21. Sick feeling

8.6K 468 19
                                    

"Makasih ya kak, udah mau ajak aku keliling Winagara..."

Delvin tersenyum lalu menepuk puncak kepala perempuan mungil di hadapannya. Ketimbang Delvin yang tingginya mencapai 180 cm, Jelita hanya sebatas dadanya saja.

"Anytime Ta." Delvin membalas senyum malu-malu perempuan itu ketika tanpa sengaja sudut matanya menemukan seseorang yang sedang menatapnya dari kejauhan.

Sedang memasang ekspresi sedatar mungkin sambil terus menatap lurus. Jam pulang memang sudah berbunyi cukup lama. Jadi pasti Dirandra sudah selesai dengan belajar tambahannya.

Sudut bibir Delvin terangkat sedikit. Mendadak sebuah ide muncul di dalam kepalanya.

"Kamu lapar gak Ta? Gimana sebagai imbalan karna udah ngasih kado waktu itu, kamu kakak traktir makan? Fyi, kantin sekolah Winagara itu kantin paling lengkap dibading SMA lain."

Mendengar ajakan itu, sepasang mata doe Jelita berbinar lalu tanpa pikir panjang mengangguk mengiyakan.

"Boleh kak."

Delvin mengangguk lalu menggenggam lengan Jelita dan membawanya menuju kantin. Membuat gadis itu bersemu malu lantas menunduk untuk menyembunyikan senyum lebarnya.

Sementara itu, Delvin melirik sedikit ke belakang. Mendapati Dirandra sudah tidak berada di tempatnya.

Yah, sekarang Delvin tidak peduli kalau perempuan itu marah betulan. Ia sendiri masih kesal karna Dirandra memposting fotonya memakai Onesie di Instagram tanpa persetujuannya.

"Kamu punya cowok Ta?" Tanya Delvin ketika mereka sudah duduk dan mendapatkan makanan masing-masing.

Jelita yang sedang mengunyah Spaghettinya tersedak kaget mendengar pertanyaan frontal Delvin. "Ng-nggak kak."

Delvin mengangguk lalu tersenyum puas. Hm... Adrien pasti akan senang mendengarnya. Tapi maaf-maaf saja, sepertinya setelah ini Jelita tidak akan melirik cowok lain selain Delvin. "Oh serius? Tapi bagus deh. Gue kira punya." Jawab Delvin yang membuat Jelita mengerjap bingung.

"E-emang kenapa kak?"

Bukannya menjawab, Delvin malah tertawa kecil. "Gakpapa sih, gue cuma kaget masa cewek kayak lo masih jomblo."

Wajah Jelita langsung merona tanpa bisa dicegah. "Cewek kayak gimana maksudnya kak?"

"Cewek lucu, gemesin, imut. Pasti lo banyak yang naksir ya di sekolah?"

Delvin tersenyum ketika wajah Jelita semakin merah padam. Senangnya dalam hati. Sudah lama ia tidak flirting bebas seperti ini karna terus jadi ekor Dirandra.

"Ng-nggak kok kak." Jelita menunduk salah tingkah. Kedua tangannya bergetar pelan ketika ia hendak menyuap kembali makannnya.

Delvin yang melihat itu tertawa kecil. Lalu mengambil tisu dan mengusap bekas di sudut bibir Jelita.

"Santai aja lagi. Lo takut apa gimana sampe tremor gitu? Apa perlu gue bantu suapin?"

Jelita tidak bisa lebih salah tingkah dari ini. Cewek itu buru-buru menutup wajahnya menahan malu dan senyuman yang terlanjur lebar.

"Udah kak berenti. Aku malu banget. Murid disini juga pada ngeliatin."

Mau tak mau Delvin langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling. Hanya ada beberapa murid yang tersisa karna masih ada kegiatan seperti ekskul atau sekedar nongkrong biasa. Tapi mereka jelas-jelas mencuri pandang kearah Delvin seolah bersiap menyebarkan gosip ke seluruh antero sekolah kalau korban Delvin selanjutnya adalah anak SMA sebelah.

"Biarin aja. Anggap aja mereka monyet hehe..."




***





"Dirandra kamu gakpapa?"

End GameWhere stories live. Discover now