BAB 15

3 0 0
                                    

Sore itu Ale dijemput oleh Arya dari apartemen langsung menuju Blue Fox, mereka masuk ke VIP Room. Keluarga Arya belum sampai, Ale terlihat pucat dan sejak di mobil Ale kebanyakan diam.

"Ale kamu sakit? Koq pucat?"

"Arya, aku gugup banget."

"Karena mau ketemu keluarga aku?" Ale hanya mengangguk dan Arya tertawa melihat Ale.

"Ale, tenang saja orang tua aku itu bukan tipe orang tua yang kaku, otoriter. Mereka sangat hangat, apa lagi aku udah kasih clue ke mereka kalau ini orang yang aku suka. Tenang aja Ale. You'll see."

Tidak lama setelah Arya berhenti bicara, pintu ruangan itu terbuka, masuklah orang tua Arya. Om Hasan, ayah Arya seorang pria dengan perawakan tinggi, pasti Arya mendapat tubuh tingginya dari Ayahnya. Ia memiliki garis muka yang tegas, dengan rambut yang sudah sebagian besar berwarna abu-abu. Warna rambutnya itu memberikan kesan bahwa Ia adalah orang yang bijaksana. Penampilannya rapi dengan kemeja berlengan pendek, celana jeans gelap dan sepatu kulit. Terlihat bahwa pasti ia sangat tampan di masa mudanya .

Tante Shalom, ibu Arya adalah wanita yang sangat anggun dengan senyum yang menyenangkan. Ia mungkin tidak seperti ibu-ibu sosialita pada umumnya dengan rambut disasak tinggi, dengan make up tebal. Ibu Shalom berambut pendek, dengan riasan wajah yang tipis, dan mengenakan setelan kemeja putih, celana jeans dan high heels. Walau terlihat sederhana namun kecantikan dan tatapan matanya yang lembut membuat dia terlihat sangat mempesona.

Melihat mereka masuk, Arya dan Ale langsung berdiri, Arya langsung menggandeng tangan Ale dan mengajaknya mendekati orang tuanya.

"Pa, Ma kenalin ini Aurelle." Ale langsung mengulurkan tangannya untuk menyapa kedua orang tua Arya dan disambut oleh mereka berdua.

"Halo Aurelle, Panggil aja saya Hasan. Ini istri saya, Shalom."

"Ah ini Aurelle yang sering di ceritain Arya. Cantik ya." sahut Tante Shalom.

Ale tersipu malu. "Panggil aja Ale. Makasih Tante."

"Duduk ayo duduk." ajak Om Hasan. Lalu mereka pun duduk bersama di meja bundar di tengah ruangan itu.

Tak lama kemudian makanan pun mulai disajikan. Mereka mulai makan bersama sambil bercakap-cakap, bersenda gurau. Suasana terasa hangat dan Ale menikmati percakapan mereka dan tidak gugup lagi.

Sampai pada waktunya dessert, seorang pelayan membawa sebuah kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang sudah menyala dan diletakkan di depan Arya.

"Selamat Ulang Tahun Arya." kata Om Hasan.

"Selamat Ulang Tahun ya. Ayo tiup lilinnya dan make a wish." lanjut Tante Shalom

"Makasih ya ma pa." Lalu Arya menutup matanya sekejap, membuka matanya dan meniup lilinnya.

"Jadi apa wish kamu Arya?"

"Aku berharap ulang tahun aku di tahun-tahun kedepan, bisa bersama kalian semua yang ada disini. Mungkin beberapa tahun lagi ketambahan anggota keluarga baru." kata Arya dengan luwes sambil melihat kepada Ale.

Mendengar itu Ale yang sedang minum hampir tersedak dan menyembur Om Hasan, tapi untung Ale bisa menutup mulutnya rapat-rapat dan berusaha menelan air yang entah mengapa seperti berubah menjadi benda padat karena sulit untuk di telan.

"Aduh Arya, Ale nya sampai kaget begitu." kata Om Hasan sambil tertawa. Ternyata kejadian itu di perhatikan oleh Om Hasan, Ale malu bukan main.

"Memang kalian sudah ada rencana apa?" tanya Tante Shalom.

Arya tertawa "Belum koq ma. Kita berdua masih sama-sama saling mengenal. Ya kan Le?"

Ale masih belum bisa mengumpulkan suara di tenggorokannya untuk meresponi Arya. Ia hanya bisa mengangguk sambil tersenyum.

Apa Yang Kamu Cari Mungkin Tidak JauhWhere stories live. Discover now