26) ⚠️

494 13 16
                                    

Masih bernuansa panas, diharap siapkan minum dulu 😌

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
==================


Java menatap Mikha tajam. Lagi dan lagi pertahanannya runtuh oleh adek sepupunya itu. Mata sipitnya beradu pandangan dengan mata bulat Mikha. Mereka larut oleh dalamnya nafsu yang mulai menguasai kewarasan mereka.

"Gue tanya sekali lagi, lu beneran gak mau gue berhenti?"

"Iya ayo lakuin itu, gue gak akan minta Kak Raja buat berhenti!"

"Okay, dan gue gak bakal biarin lu buat hentiin gue,"

Java kembali menggendong Mikha, menyatukan kulit mereka yang tak terbalut apapun itu, memberikan sensasi luar biasa yang Mikha rasakan. Belum ke inti saja Mikha sudah mau gila rasanya.

Java berjalan menuju ranjang nyamannya, dibawanya Mikha kesana, ia tidur kan dengan perlahan seolah gadis itu barang pecah belah yang mudah hancur. Iya untuk saat ini saat kewarasannya masih tersisa, gak tau nanti bila setan sudah menguasainya.

Java merangkak ke atas Mikha, mengamati setiap inci wajah yang hampir sempurna itu. Tatapan sayu dengan dada yang naik turun serta tubuh basah tanpa sehelai benang membuat Java ingin segera memakan adek sepupunya ini.

Ia mainkan setiap bagian tubuh kecil tinggi tapi besar di area tertentu, sesuai bayangan Java, Mikha memang seindah ini yang sebentar lagi akan menjadi miliknya, bukan Jaevano ataupun Leon.

"K-kaakkhh,"

Senyum tipis itu, Mikha suka. Gadis itu suka saat senyum itu hanya diberikan untuknya walau dirinya harus tersiksa karena Java menggodanya dengan memainkan jari besarnya di sekitar bongkahan kenyalnya itu, tanpa berniat mengulumnya.

"Adek kecil ini mau apa, heem?"

"Sentuh Ressta, Kak!"

"Gue bakal turutin, tapi keluarkan suara lu yah!"

Mikha mengangguk, tanda setuju dengan Java. Ia tak peduli lagi dengan harga dirinya. Sedari tadi gadis itu berusaha menahan desahannya, entah kenapa ia terlalu jijik mendengarkan suara desahannya sendiri.

Disentuhnya dua benda kembar itu, dimainkan dengan jarinya dan ia kulum satunya. Sangat pas untuk Java, tak besar tak kecil juga. Desahan Mikha terdengar saat Java sedikit menggigit dan menghisapnya seperti bayi yang kehausan.

Rambut Java acak-acakan ditarik pelan oleh Mikha yang sedang kenikmatan itu. Ditekan sedikit agar Java lebih lagi memperdalam kulumannya. Perih dan nikmat. Java tak lupa memberikan tanda kepemilikannya disana.

Pemuda itu bergerak turun dengan bibir yang masih mengeecupi perut rata Mikha. Ada otot terbentuk disana walau gadis itu jarang olahraga. Kerjaannya kan kalau gak nontonnya Oppa iya ngegalauin Java.

Hingga kepala Java berhadapan pada pusat Mikha yang sudah basah dan berkedut. Warna pink menggoda dengan rambut tipis disana. Lagi dan lagi gadis ini memenuhi kriteria Java tanpa diminta.

Lidah Java bermain disana, menerobos masuk dan mengobrak-abrik klotis Mikha. Ada rasa geli tapi nikmat, dan rasanya Mikha kan segera pelepasan sebentar lagi. Java memang jago untuk urusan ranjang.

Cairan itu ditelan habis oleh Java tanpa rasa jijik, seolah ia sudah sering melakukannya. Dibalik nikmatnya pelepasan, ada rasa sakit yang selalu menganggu pikirannya dan gadis itu berani mempertanyakan itu sekarang.

"Kak Raja jago yah, pasti udah sering sama Kak Jihan,"

Java menyengit setelah melepaskan celana dalamnya yang  memang masih ia pakai tadi. Sekarang mereka sama-sama telanjang bulat. Mikha gugup melihat kepunyaan Java yang panjang dan besar, sesuai dengan perawakan lelaki itu.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Where stories live. Discover now