Episode 4: Sakit Hati

32 14 3
                                    

"Kau ini, jangan membuatku kesal deh. Oh ya Nathalie, apa besok kau punya waktu. Aku ingin mengajakmu membeli sesuatu di mall?"  tanya Laura.

"Hm, tentu saja aku punya. Kalau begitu, besok langsung kirim saja lokasinya" jawab Nathalie dengan bahagia, karena akan ditraktir oleh Laura.

Keesokan paginya. Di mana Laura sudah bersiap-siap untuk pergi ke cafe dan tidak lupa ia untuk sarapan terlebih dahulu. Setelah ia sarapan, Luciana langsung bergegas keluar dari rumah, untuk berangkat ke cafenya.

"Nak, hati-hatilah. Jangan bekerja terlalu lama, nanti kamu kelelahan," ucap ibunya sambil melambaikan tangannya.

"Iya Bu, kalau begitu Laura pergi dulu. Dah," jawab Laura melambaikan tangannya dan ia langsung masuk ke dalam mobilnya.

Sesampainya Laura langsung turun dari mobilnya dan masuk ke dalam cafe tersebut.

Di dalam cafe semua barista langsung menatap ke arah Laura dan menundukkan kepalanya, "salam bu Laura." Sapa semua barista yang ada.

Setelah itu, Laura langsung duduk dikursi biasanya dan ia juga memesan kopi kesukaannya.

Saat sedang menunggu kopinya. Tiba-tiba saja ponsel berdering. Laura bergegas mengambil ponselnya lalu mengangkatnya telepon dari Kevin.

"Halo Kevin ada apa?" tanya Laura sambil menyilangkan kakinya.

"Tidak apa-apa, sepertinya salah menghubungi. Maafkan aku, sampai bertemu nanti," jawab Kevin langsung mematikan telepon tersebut.

Kopi Laura pun datang dan ia langsung meminumnya selagi masih hangat, "hm, kopi hangat ketika pagi hari benar-benar enak" ucap Alina sambil tersenyum tipis dan meminum kopi tersebut selagi hangat.

Siang pun tiba. Di mana Laura sudah berada di mobil bersama dengan Nathalie. Sekarang Nathalie sedang mengendarai mobil dengan fokus.

"Apa sebenarnya yang mau kau cari di mall Laura?" tanya Nathalie sambil menaikkan alisnya.

"Ada beberapa pakaian yang ingin aku beli, karena aku mau ke cafe lainnya. Sudah lama aku tidak mengecek ke sana, jadi aku mau jalan-jalan ke sana," jawab Laura sambil tersenyum tipis.

"Baiklah, si paling jalan-jalan. Apa kau tidak mau mengajak sahabatmu yang paling cantik nan anggun ini?" tanya Nathalie ikut menaikkan alisnya juga.

"Baiklah, lain kali aku akan mengajakmu sayang"

Saat hendak sampai di mall. Laura tidak sengaja melewati sebuah perusahaan tempat Kevin bekerja, "eh, bukannya ini perusahaan tempat Kevin bekerja. Coba kau berhenti dulu Nathalie," perintah Laura, dan Nathalie langsung memberhentikan mobilnya.

"Ada apa memangnya Laura, kan dia mau bekerja dan itu tidak ada urusannya denganmu?" tanya Nathalie yang bingung dengan Laura, karena disuruh berhenti tiba-tiba.

"Apa Kevin ada di dalam. Rasanya aku ingin menyapanya dan mengobrol dengannya?" bertanya-tanya sendiri Laura.

"Kok kau tanya sama aku. Aku bukan dukun, dan bukan kedua orang tuanya. Jadi aku tidak tahu soal kehidupannya," jawab Nathalie dengan kelas, sambil melipat kedua tangannya.

"Sudahlah. Kalau begitu jalankan kembali mobilnya. Aku sudah harus cepat-cepat, agar bisa mengejar waktu dengan cepat," perintah Laura dan Nathalie langsung menyalakan mobil dan pergi perusahaan tempat Kevin bekerja.

Malam pun tiba, di mana Laura sudah bersiap-siap karena ia sudah mengajak Kevin untuk bertemu. Ia sudah membeli pakaian untuk ia bertemu dengan Kevin juga tentunya.

"Aku tidak sabar untuk melihat wajah tampan Kevin. Pasti dia akan tampan dengan mengenakan jasnya. Mungkin dia memang jodohku," berdoa Laura dan menggas mobilnya sedikit kencang agar cepat sampai.

"Hei Laura. Dari tadi kau terus tersenyum, apa kau kesambet?" tanya yang tidak lain lagi ialah Nathalie yang ada disampingnya sedang santai, dan gantian mengendarai mobil tersebut.

"Apaan sih, kau gak tahu aku sedang bahagia. Aku kan mau bertemu dengan Kevin, jadi harus cantik dong sayangku," jawab Laura tersenyum lebar.

Sampailah di tempat yang dijanjikan Laura kepada Kevin, yaitu taman bunga yang begitu indah, karena dihiasi oleh lampu-lampu warna-warni, "sampai juga akhirnya kita," ujar Laura kembali tersenyum, dan menghela napas panjang.

"Apa aku sudah cantik Nathalie?" tanya Laura sambil menatap wajah Nathalie.

Nathalie pun menatap wajah Laura, "sudah kok, kau begitu cantik. Kalau begitu, hubungi dia sudah di mana," jawab Nathalie sambil memerintahkannya.

"Ini juga mau aku hubungi dia. Sabar kenapa," ujar Laura mengambil ponselnya dan menghubungi Kevin.

Tersambung, tapi tidak diangkat, "eh, kenapa tidak diangkat. Apa aku cek aja keluar ya, mana tahu dia sudah ada di luar," ujar Laura langsung keluar mobil, dan mencari keberadaan Kevin di taman bunga tersebut.

Tiba-tiba saja, Laura terhenti di tengah perjalanannya. Ekspresi wajah kaget terukir di wajah Laura. Ternyata, hal yang membuatnya terkejut adalah ia melihat dengan kepalanya sendiri Kevin sedang berciuman dengan wanita lain dihadapannya. Betapa hancurnya perasaan Laura, karena ia pikir kalau Kevin adalah pria yang tepat untuknya.

"Astaga, Kevin berciuman dengan seorang pria. Gak, ini gak mungkin," pelan suara Laura yang kecewa berat.

"Hei Laura. Apa kau sudah menemukan Kevin?" tanya Nathalie yang menghampirinya, dan ia melihat arah mata Laura yang terus menghadap ke depan dan terus menatap Kevin yang sedang berciuman.

"Hah, bukannya itu Kevin. Dia berciuman dengan wanita lain. Memang laki-laki kurang hajar, harus diberi pelajaran tuh anak," marah besar Nathalie dan ia hendak menghampiri Kevin, namun dihalangi oleh Laura.

"Sudahlah Nathalie. Tidak ada gunanya kita menghampirinya. Lebih baik kita pergi dari sini, aku tidak mau berada di sini Nathalie," ucap Laura dengan ekspresi wajah menahan air mata.

"Baiklah sayang, kalau begitu mari kita pulang sekarang," ucap Nathalie langsung membantu Laura berjalan, karena Laura langsung lemas dengan kejadian yang ada dihadapannya.

Di dalam mobil, Nathalie langsung meletakkan Laura di belakang lalu Nathalie yang mengendarai mobil tersebut. "Kau tidak perlu ingat kejadian barusan. Kau lupakan saja dia, karena dia pria buaya bodoh dan jelek," hina Nathalie dan langsung menyalakan mobil tersebut lalu pergi dari tempat tersebut.

Di perjalanan, Laura terus terdiam dan menahan air matanya, "apa aku tidak boleh jatuh cinta. Entah kenapa hubunganku dengan seorang pria selalu gagal. Apa aku tidak ditakdirkan untuk memiliki pasangan dan harus menyendiri seumur hidupku tanpa memiliki pasangan. Tuhan benar-benar jahatnya sama aku," ucap batin Laura sambil menghela napas panjang.

Nathalie melihat dari kaca yang berada tepat di atasnya, dan ia melihat Laura yang masih sedih, "mending aku ajak Laura ke suatu tempat yang membuatnya tenang deh. Dia pasti akan suka dengan apa yang akan aku tunjukkan kepadanya," ucap batin Nathalie juga.

Sampailah di pantai yang begitu indah, dengan hembusan angin yang menyejukkan. Laura baru sadar, kalau ini bukan di rumahnya, "kita di mana ini Nathalie?" tanya Laura sambil menaikkan alisnya dan mereka berdua keluar dari mobil bersamaan.

Akhirnya Laku JugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang