EXTRA CHAPTER

7.3K 140 10
                                    

Happy Readingg💋❤️



Pagi-pagi sekali Aca sudah mulai menyiapkan sarapan untuk suami dan anak nya ia terlihat sangat buru-buru karena kali ini dirinya bangun kesiangan.

Ilona menghampiri Aca, "Ilona bantu ya, Mah?" tawar Ilona.

Aca menggeleng, "Gak usah, kamu siap-siap aja sana," tolak Aca.

"Ck! Ilona gak sekolah hari ini," jawab Ilona.

"Lah? Kenapa?" tanya Aca bingung tumben sekali Ilona tidak mau sekolah.

"Males." jawabnya santay. Hingga suara tegas menyapu gendang telinga nya membuat ia tersentak kaget.

"Gak ada males-malesan! Papah cari uang untuk kamu. Ilona, kalo kamu males sekolah Papah juga bakal males pergi ke kantor," cerca Varen baru saja tiba yang sudah rapih dengan style kantor nya.

"Kenapa gitu?" tanya Ilona.

"Kamu aja malas pergi sekolah, so? Untuk apa Papah pergi kerja cari uang," sinis Varen.

Ilona berdecak kesal, "Ih! Iya-iya, ini sekolah," kesalnya kemudian menuju kamar untuk mandi.

Varen menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ilona yang sulit sekali di atur.

"Bandel banget!" gerutu Varen.

Beberapa menit kemudian Ilona kembali turun ke meja makan ia tak melihat seorang pun, mungkin Papah nya sudah berangkat kerja dan Mamah nya menyiram tanaman. Pikir Ilona.

"Ah gak usah sarapan, ini juga udah jam 07:15," gumam nya kemudian pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan sang ibu.

Sesampainya di kelas Ilona melihat Dissy gadis yang di sukai Aron tengah berbicara kepada Aron, ia memilih mengabaikan nya sementara.

"Aku sama dia cuma temen biasa. Ron, lagian kamu kenapa cemburu sih? Kamu juga bukan siapa-siapa aku," delik Dissy.

Aron terkekeh kecil, "Ya, bener kata lo! Gue emang bukan siapa-siapa harusnya gue sadar akan posisi gue, tapi sayang. Diss, mau bagaimanapun perlakuan lo terhadap gue, hati gue tetep milih lo!" jelas Aron kemudian pergi masuk ke kelas meninggalkan Dissy yang terdiam.

Dissy memandang pintu kelas Aron dengan tatapan yang sulit di artikan kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan kelas Aron.

Aron menghela nafas berat setelah itu menghampiri Ilona yang sedang bermain ponsel sambil tersenyum.

"Na?" panggil Aron.

"Oit!" jawab Ilona kemudian mematikan ponselnya.

"Kenapa muka lo? Lecek amat kaya jarit yang gak pernah di strika," ejek Ilona.

Aron berdecak sebal, "Gak usah mulai deh, lo!" kesal Aron.

"Iya-iya, emang kenapa sih?" tanyanya.

"Gue.. berantem lagi,"

"Sama Dissy?" Aron mengangguk dugaan Ilona benar ia menatap Aron dengan raut wajah kasihan.

"Gak usah natap gue pake muka kasihan! Gue gak suka!" sinis Aron.

"Ron? Gue boleh gak ketawain, lo?" tanya Ilona.

Belum mendapat izin Aron gadis itu telah tertawa terbahak-bahak mengejek Aron mati-matian.

"Taik!" kesal Aron.



Pukul 22:13

VAREN || ENDWhere stories live. Discover now