2008 💙 Cilung dan Ciloknya

28.9K 3.9K 1K
                                    

"Bila mantan sudah sengsara, Aha, aha!"

Reihan dan Cakra spontan mengangkat kepala mereka, melihat Haikal yang agak pecicilan di dapur dengan terheran-heran.

"Aku jadi menggebu-gebu, uhuk uhuk,
Dalam hati senang sendiri, ihik ihik,
Semoga mantan tau diri~" Anak itu bersenandung sembari menari kecil saat menuang air minum.

"Aku tak mau mantanku bahagia, ya-ya-ya-ya
Ku ingin dia sengsara sama pilihannya~"

"Suka-suka, lihat mantan sengsara,
Dung tak dung dung der!"

"Delok'en, bocah kok slengean koyok ngono," Celetuk Reihan pada Cakra melihat Haikal yang heboh sendiri sejak keluar dari kamarnya.
(Lihat, itu bocah slengean begitu.)

"Nyanyi opo seh jane ki?" balas Cakra.
(Nyanyi apasih dia tuh sebenernya?)

"Tau deh, emang pernah bener playlist tuh anak?" jawab Reihan.

"Kal, switch!" teriak Cakra dari ruang tengah.

"Huh?" Wajah planga-plongo khas anak itu muncul saat tiba-tiba Cakra berteriak padanya.

"Naon?"
(Apa?)

"Lagu jowo jajal," jawab Cakra.
(Lagu jawa coba)

"Ora bisa... bisa tuh apa, ya, bahasa jawanya?"

"Ora iso," ujar Reihan.
(Nggak bisa)

"Nah! Itu, ora iso."

"Btw lo mau kemana gendong tas begitu?" celetuk Reihan.

"Ngampus dong, kelas siang, aing ini barudak yang rajin kuliah tau," jawab Haikal.

"Berangkat sama siapa?" tanya Reihan.

"Naik gojek."

"Udah pesen?"

"Udah. Lo sama Cakra nyantai aja di asrama, gak perlu nganterin gue kayak waktu itu, InsyaAllah abang gojeknya aman," ujar Haikal.

"Yang penting ati-ati, kalo ada apa-apa langsung kabarin, siapa aja boleh," kata Cakra.

"Iyaa. Gue berangkat, ya, assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam."

🤍🤍🤍

Waktu berlalu begitu cepat, sampai tak terasa sudah 5 jam lebih sejak Haikal pamit pergi ke kampus.

"MANG, BELI! TUNGGU BENTAR!" teriak Cakra dari balkon pada pedagang cilok di depan asrama. Ia langsung berlari ke arah Arga yang terlihat sedang tenang memberi makan ikan hiasnya.

"Bang."

Arga berdeham.

"Beli cilok," kata Cakra.

"Dompet gue di meja tuh," jawab Arga dengan tenang.
"Si Jendral tawarin sekalian siapa tau dia mau," lanjutnya. Netranya tetap fokus mengamati ikan-ikan peliharaannya.

"Oke."

Cakra ganti melesat ke kamar setelah meraih dompet Arga.
"Jen, ci-"

"15 ribu, pedes, ya," kata Jendral yang tengah tengkurap di atas ranjang sembari bermain game.

"Oke, keluar dulu," pamit Cakra.

Jendral dan Arga kompak berdeham dari tempat masing-masing saat Cakra berlari keluar asrama.

"Udah makin gede aja ini ikan-ikan gue, gak nyangka," gumam Arga dengan wajah serius.

SAPTA HARSA {TERBIT} ✓Where stories live. Discover now