27)

278 21 9
                                    

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
===================



Mentari rasanya ingin tenggelam lagi akibat dua makhluk beda jenis kelamin yang masih saling menghangatkan satu sama lain di bawah selimut tebal yang sudah bercampur dengan cairan cinta mereka semalam.

Mereka tak tau saja bahwasanya Ami kelimpungan di rumah besar itu tanpa adanya kehadiran para majikan mudanya, padahal matahari sudah mulai tinggi saat waktu menunjukkan hampir pukul 11 pagi.

Kolam renang tampak sedikit berantakan dengan keberadaan gelas dan speaker. Jangan lupakan HP mahal Mikha disana dalam keadaan baterai yang krisis sedangkan anaknya tak diketahui keberadaannya.

Ami selesai dari kamar nona mudanya dan yah tidak ada keberadaan Mikha disana. Kamar dalam keadaan kosong tak terkunci dan pendingin ruangan yang masih menyala dari semalam.

Ami juga masuk ke kamar Gama yang tepat berada di sebelah, terkunci, artinya sang majikan bongsornya sudah tidak ada di rumah sejak semalam. Gama tuh agak rewel, mau di dalam atau di luar kamar, pemuda itu tak lupa mengunci pintu kamarnya.

Beda dengan Java, bila tak terkunci, justru tak ada di rumah. Walah pemuda itu rajin bebersih, ia tak akan melewatkan Ami untuk membersihkan kamarnya, biar makin bersih dan rapi katanya.

Suara dering telepon mengusik tidur mereka yang baru beberapa jam itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara dering telepon mengusik tidur mereka yang baru beberapa jam itu. Iyalah kegiatan mereka saja baru selesai saat matahari akan menyapa tadi. Java betulan tak berhenti sampai dirinya sendiri merasa cukup dengan Mikha.

Mata bulat itu terbuka. Untuk pertama kalinya Mikhaella Karessta Hadwin bangun pada siang hari. Bahkan saat sakit pun dirinya tetap akan bangun pagi. Matanya masih terasa banget baru mendapat waktu tidur sekitar 4 jam, sama dengan waktu pergemulan mereka tadi.

"Kak Raja!" panggil Mikha pelan.

Dan yah lelaki itu tak ada tanda akan bangun. Lengannya malah menarik tubuh polos Mikha semakin mendekat agar bisa lebih erat untuk mendekapnya. Hangat, pikiran Mikha kembali pada kejadian yang baru selesai beberapa jam yang lalu.

Wajahnya tiba-tiba memanas dan memerah. Senyum tipis tak bisa ia hilangkan saat mengingatnya. Mukanya yang jelas sedang malu itu semakin ia tenggelamkan pada dada bidang Java, membuat lelaki itu mengerang.

"Jangan gerak-gerak, Ress! Lu mau gue terkam lagi yah?"

"Apaan sih, Kak!"

"Gapapa kok, Sayang,"

Kan, lemah banget Mikha tuh padahal cuma dipanggil sayang doang. Itu si Jihan juga tiap hari dipanggil sayang, digandeng tangannya malah, dipeluk juga tuh. Bedanya Jihan gak sampe olahraga malam berujung tidur di bawah selimut yang sama tanpa busana yah.

Dering telpon mulai terdengar lagi, mau tak mau membuat Java membuka matanya. Dilihatnya layar telepon pintarnya yang berada di tangan Mikha, tertulis nama sang adek laknatnya.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Where stories live. Discover now