Episode 37: Hal Penting

9 2 1
                                    

"Yaudah deh, aku maafin kamu. Tapi, jangan lakukan hal seperti itu lagi, atau aku akan benar-benar marah padamu" jawab Laura yang sudah memaafkan Candra.

"Terima kasih banyak, Sayang. Kamu memang yang paling baik sedunia" langsung memeluk Candra dan mereka saling berpelukan.

"Kalau begitu, mari kita duduk, Sayang dan pesanlah makanan yang kamu inginkan, biar aku yang bayar semuanya" ucap Candra dan mereka berdua pun duduk bersamaan.

Laura dan Candra pun mulai memesan makanan dan minuman yang mereka inginkan. Setelah memesan makanan dan minuman, merekapun kembali mengobrol.

"Ouh ya, Sayang. Apakah kamu anak tunggal dikeluarga kamu?" tanya Candra, sambil menaikkan alisnya.

"Ih, kok kamu tahu. Aku memang anak tunggal dari keluarga aku. Ada apa memangnya?" jawab Laura sekaligus bertanya.

"Tidak apa-apa. Berarti tidak ada orang yang harus kamu susahkan deh, seperti adik atau abang. Enak banget ya hidup kamu, Sayang. Pasti kekayaan kamu melimpah" ucap Candra jadi membahas harta.

"Sepertinya wanita ini adalah target yang pas untuk aku menghabiskan uangnya. Benar itu"

Setelah mengobrol. Pesanan merekapun datang dan pelayan langsung meletakkannya di atas meja, "semoga suka dengan hidangannya tuan dan nyonya. Saya permisi dulu" menundukkan kepalanya dan langsung pergi dari meja mereka.

"Ini punya kamu, Sayang" ujar Candra yang memberikan bagian Laura.

"Terima kasih banyak, Sayang" ucap Laura sambil tersenyum dan meminum minumannya.

"Selamat makan, Sayang"

Merekapun langsung menyantap makanan mereka masing-masing, dengan ditemani oleh obrolan yang ada, "sayang" panggil Laura sambil mengunyah makanannya.

"Hm, ada apa?" tanya Candra langsung menatap wajah Laura.

"Apa kamu tidak pernah merasakan cuti perusahaan. Kelihatannya kamu yang terus bekerja dan menjadi pelopor perusahaan itu. Kasihan tahu kamu, bekerja terus?" tanya balik Laura yang tidak tega dengan Candra.

"Tidak apa-apa kok, Sayang. Lagian aku sudah betah bekerja di sana dan aku sudah terbiasa dengan itu semua. Jadi kamu tidak perlu memikirkan hal itu, mending kamu pikirin pekerjaan kamu aja dan soal hubungan kita berdua ini" jawab Candra sambil tersenyum dan mengelus tangan kanan Laura dengan lembut.

"Baiklah. Terima kasih banyak, karena sudah memberikan jawaban yang menenangkan" ikut tersenyum dan mereka kembali menyantap makanan mereka masing-masing.

Setelah selesai makan, tibalah pembayaran dan pelayan pun kembali datang untuk menagih pesanan yang sudah mereka makan, "berapa Mbak?" tanya Candra.

"Totalnya 250 ribu tuan. Mau bayar lewat apa?" jawab pelayan tersebut sekaligus bertanya.

"Saya mau bayar lewat transfer saja. Bentar ya, saya ambil dulu"

Saat Candra mau mengambil dompetnya, ternyata dompetnya tidak ada dikantung celananya, "eh, ke mana dompet aku ya, Sayang. Tadi sepertinya ada deh dikantung celana aku. Kenapa sekarang gak ada. Aduh, gimana ini" panik Candra dan mencari dompetnya diseluruh bagian jantung celananya.

"Yaudah deh, Sayang, gapapa itu. Kalau begitu, bayar pakai kartu saya saja Mbak" memberikan kartu rekeningnya.

"Baik Nyonya, ditunggu sebentar ya" ujar pelayan tersebut langsung menuju kasir.

Setelah pembayaran, merekapun langsung keluar dari restoran tersebut, "sayang, maafkan aku ya. Seharusnya kan aku yang membayar itu semua, tapi malah kamu semua yang membayarnya. Lain kali aku akan mengganti uang kamu" ucap Candra memasang ekspresi sedih.

Akhirnya Laku JugaWhere stories live. Discover now