Bab 03 - Apartemen Bian

887 24 6
                                    

❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

Anna kembali terjebak di apartemen Bian. Jika sebelumnya Bian mengatakan teman-temannya memiliki acara sendiri, itu bukan kebohongan. Tapi itu bukan berarti Bian akan benar-benar fokus pada Anna dan mau berpacaran sebagaimana semestinya. Bian sibuk bermain game hampir seharian dan Anna sama sekali tak di ijinkan melakukan apapun selain memperhatikannya bermain game.

"Sayang laper," ucap Anna setelah terbangun dari tidurnya karena terlalu bosan melihat game yang Bian mainkan.

"Oke kita beli makan," jawab Bian lalu mengambil ponselnya untuk membeli makanan delivery.

Jujur saja Anna lebih suka ketika melayani Bian diatas ranjang daripada menemaninya bermain game yang begitu membosankan ini. Bukannya Anna mesum atau hiper sex, tapi ia merasa Bian lebih mudah ia kendalikan dan jadi memiliki waktu untuk dirinya sendiri ketika kebutuhan Bian terpenuhi. Ia juga jadi bisa banyak meminta kebebasan pada Bian setelah mereka bercinta.

"Bian, kamu gak bosen kayak gini terus?" tanya Anna setelah keluar dari kamar mandi untuk cuci muka.

Bian menggeleng dengan tampang polosnya lalu kembali menepuk sofa di sampingnya, sebagai isyarat agar Anna duduk di sampingnya lagi.

"Kamu kenapa sih bisa kayak gini?" tanya Anna ambigu, meskipun seharusnya Bian paham apa maksudnya.

"Apanya yang kayak gini?" tanya Bian ingin pertanyaan Anna lebih tegas kemana arahnya.

"Ya kayak gini, labil... kadang kamu galak sampe aku takut, kadang baik banget, terus manja kayak gini. Kamu kenapa bisa kayak gini?" Anna mempertegas pertanyaannya.

Bian terdiam cukup lama sembari menatap langit-langit apartemennya lalu memejamkan matanya dan menggeleng. "Aku juga ga tau. Kamu capek ya ngadepin aku?" Bian malah membalikkan pertanyaan.

Anna menghela nafas, ia ingin mengangguk dan berteriak pada Bian meluapkan segala kekesalannya. Namun begitu ia menatap Bian yang tampak murung Anna hanya bisa menggeleng lalu memeluk Bian.

"Aku cuma sering sendirian aja, mungkin aku jadi bingung harus gimana buat jagain kamu biar ada di sampingku terus." Bian mulai jujur meskipun ia juga tidak yakin dengan apa yang ia rasakan.

Bian belum pernah merasa seterikat ini pada perempuan lain selain Anna. Mungkin memang Anna bukan pacar pertamanya, tapi Anna adalah gadis pertama yang membuatnya bisa segila dan seposesif ini. Bian tak pernah sekeras ini mengikat orang lain untuk terus bersamanya, tapi ini bukan berarti orang-orang itu tak cukup baik untuknya. Tapi Bian merasa Anna memperlakukannya dengan cara yang berbeda.

Anna tau batasan dan bisa dengan tegas mengaturnya. Meskipun memang Anna harus mengumpulkan keberanian yang banyak untuk itu. Tapi Anna tau kemana arah yang ingin ia tuju, Anna gadis yang menarik. Ambisius, tegas, namun keibuan dan tetap lemah lembut. Sulit mendefinisikan Anna. Selain itu Anna juga selalu patuh pada Bian meskipun tetap saja ada sedikit perlawanan sebelum kepatuhannya datang.

BIANNAWhere stories live. Discover now