13# Tulusnya Yang Dipermainkan

121 25 4
                                    

Come to think of it, what else could I do for you?

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Come to think of it, what else could I do for you?

[Go Get Her]




"Gue duluan, ya, Nik." pamit Dewi sambil melempar senyum singkatnya lalu jalan keluar dari ruang dance, "Duluan, Dit!" serunya kemudian yang juga pamit pada Ditya.

"Baliknya naik apa?" tanya Ditya yang bukannya membalas seruan Dewi.

"Nebeng si Heru kok, kalem." jawab gadis itu yang dibalas anggukkan Ditya.

"Tiati, Wi!"

"Yups!"

Pukul 8 malam, Ranika dan Dewi baru saja selesai latihan dance mereka untuk ditampilkan pada festival nanti. Sengaja sampai malam karena waktu juga sudah mepet, festival akan mulai nanti lusa.

Ditya yang sejatinya pacar terbaik sedunia tentu ikut masuk ruang latihan untuk menunggu, sekalian juga lihat secantik apa pacarnya ini saat menari. Laki-laki itu tersenyum saat melihat Ranika yang sedang minum, cantiknya nggak main-main memang.

"Kamu mau makan dulu nggak?" tanya Ditya begitu Ranika menyudahi minumnya.

"Mau, tapi makan apa, ya?"

Ditya berdecak, "Kenapa kamu yang nanya? Harusnya aku yang nanya!" sewotnya tiba-tiba membuat Ranika heran.

"Nanya apa?"

"Kamu mau makan apa? Terus nanti kamu jawab terserah. Gitu." jawab Ditya.

Kini Ranika yang berdecak, "Mesti banget begitu?"

"Biar kayak orang-orang, Ay. Kayaknya kamu doang cewek yang jarang bilang terserah, sekalinya dikasih saran langsung diiyain. Kali-kali lah kita marahan cuma gara-gara kamu bilang terserah pas aku tanyain mau makan apa." ucap Ditya seolah benar-benar mengeluhkan iri dengkinya yang tidak pernah bertengkar dengan Ranika, mendengarnya saja Ranika mendelik malas.

Namun sedetik kemudian Ranika diam, justru membuat pertengkaran di antara mereka berdua jauh lebih mudah. Ya, tinggal bahas saja soal dirinya Azka saat di Bogor, Ranika yakin sekali Ditya akan meledak-ledak detik itu juga.

Otak Ranika tidak bisa berpikir jernih setelahnya, mengingat Azka tentu membuat kacau segalanya. Ranika tidak pernah merasa seresah ini sebelumnya, ia juga bingung pada dirinya sendiri dan merasa aneh ketika jantungnya selalu berdebar-debar hanya karena nama Azka terlintas di benaknya.

Selama perjalanan, Ranika mencoba semaksimal mungkin untuk tidak memikirkan Azka. Sebegitu resahnya sampai pelukan di pinggang Ditya pun mengerat setiap menitnya, tak dipungkiri gerakannya itu membuat si pacar heran sekaligus khawatir.

Motor Ditya berhenti di salah satu warung tenda, Ranika yang cuma paham mereka akan makan malam bersama lebih dulu langsung turun dari boncengan lalu menunduk menatap sepatunya sambil menunggu Ditya.

Go Get HerTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon