2110 💛 Cakra si berondong

22.5K 3.1K 1K
                                    

Info : PO kedua Novel Asrama Lantai 7 InsyaAllah tanggal 28 Oktober 2023. Selengkapnya bisa follow instagram aku yaa.
@Dearlysalsa.lee6

InsyaAllah nanti cerita ini juga bakal naik cetak, jadi nabung aja dulu mulai sekarang biar nanti nggak bingung pas ada pengumuman PO ya.

.
.
.

Di asrama yang damai, Haikal, Marka, dan Reihan berkumpul di dapur menikmati makan siang sepulang dari kuliah, sementara Arga Cakra dan Aji santai bermain ponsel di ruang tengah. Cakra duduk dengan tenang sambil bermain iPad, sementara Arga dan Aji nyaman dengan ponsel mereka di sofa yang lain. Suasana itu terputus saat Jendral pulang dari kampus.

"Assalamu'alaikum. Guys, tolong dengerin gue," celetuknya. Semua member sempat menjawab salamnya, beberapa juga menoleh untuk sepersekian detik.

Setelah itu member kembali ke aktivitas mereka. Yang di dapur lanjut mengobrol dan yang di ruang tengah tak mengeluarkan suara lagi.

"Guys, dengerin gue, gue mau ngomong," ulang Jendral.

Haikal hanya menggerakkan tangannya tanpa berbalik. "Bentar, Jen. Lagi asik." Kemudian Haikal melanjutkan obrolan sembari menyendoki nasinya. "Iya, kan? Emang bener si juki-"

"Guys," Jendral mulai menyelipkan sedikit rengekan dalam suaranya.

"Bentar dulu, Jen. Penting ini, kasusnya si Juki nggak bisa di skip." Reihan menyahuti.

"Gu-"

Haikal dengan cepat memotong lagi. "Masih makan ini, sabar. Ntar dulu."

Jendral kesal dan akhirnya memutuskan untuk berbicara sembari berjalan ke arah dapur. "Sini, gue suapin biar cepet kelar," ucapnya. Haikal hanya cengengesan saat Jendral mengambil piringnya dan mulai memberinya makan. Gelak tawa meriah memenuhi ruangan ketika Haikal dengan pasrah membiarkan dirinya disuapi oleh Jendral.

Dari tempatnya, Arga tergelak, "Jendral kesel."

"Ya abis, gue mau ngomong, tapi kalian keliatan gak ada yang minat buat dengerin," ujar Jendral dengan nada agak frustasi.

"Sebenernya emang enggak sih, Bang," celetuk Aji.

"Apa?" Jendral memandang Aji dengan heran.

"Bercanda, Bang."

"Mau ngomong apa sih?" tanya Haikal sambil mengunyah makanannya.

"Jadi-"

"Ooh," potong Haikal dan Cakra secara bersamaan.

"BELOM!" pekik Jendral.

Marka sempat tertawa sebelum meminta Jendral untuk melanjutkan.

"Jadi, tadi kan gue udah ngobrol di bawah tentang rencana kita yang mau pindah," ujar Jendral sambil tetap menyuapi Haikal tanpa memperhatikan sendoknya.

"Jen, mulut gue di mana lo nyuapinnya ke mana? Mulut gue disini, belum ada rencana tukeran tempat sama mata." Haikal menyindir dengan santainya.

Jendral tertawa kecil dan memperbaiki sendoknya. "Jadi, kita boleh pindah, asal asrama kita tinggal dalam kondisi yang bersih dan rapi."

"Ini kan bersih dan rapi, udah, kita bisa pindah sekarang," timpal Cakra.

"Makanya, jadi kita dikasih kebebasan, terserah mau pindah kapan, tapi kalau udah pindah, nggak bisa seenaknya masuk ke sini lagi. Jadi, maksud gue, udah yakin mau pindah belum?"

Suasana menjadi hening sampai akhirnya Marka bersuara. "Hari ini mau nyoba tidur di sana?"

"Boleh," jawab Reihan.

SAPTA HARSA {TERBIT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang