ALZHEIMER 08: TAWURAN?

993 115 21
                                    

ALZHEIMER 08: TAWURAN?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ALZHEIMER 08: TAWURAN?

"Mohon perhatiannya. Diharapkan untuk para siswa-siswi, agar segera berbaris di lapangan. Dikarenakan Upacara Bendera pagi ini, akan segera kita mulai. Terima kasih."

Para siswa-siswi yang tadinya berada di dalam kelas, kantin dan juga halaman depan kelas, kini mulai berhamburan menuju lapangan. Semuanya tampak sibuk mencari barisannya ketika Bu Saras mulai mengumumkan bahwa upacara bendera pada pagi hari ini akan segera di mulai.

Para murid yang sudah rapi dengan atributnya pun kini mulai merapikan setiap barisan. Para anggota OSIS juga sudah bersiap untuk melaksanakan tugas mereka.

"Zia! Topi gue!" Kayla berseru panik kepada Zia yang berbaris tepat di sampingnya.

Seketika Zia langsung mengerutkan keningnya heran. "Hah? Kenapa topi lo?"

"Jangan bilang lo lupa bawa topi?" tebak Nala yang berdiri di belakang gadis itu.

Perlahan, Kayla mulai menganggukkan kepalanya. Hal yang membuat Zia langsung menepuk dahinya saat itu juga.

"Astaga Kayla!!" ujar Zia setengah berteriak. "Kok bisa sih lo lupa?" tanyanya tak habis pikir.

"Tadi malam lo ngapain aja sih?" tanya Nala lagi.

"Terus ini gimana?" kata Zia, yang hanya di balas gelengan kepala oleh Kayla.

"Biasanya yang nggak bawa topi baris di pojok sana." Nala menunjuk ke arah barisan paling pojok, yang mana sudah di isi oleh beberapa siswa yang tidak memakai atribut lengkap.

Kayla yang melihat itu langsung bergidik ngeri. "Gue nggak mau, di sana barisan cowok-cowok semua Zi. Gue takut," ujarnya mengadu.

"Ya lo sih, lagian." Kenzia melemparkan tatapan kesal ke arah gadis itu.

"Namanya juga lupa," balas Kayla tak mau disalahkan. "Kan manusiawi," tambahnya lagi.

"Dasar pikun," ujar Zia geram.

"Masih muda juga, udah pikun aja," kata Nala menambahi.

Saat sedang bingung-bingungnya, tiba-tiba saja mereka bertiga dikejutkan oleh kedatangan siswi yang Kayla yakini adalah adik kelas mereka. Siswi itu berjalan ke arah Kayla, sambil membawa sebuah topi di tangannya.

"Kak," sapa siswi itu ramah.

"Eh, iya?" Kayla yang masih bingung hanya diam di tempat, sambil kembali memperhatikan.

"Ini topinya, Kak. Di suruh pakai sama kak Arghaza," kata gadis polos itu dengan sopan dan tersenyum kecil. Tangannya mulai bergerak untuk menyodorkan topi tadi kepada Kayla.

Sedangkan Kayla diam dengan ekspresi terkejut. "Loh?"

"Pakai aja kak," ucap gadis itu lagi, meyakinkan.

ARGHAZA [ON GOING]Where stories live. Discover now