33# Sibuk dan Hilang

106 17 10
                                    

No matter how angry you are, I can bear it

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

No matter how angry you are, I can bear it. But if you intend to leave me, I could die of madness losing you.

[Go Get Her]




Lebih dari 4 bulan setelah pernikahan Ranika dan Azka, laki-laki itu menjadi sibuk begitu saja. Selain karena tuntutan pekerjaannya di kafe, kini Azka disibukkan dengan tugas kuliahnya pula. Tak hanya Azka tentu saja, Ranika juga ikut menyibukkan diri bersama tugasnya hingga terkadang mereka berdua menjadi lebih sedikit berinteraksi.

Padahal serumah, kok bisa jarang berinteraksi? Bisa lah, tiap pulang pasti langsung tidur, belum lagi kalau Azka dapat tukaran shift ke malam. Kafe yang menjadi tempat part time Azka ramai selalu setiap harinya, pemiliknya pun senior di kampus Azka, jadi tak mungkin jika Azka tak berkerja keras bukan?

Lalu apa yang dilakukan mereka kalau di hari libur? Biasanya Azka akan mengajak Ranika ke rumah Bundanya lalu ia tinggal pergi ke rumah Harun untuk main. Memang mulai gak ada otaknya suami bejat itu.

Ranika jengah lama-lama, Azka semakin dibiarkan malah semakin tak tahu diri. Bahkan mungkin sifatnya pun menjadi terasa berbeda sejak banyak bergaul ke rumah Harun. Sesekali Ranika mengajak Azka mengobrol, namun berakhir dengan pertengkaran yang membuat Azka jadi nebeng tidur di kamar Harfian.

"Stres gue!" pekik Ranika membuat Ghina menoleh padanya. Kebetulan mereka satu jurusan, jadinya sekarang mereka berdua jadi semakin dekat.

"Kenapa?" tanya Ghina sambil menghela nafas karena tahu masalah Ranika pasti sama dengan yang kemarin-kemarin.

"Gue curiga deh kayaknya Azka ada main di belakang gue! Dia selingkuh pasti nih!" kata Ranika dengan wajah yang memerah padam kelihatan sekali ingin meledak.

"Heh, tugas dia sebagai laki tuh berat banget tahu nggak! Udah jadi pelajar, jadi suami juga! Lo pikir ngurus lo gampang?!" kata Ghina membuat Ranika mendecih malas.

"Masalahnya, dia bahkan udah jarang mau cium gue!" sebal Ranika.

Ghina melotot pada gadis itu, "ciumaaaaann mulu yang lo bahas! Gak ada yang lain apa yang bisa lo kangenin dari dia?!" omelnya mulai tak tahan.

"BANYAK! BANYAK BANGET TAHU NGGAK!" jerit Ranika akhirnya meledak. "Maksud gue tuh, masa sih sampe sesibuk itu? Di hari libur pun yang dia pikirin cuma Harun, Harun, Harun! Apa nggak bisa satu hari full ngabisin waktu sama gue? Diem-dieman satu ruangan aja nggak papa kok sumpah nggak papa! Gue cuma mau lihat Azka luangin waktunya sama gue!!!" katanya dengan mata yang memanas.

"Kita bahkan pernah gila, ya, nguntit si Azka dalam 3 hari! Lo tahu sendiri dia beneran kerja, Nik! Mungkin di Harun tuh dia cuma istirahat?"

"Pulang kok ke Harun! Terus gue gunanya sebagai istri apa? APA GUE TANYA?!"

"BISA NGGAK USAH SAMBIL TERIAK-TERIAK NGGAK?!"

"NGGAK BISA!!"

Ghina menghela nafas lalu memijat pelipisnya, pening yang biasa diakibatkan oleh tugas kuliah kini terbagi dengan tantrumnya Ranika setiap mereka sedang bersama. Enggak juga sih, namun tetap saja membuat Ghina muak.

Go Get HerWhere stories live. Discover now