Bab 20 - Hamil

433 14 4
                                    

Bian masih terlelap ketika Anna sudah bangun dan sudah muntah-muntah pagi ini hingga terkulai lemas di depan kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bian masih terlelap ketika Anna sudah bangun dan sudah muntah-muntah pagi ini hingga terkulai lemas di depan kamar mandi.

"Bi..." panggil Anna yang sudah begitu lemas.

Bian mengerutkan keningnya karena merasa ada yang memanggilnya. Ini masih terlalu pagi untuk ia bangun. Namun saat ia menyentuh bantal di sampingnya dan tak merasakan keberadaan Anna sama sekali Bian langsung terjaga.

"Anna!" panggil Bian panik lalu memakai celana pendeknya dan berlari mencari Anna.

"Bi..." panggil Anna lagi dengan lirih dari kamar mandi.

"Ya ampun! Sayang!" Bian langsung menggenong Anna ke kamar lalu buru-buru mengambilkan air untuknya. "Aku panggil dokter ya," ucap Bian panik.

Anna hanya diam terkulai lemas di atas tempat tidur setelah minum.

"Apa kamu salah makan ya? Tapi kita kan makan apa-apa bareng, aduh! Ini kamu kenapa sih?!" Bian benar-benar panik dan uring-uringan begitu bangun tidur melihat Anna yang muntah-muntah hingga lemas.

Kepanikan Bian semakin menjadi ketika dokter yang biasanya menangani keluarganya mendadak susah ia hubungi.

"Sombong banget gila!" omel Bian lalu mondar mandir dengan panik sambil terus mencoba menelfon sampai akhirnya ia duduk dan mulai browsing mencari tau penyakit apa yang cocok dengan Anna yang tiba-tiba mual di pagi hari.

(Hasil browsing Bian)

Namun begitu muncul hasil pencariannya di internet Bian jadi semakin panik. "Sayang kalo kamu kena tumor otak gimana ini?" tanya Bian khawatir.

"Hah?!" jerit Anna kaget lalu meraih ponsel Bian.

Bian memeluk Anna lalu berusaha tenang.

"Gak lah Bi!" ucap Anna yang sebenarnya juga takut jika ia punya penyakit serius. "Asam lambung doang paling kayak kamu."

Bian menatap Anna cemas. "Kita ke klinik aja yuk," ajak Bian lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersiap-siap sebelum Anna menjawab apapun.

Anna bangun lalu mencari obat lambung yang biasa Bian minum sebelum ia bersiap-siap. Setelah meminumnya Anna langsung memakai celana panjang dan hoodienya. Kepalanya terasa sangat pusing sekarang.

"Ayo Sayang!" ajak Bian yang langsung menggendong Anna di depan tanpa pikir panjang setelah melihat kekasihnya itu begitu lemas.

"Bi tapi hari ini..."

"Gapapa ijin dulu sehari," sela Bian lalu menekan tombol lift.

"Bi aku bisa jalan sendiri," ucap Anna lembut.

"Gak! Aku gendong aja!"

Anna hanya bisa pasrah. Jika biasanya Bian menggunakan sedan sportnya kali ini ia memilih menggunakan mobil Alphardnya agar Anna bisa tiduran dan lebih nyaman sepanjang perjalanan. Bian sudah mulai memikirkan untuk memakai supir pribadi sekarang karena Anna yang sakit dan ia tak bisa menemaninya di samping Anna karena harus menyetir.

BIANNAWhere stories live. Discover now