44)

83 9 0
                                    

Yang masih nungguin cerita ini, boleh angkat kakinya 🦶🤭

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
===================

"Gimana persiapan natalnya? Udah semua?"

"Udah, Kak, Bi Fatma dan Pak Imin yang bantu nyiapin,"

Java menghela napas dalam melihat wajah murung sang kekasih. Java mengusahakan minta ijin untuk tetap natalan di Indonesia salah satunya ingin menghabiskan natal tahun ini bersama Mikha.

Bukan bermaksud apa-apa, Java tau Dion dan Sinta kelewat sibuk untuk sekedar mengobrol di rumah. Apalagi mempersiapkan keperluan natal, sama sekali tak sempat.

"Senyumnya mana nih? Cemberut mulu dah!"

"Kangen Kak Raja,"

"Baru sehari udah kangen aja nih?"

"Satu detik aja udah kangen rasanya,"

Java berusaha menahan untuk tidak salah tingkah, tapi gagal. Wajahnya sudah memerah menggemaskan macam hamster. Mikha bukannya suka malah makin tantrum hatinya tak bisa bertemu Java sampai pergantian tahun.

"Nikah aja lah kita, Ress, rasanya kakak juga tak sanggup nahan rindu gak ketemu kamu!"

Tolong segera hubungi Dokter Dion Senandhika Hadwin, anak tunggalnya sudah hampir tak tertolong jiwa dan hatinya oleh gombalan sang kekasih. Wanita itu tak menyangka Java si pangeran es itu bisa se-cringe ini.

"AAKKHH TAKUT KAK RAJA KENAPA PINTER GOMBAL SIH?!!"

Tawa renyah Java terdengar cukup merdu di telinga Mikha. Harap maklum dengan sikap anak muda yang sedang dimabuk asmara ini yah, emang udah gak waras dilihatnya.

"Gak gombal kok, kakak beneran, Sayang,"

"Kalau beneran, ajak Ressta ke Paris,"

deg.

Mata sipit Java hampir saja keluar karena tak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. Java sangat mau mengajak Mikha ke Paris. Masalahnya, wanitanya itu sudah berada di Pekalongan, sedangkan ia harus terbang besok siang dari Jakarta, yang otomatis pagi nanti, ia sudah berangkat dari Semarang.

Dan bagaimana cara Java meminta ijin kepada Dion dan Sinta? Yang otomatis bila Mikha ikut Java, dia tak bisa natal di rumah bersama kedua orang tuanya. Jelas Dion tak akan memberi ijin.

Belum lagi Luna yang akan mengamuk bila tau Java membawa Mikha ke Paris. Teriakan sang mami bisa memenuhi masion bila itu beneran terjadi.

Masion Ragaswara di Paris itu setiap sudut penuh dengan CCTV, yang pasti Java tak akan leluasa bermesraan dengan Mikha. Ditambah Luna yang memang bekerja di rumah. Butik dan mation sebelahan, ibu dua anak itu banyak di rumahnya.

"Kok diam? Kakak gak bisa kan?"

"Ress, bukan gitu.....,"

"Iya aku tau,"

Java mengeram frustasi. Bukannya dia tak mau bertemu dengan kedua orang tuanya, tapi karena Gama yang membuat masalah, semua rencananya menjadi kacau seperti ini. Menyalahkan Gama pun ia tak tega.

"Ress, kenapa sih aku selalu berada di antara dua pilihan yang keduanya sangat penting dan gak bisa dipilih? Aku capek, tapi aku gak diperbolehkan untuk menyerah.

"Dua tahun lalu aku dipaksa mengubur semua mimpi aku untuk ilmuan demi menjadi pewaris rumah sakit kakek. Orang akan mengira aku tamak, iya ini demi harga diri dan hak yang memang harusnya menjadi milik keluargaku, Ress.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Where stories live. Discover now