dibisikkan oleh suara mobil dan motor yang ada di jalanan dan hawa di luar begitu dingin sampai anak-anak masuk angin. Baru kali ini kami merasakan kehangatan yang tidak pernah kami rasakan," ucap Bu Layla kembali menangis dan Laura menenangkannya kembali.

"Mari kita duduk di sofa bersama-sama," ucap Laura dan mereka semua langsung duduk di sofa sesuai perkataan Laura.

"Nah, anak-anak, kalau kalian bosan bermain, kalian bisa menonton televisi. Banyak kartun yang bisa kalian tonton. Sebelumnya, kalian pernah nonton gak anak-anak?" tanya Laura langsung menatap Bella dan anak-anak lainnya.

"Belum Tante," jawab mereka serentak.

"Eh, pernah deh sekali Tante. Tapi Bella mengintip di sebuah restoran yang memiliki televisi seperti ini. Enak banget filmnya, sampai Bella duduk sebentar untuk melihatnya dari luar. Tapi, saat Bella baru menonton, Bella sudah diusir sama yang punya restorannya, jadi Bella gak bisa nonton lagi deh. Sekarang, Bella bisa menonton puas tanpa melihatnya di restoran lagi. Terima kasih banyak Tante," jawab Bella dengan ekspresi bahagia dan langsung menatap ke arah televisi tersebut.

Laura tak henti meneteskan air matanya, "anak sekecil ini harus merasakan pahitnya dunia. Akhirnya aku bisa membantu mereka," ucap batin Laura mengusap air matanya yang membasahi pipinya.

"Oh ya, apa kalian semua sudah makan?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya.

Akhirnya Laku JugaWhere stories live. Discover now