34# Damn Drunk

122 21 10
                                    

It's not my case or yours that's wrong, it's just a matter of our sensibilities getting worse and fatter

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

It's not my case or yours that's wrong, it's just a matter of our sensibilities getting worse and fatter.

[Go Get Her]




"Hari ini sibuk banget aku, sumpah!" keluh Azka masih di bawah selimutnya membuat Ranika di meja rias lantas mendelik. "Ada matkul dua, terus bantuin si Ditya wawancara, terus kerja, terus-

"Terus kenapa masih belum keluar dari selimut?" ketus Ranika memotong cepat ocehan Azka yang mungkin sengaja menarik perhatiannya.

"Males aku tuh, istriiiiii!" rengek Azka sambil berguling-guling di atas kasurnya.

"Oh," respon Ranika singkat membuat Azka menoleh padanya dengan tatapan tak suka. Azka kan tahunya Ranika sedang marah, ya sudah, waktunya dia mendalami perannya.

"Apaan oh doang? Marahin dong marahin!" kata Azka membuat Ranika hampir mengumpat. "Lihat nih, aku tidur semaleman nggak ganti baju dulu, nggak bersih-bersih dulu. Marahin coba marahin! Sekarang aku juga lagi males-malesan gini kenapa reaksi kamu oh doang? Marahnya ke manaaaaa??" katanya dengan rengekan.

"Buang-buang tenaga banget gak sih?" ucap Ranika membuat Azka ternganga. "Lo tuh bebal banget tiap gue bilangin, marahin lo tiap kali juga ujung-ujungnya lo nyuruh gue buat ngaca kalau gue juga kadang nggak pernah dengerin omelan lo. Jadi, buat apa gue harus buang-buang energi dan waktu cuma buat marahin lo yang kepala batu itu? Najis banget!" katanya sangat ketus dan penuh sindirian yang sudah tidak lagi terdengar seperti sindiran.

"Segitunya? Ngomong najis lagi. Sopan nggak kayak gitu?" tegur Azka lalu bangun mengubah posisi menjadi duduk.

"Terserah," ketus Ranika lagi namun dengan suara yang lebih pelan seolah tak ingin Azka mendengarnya namun juga sengaja agar Azka dengar.

Sebelah ujung bibir Ranika naik membentuk seringaian tipis, ia senang melihat Azka yang terpancing dan langsung bangkit dari kasurnya untuk menghampiri Ranika. Dari pantulan cerminnya juga, Ranika bisa melihat sekesal apa raut wajah suaminya itu.

"Kamu berani?" tanya dingin Azka sambil memutari kursi Ranika agar istrinya bisa berbalik menghadap padanya. "Coba ngomongnya sekali lagi sambil lihat aku," katanya sambil berpegangan meja rias Ranika sengaja mengurung gadis itu.

Dengan tatapan yang berani, Ranika menghela nafasnya sebelum akhirnya kembali bersuara.

"Bisa nggak sih lo tuh sadar, Azka? Akhir-akhir ini lo tuh makin brengsek aja tahu nggak?! Kelakuan lo yang nggak pernah mau kalah ini makin susah diatur! Tiap gue masak pasti cuma Api yang abisin dan lo memilih buat makan diluar dengan alasan lo sibuk! Lo nggak pernah ngajak gue jalan! Lo pulang cuma buat tidur! Lo pergi ke temen-temen lo setiap kali lo libur!" keluh Ranika dengan wajah lelahnya membuat Azka seketika sadar apa salahnya. "Satu kali aja gue pengen ditanya sama lo. Lo tanya gue muak apa enggak? Muak anjir! Muak banget gue!" tambahnya dengan nada yang mulai meninggi.

Go Get HerNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ