⋆༺ 04 - HOME FUCKING WORK

Start from the beginning
                                    

"Anjing susah banget! Gue gak ngerti!" keluh Delacey setengah memekik. Ia melempar pandang ke Jeaven. "Terus tugas lo udah selesai?"

Jeaven mengangguk singkat.

"Terus kenapa lo diem aja? Kasih gue nyontek dong!"

"Gak boleh," balas Jeaven. "Usaha dulu."

"Kalau gue ngerti, gue juga gak mau nyontek tugas lo! Masalahnya gue gak ngerti fisika dan gak harus ngerti! Setiap orang gak harus pinter pada semua mata pelajaran, they have their own strengths and weaknesses. Kayak gue... I'm good at English! At least—"

"Gak ada salahnya belajar hal yang lo gak bisa 'kan?"

"Emang lo bisa?" jawab Delacey setengah sinis sembari merotasikan bola matanya.

"Gue juara olimpiade fisika national waktu middle school kalau lo lupa."

"Gak usah ungkit masa lalu." Delacey mendengus kecil lalu berkata, "Kalau bisa, yaudah ajarin gue jing."

Jeaven menyeringai. "Dengan senang hati, Lady."

Jeaven sungguh seperti mempunyai kekuatan sihir, entah bagaimana Delacey benar-benar fokus mendengarkan penjelasan yang keluar dari bibir Jeaven sekaligus bagaimana cara Jeaven memecahkan masalah dalam soal uraian tugas fisika itu. Herannya, Delacey menjadi mengerti karena penerangan dari cowok itu bahkan bisa memecahkan satu soal sendirian, sungguh perkembangan yang cepat. Semangat belajar yang sudah menghilang lama, perlahan mulai tumbuh.

Tiba di soal terakhir, kali ini Delacey kehilangan konsentrasi. Aroma parfum citrus berpadu kayu manis dari Jeaven menyeruak kuat ke indra penciuman Delacey. Aroma wangi itu begitu lekat, seolah Jeaven sedang mendekapnya. Delacey selalu lemah terhadap cowok wangi. Entah, cowok beraroma menyegarkan mempunyai daya pikatnya tersendiri baginya.

Angka-angka fisika yang tadi bisa ia pecahkan mendadak tidak menarik di detik selanjutnya sebab cowok berjarak sekitar lima senti darinya tiba-tiba mencuri perhatian. Jeaven yang memasang ekspresi serius ketika menerangkan soal cukup memesona di mata Delacey. Jeaven tidak hanya ototnya saja yang berfungsi, tetapi otaknya juga.

Delacey tenggelam dalam dunianya sendiri, ia mengamati setiap keindahan di wajah Jeaven. Mulai dari bibir tebal itu, rahang kokoh, hidung semancung perosotan, alis selebat rimpa, hingga... mata indah yang kini mengarah padanya. Delacey mengerjap kaget ketika mata mereka berdua, Delacey segera melempar muka, kembali pada soal yang ia abaikan.

"Lo bisa merhatiin wajah gue sepuasnya setelah ini selesai."

"Excuse me? Gak sudi!"

Malam ini menjadi fenomena langka sosok Delacey mengerjakan tugas sekolah sampai selesai dengan usaha sendiri walaupun dia menerima sedikit bantuan. Delacey seketika tertidur di meja belajar saat  tugasnya berakhir dengan wajah kelelahan yang tidak bisa cewek itu sembunyikan.

Jeaven tersenyum kecil memerhatikannya. Sejenak, cowok itu merapikan meja belajar Delacey secara hati-hati supaya cewek itu tidak bangun. Tangan besarnya perlahan mengangkat tubuh Delacey, memindahkan cewek itu dengan gaya bridal style ke atas ranjang empuk kekuasaan sang putri.

Sebelum keluar, Jeaven menatap Delacey intens. Cowok itu setengah menunduk, mendekatkan wajahnya ke wajah Delacey, hingga ia bisa melihat paras gadis itu lebih dekat lantas beralih ke telinga Delacey. Memberikan sebuah bisikan hangat, samar-samar bisa didengarkan cewek yang sudah tenggelam dalam bunga tidurnya.

"Nighty night, Lady Delly. Good job."

Jeaven keluar kemudian meminta salah seorang pelayan untuk mengganti pakaian Delacey sebab cewek itu masih dalam balutan dress yang tidak cocok untuk Delacey kenakan tidur.

DELACEY & HER GUARDIANWhere stories live. Discover now