VAREN-10

6.7K 218 4
                                    


Happy reading ( ◜‿◝ )♡



Seorang gadis duduk termenung dengan tatapan kosong nya, hidup seperti ini membuat ia lelah dan tak percaya akan kehidupan selanjutnya, ia terus bergumam dengan lirih.

"Aca manusia paling cape? Tapi ada yang lebih cape dari Aca," gumam nya sambil menunduk. Ia harus marubah diri? Tapi bagaimana pikir Aca saat ini.

Tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang membuat ia tersentak kaget, "Kak Varen?" tanya Aca.

"Hm."

"Lo mau denger kabar baik gak. Sya?" tanya Varen menatap wajah Aca dari samping.

Aca mengangguk antusias, "Mau mau.."

"Gue sama lo. Nikah di minggu depan," ujar Varen dengan senang. Senyum Aca memudar seketika.

"Kak Varen becandain Aca, Ya?"

Varen menggeleng, "Gak. Gue gak becanda, gue serius. Besok kita udah ke butik saudara Mama,"

"Kak, Aca gak mau nikah sekarang! Aca mau sekolah!" seketika tangan Varen di tepis oleh Aca.

"Sya, gue juga mau sekolah. Lo pikir gue mau nikah di usia muda gini? Gue pura-pura bahagia ngasih kabar ini supaya lo seneng. Dan ternyata lo? Argh sudahlah," kesal Varen kemudian melangkah pergi.

"Lagian juga kenapa sih, kenapa Kak Varen harus tolongin Aca waktu itu? Kenapa gak biarin Aca hancur di tangan Kak Jeff? Hidup Aca tambah rumit," jelas Aca membuat langkah Varen berhenti.

Mendengar nama Jeffry di sebut membuat ia mengepalkan tangannya.

"Harusnya lo berterimakasih sama gue. Kalo gue gak nolong lo, mungkin sekarang lo udah jadi bahan mainan Jeffry. Sya!" bentak Varen dengan tatapan tajam.

"Emang lo mau setiap Jeffry mabuk lo harus nurutin nafsu dia? Bersyukur. Dari semua cewe yang jadi boneka Jeffry, lo cewe paling beruntung karna gue tolong!" cerca Varen.

"Hidup Aca emang udah hancur! Aca anak haram, kenapa Kak Varen tolong Aca?! Harusnya biarin Aca kak! Aca mau mati!" teriak Aca seperti orang gila.

"Di dunia ini gak ada yang ngertiin Aca selain bunda Salma." gumam nya kemudian merebahkan diri ke kasur membiarkan Varen yang sedang menatapnya.

"Sya, lo gak papa?"

"Jangan tanya Aca!"

"Tapi itu.."

"Diem, Aca mau tidur!"

"Tapi ingus lo nempel di bantal gue anjir!" teriak Varen saat ingus Aca nempel di bantal kesayangan nya yang bermotif Elsa Frozen.



Perkara ingus di bantal Frozen Varen, kedua insan itu tidak saling sapa hingga sekarang. Aca yang keras kepala tetap dengan pendiriannya. Ia tidak akan menegur Varen jika bukan Varen yang menegur nya.

Mendengar Aca yang sedang memasak di dapur ia berpura-pura menelpon salah satu temannya.

"Lo dimana? Gue lagi butuh cewe nih malam ini,"

"Hm. Calon bini gue lagi ngamuk,"

"Oke. Gue otw kesana Ya,"

Melihat tak ada reaksi dari Aca membuat Varen menghela nafas, sangat keras kepala. Ia segera merampar kunci motor dan jaket kesayangan nya. Sebelum pergi ia menuju dapur melihat Aca yang sudah hampir selesai masak.

"Gue pergi. Jangan keluar apartemen,"

Aca diam saja tak bergeming kemudian Varen segera pergi meninggalkan Aca sendirian. Kesunyian menyelimuti Aca, ia tidak peduli. Selesai masak ia akan makan.

VAREN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang