20.kecurigaan sania anna

2 1 0
                                    


H
A
P
P
Y

Reading

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Bel pulang sekolah berbunyi seantero sekolah,gavriel berserta ketiga sahabatnya berjalan beriringan keluar kelas.

Langkah ke empatnya menarik simpati siswa siswi yang telah keluar di sepanjang koridor.
Gavriel dengan wajah angkuhnya,aldo dengan wajah dinginnya,serta fando dan kevin dengan senyum tipisnya.mereka berempat kombinasi yang sempurna untuk sma cempaka.

"Briana nggak masuk hari ini." Ujar fando.ketiganya langsung menatap fando dengan satu alis terangkat ke atas.

"Gue pikir lo mau tau keberadaan dia." Tambah fando menatap sebentar ke arah gavriel.

"Mungkin dia lagi sakit,atau lagi cari cara buat kita nggak tuduh dia sebagai pembunuh." Opini kevin tetap dengan pemikiran buruknya.

"Dia pikir bisa lolos dari gue,dendam gue nggak akan pudar sedikit pun sama dia sampai gue tau kebenarannya." Final gavriel meninggalkan ketiga sahabatnya.
Ketiga pemuda itu saling melirik satu sama lain.

"Dendam dia berujung penyesalan pada akhirnya." Ujar aldo menatap lurus pada punggung tegap gavriel yang perlahan mulai mengecil dari penglihatannya.

"Lo tau sesuatu tentang kejadian dua tahun lalu?."tanya fando dengan kernyitan di dahi.sekarang perhatian nya tertuju pada aldo

"Lo juga tutupin sesuatu dari kita semua tentang kejadian itu." Balas aldo.melangkah cepat meninggalkan kevin dan fando menyusul kepergian gavriel.

"Apa cuma gue sama gavriel yang nggak tau apa apa?." Tanya kevin menuntut jawaban kepada fando dengan tatapan seriusnya.sedari tadi dirinya mencerna dengan baik perkataan kedua sahabatnya.

"Lo nggak usah dengarin aldo." Jawab fando meninggalkan kevin sendirian di koridor panjang itu.

"Sial gue di tinggalin ... FAN TUNGGUIN GUE WOII." Teriak kevin berlari menyusul ketiga sahabatnya yang pergi meninggalkan dirinya.


                  •••••••••••••••••

"Anna lo lagi cari apaan sih?." Tanya sania yang masih bersandar di depan papan tulis dengan kedua tangan terlipat di dada.menghiraukan ocehan sania,anna masih terus mengacak acak isi laci meja briana.sampai semua isi dari laci meja itu berserakan di lantai.hanya ada buku paket di dalam laci tersebut membuat anna geram saja.

"Nah ketemu." Seru anna mengangkat tinggi  buku yang sedari tadi dirinya cari.

Sania memicingkan mata nya sebentar menatap ke arah buku yang tengah di pegang anna ."buat apa sampai lo segitunya cari buku itu?."

Masih menghiraukan pertanyaan dari sania,anna melangkah maju menghampiri meja guru di depannya.mengeluarkan buku catatannya sendiri.anna sibuk mencari halaman yang sekiranya ada tulisan riana.

"Lo lihat sini san." Titah anna setelah meletakkan kedua buku yang dirinya dapatkan dengan buku nya sendiri yang berisi tulisan riana.

Sania dengan malas menghampiri anna.ikut memperhatikan ke dua tulisan di kedua buku tersebut."bukannya kedua tulisan itu berbeda?."tanya sania yang masih memperhatikan kedua tulisan itu bergantian.

"Gotcha." Ujar anna sambil menjetik jarinya dengan senyum lebarnya.

"Jadi maksudnya yang sekarang itu bukan riana melainkan kembarannya yang di kabarkan meninggal di sekolah kita?."simpul sania dengan wajah terkejutnya.

PazlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang