2408 💚 Pengorbanan

27.7K 3.9K 1.7K
                                    

Bug!

"Argh!" rintihan Haikal ketika punggungnya dibenturkan dengan keras ke dinding untuk ketiga kalinya. Di tengah nafasnya yang berantakan, ia masih sanggup tertawa remeh saat laki-laki di depannya meraih kerah baju dan melempar tatapan mematikan padanya.

"Ketawa?"

Haikal balas menatap laki-laki itu. "Lo berharap gue nangis di depan lo? Yang bener aja."

Laki-laki itu berdecih. Dengan kasar ia melepas cengkeraman tangannya di kerah Haikal. "Nyali anak Klandestin gede semua, ya, ternyata. Tapi ... kalo tentang emosi, kayaknya kalian minus banget."

"Apa maksud lo?"

"Haikal, Haikal, liat muka polos lo, lo emang maksa banget buat dijagain, anak Klandestin kayaknya tunduk banget sama lo."

"Lo gatau apa-apa tentang member gue, jadi gak usah sok tau, Kelvin."

Kelvin tertawa.

"Ngeliat tangan kanan lo yang patah, kayaknya ada yang abis ngasih lo pelajaran tentang kerasnya kehidupan, ya?" celetuk Haikal.

"Gak usah pura-pura gatau-"

"Gue? Pura-pura gatau? Sayang banget tapi gue emang beneran gatau," potong Haikal.

"Udahlah, percuma bahas itu, sekarang gue bawa lo ke sini, mau ngajakin lo negosiasi."

"Cari orang lain aja, lo gak liat kalo gue gak punya dagangan apa-apa?" balas Haikal.

Kelvin tersenyum miring. Ia kembali mendesak Haikal merapat ke dinding.

"Bawa Jendral, Aji sama Kanarga ke pabrik kosong di belakang kampus, gue bakal lepasin lo."

Haikal berdecih. "Kalo gue gamau? Lo mau nahan gue? Lo bakal kesusahan sumpah, gak bohong."

"Gue serius, gue kasih lo dua pilihan, bawa 3 member lo itu atau lo yang dateng sendirian dan terima siksaan dari gue."

Haikal hening. Netranya beradu tajam dengan Kelvin.

"Besok, gue tunggu di pabrik itu jam 2 siang."

Setelah mengatakan itu, Kelvin berniat langsung pergi, tapi panggilan Haikal membuatnya berbalik kembali.

"Gak usah nunggu besok! Hari ini, bawa gue ke sana dan siksa sepuas lo, tapi dengan syarat setelah itu lo gak boleh ngusik Klandestin lagi, gimana? setuju?"

"Hoo? Ceritanya berkorban demi sahabat?"

"Gimana? Tersentuh, kan? Kasian lo nggak punya sahabat jadi nggak bisa ngerasain," jawab Haikal.

"Jangan lo kira gue bercanda, Haikal, kalo gue bilang mau nyiksa, itulah yang bakal terjadi," kata Kelvin.

"Gue juga gak bercanda kali, asal lo tepatin kesepakatan yang gue tawarin barusan."

"Oke. Kita liat, gimana reaksi sahabat sahabat lo itu ketika tau salah satu membernya gak balik ke asrama dan lagi jemput ajalnya di tempat yang terbengkalai."

"Heh! Emang lo panitia alam baka? PD banget bilang gue mau jemput ajal, ayo! Keburu sore, banyak nyamuk ntar, mana gue lupa gak bawa autan lagi, mampir dulu di warung depan."

Kelvin tertegun ketika melihat tingkah Haikal yang terlihat begitu santai seolah tak ada yang terjadi. Ia bahkan memimpin jalan.

"Ni anak gila, ya?" gumam Kelvin.

💚💚💚

Malam itu, suasana di asrama lantai 7 benar-benar buruk.

SAPTA HARSA {TERBIT} ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu