23)

149 14 13
                                    

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
====================


"Yakin nih gapapa Mami tinggal? Ressta masih sakit gitu kakinya,"

"Kaki Ressta udah gapapa kok, Budhe, udah bisa jalan loh ini!" tunjuk Mikha pada kakinya yang sakit seminggu lalu.

Yah sesampainya di dalam ruangan saat sang dokter meneriaki Java yang menggendong Mikha, gadis itu segera diperiksa untuk mengetahui ada luka serius. Untungnya tak ada dan hanya diberi obat pereda nyeri dan salep untuk mengurangi lebamnya.

Dokter itu merupakan sepupunya dari keluarga neneknya yang kebetulan kerja di rumah sakit milik keluarga Ragaswara. Makanya saat Java menyebutkan nama belakangnya, sang perawat terlihat terkejut, pertama kali bertemu dengan pewaris rumah sakit.

Tak sampai disitu. Saat tau keponakan cantiknya terluka, Luna segera meminta Ami memanggil tukang pijat khusus keseleo andalannya. Bukan hanya Mikha yang bergedik ngeri, Java dan Gama pun tak sanggup membayangkannya.

Bagaimana gadis itu berteriak menahan sakit dan suaranya memenuhi seluruh penjuru rumah. Luna memang meminta tukang urutnya untuk melakukan tugasnya di sofa ruang santai. Itu cukup membuat Java tersiksa karena dekat dengan kamarnya.

Sakit yang luar biasa itu syukurnya terbayar, terbukti Mikha sudah bisa berjalan dengan normal dalam waktu 3 hari. Tetap saja bila diminta memilih lebih baik dirinya tak terkena musibah seperti itu lagi, proses penyembuhannya menyiksa jiwa dan raga.

"Kalau terjadi apa-apa lagi sama Mikha gimana? Kemarin Mami harus bohong sama Dion loh,"

Atas rengekan Gama dan Mikha, Luna terpaksa harus bohong kepada adek sepupu yang lebih tua darinya itu tentang kondisi anaknya. Papa satu anak itu khawatir karena anak tunggalnya tak ada membalas pesan dan mengangkat panggilan darinya.

"Sekali doang elah, Mi,"

"Lain kali Mami gak bakal nutupin apapun ke Dion dan Sinta yah!" Mikha dan Gama mengangguk sebagai jawaban, Java hanya diam, "Raja, Lingga, dijaga yang baik adeknya!"

"Siap Mamiku! Udah balik aja ke Paris yah, kasihan loh Papi ditinggal seminggu gak dapat sentuhan Mami!"

"KAMU NGUSIR MAMI, KALINGGA?!!"

"GAK GITU, MI!!! PAPI PASTI BUTUH PELUKAN DAN SENTUHAN MAMI KAN?!!"

"MULUTNYA, KALINGGA!!!"

Anak bungsu Ragaswara itu bukannya takut malah cengengesan gak jelas. Luna tak bisa berkata lagi dengan tingkah random Gamarendra. Mikha pun sama, pasrah ketawa, lumayan lah sebagai hiburan. Pemuda itu bergegas menuju kamarnya sebelum sang Mami tambah marah.

Java masih diam tak berniat membuka mulutnya. Pemuda itu tak melamun kok, hanya malas saja ikut pembahasan gak penting Gama, kan lebih baik langsung dipraktekkan. Eh, dijernihkan maksudnya.

2 jam berlalu, Java sudah rapi akan mengantar sang Mami yang sudah siap sedari tadi menuju Bandara untuk kembali lagi ke Paris. Pesawat Luna akan berangkat 2 jam lagi, ibu 2 anak itu harus bergegas untuk mengurus ini itu.

Luna duduk di samping Mikha yang sedang menonton layar datar besar di hadapannya. Menonton serial nexflik kesukaannya yang memang selalu ia tunggu update episode terbarunya setiap minggu. Luna tak mengerti karena berbahasa mandarin.

Tak lama Java keluar dari kamarnya dengan setelan santai yang jarang Mikha lihat. Celana jeans serta sweater agak besar yang justru membuat bahu lelaki itu semakin terlihat nyaman untuk menjadi sandaran dan pelukan.

Apa yang baru saja terlintas dipikiran Mikhaella? Cukup ciuman mereka waktu itu menjadi kesalahan yang membuat hubungan mereka semakin runyam, jangan berbuat hal lain lagi. Mikha segera menggelengkan kepalanya agar kesadarannya kembali.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Where stories live. Discover now