" Hallo!! mengapa kalian malah berhenti berjalan?," Sapa pria berjubah misterius itu, dengan menanyakan alasan mereka.

" S-siapa kau?," Bizmo masih mendelik.

" Akulah yang telah membantu tuan kalian seharian ini, dia begitu penakut jika tanpa kekuatan. Aku memahami hal itu, jadi aku memberikannya stoples debu sihir yang telah ku racik sendiri menggunakan kedua tanganku"

Pria berjubah misterius itu, telah menghilang seperti kepulan asap hitam. Wajah mereka bertiga kembali normal, walaupun di dada mereka masih sedikit sesak. Supaya bertemu dengan majikan mereka, ketiga orang itu memutuskan untuk mengikuti kembali apel putih yang berada dibawah.

Gorbel dan Moulie terpaksa mengikuti petunjuk itu ,demi menemukan teman mereka kembali, si Androme. Bizmo memimpin perjalanan ini, karena dia berjalan paling depan. Dia terlalu fokus untuk memperhatikan setiap letak pada apel putih itu, diatas rumput.

Hutan itu begitu gelap. Saking gelapnya, sampai apel putih pun hampir tak terlihat dibawah mereka. Tapi tidak untuk Bizmo, walaupun dia telah berubah menjadi manusia. Tapi matanya tetaplah tajam seperti mata kucing.

Kelelawar hitam tiba-tiba saja melintas dari arah belakang Gorbel, sampai membuatnya sedikit reflek. Gorbel segera menanyakan pada Bizmo, tentang petunjuk apel itu. Dia menanyakan apakah ujung dari perjalanan mereka telah dekat?. Bizmo memintanya untuk diam, mungkin ujung dari perjalanan mereka telah dekat.

Beberapa saat kemudian setelah mengikuti apel putih, akhirnya mereka telah melihat ujung dari hutan lebat itu. Disana terdapat hamparan padang rumput, dengan beberapa gundukan batu putih besar dibagian tengah. Wajah mereka seketika mendelik senyum, karena saking senangnya.

Apel putih yang berada dibawah mereka, ternyata memang menunjukkan kearah Padang rumput itu. Bizmo berlari lebih dulu, meninggalkan kedua temannya. Moulie tak mau meninggalkan Gorbel sendirian, jadi mereka berdua hanya berjalan perlahan menyusuli Bizmo.

Saat Bizmo telah menginjak padang rumput, dia sontak kebingungan, karena disekelilingnya terdapat beberapa batu kerikil yang begitu berhamburan. Sampai-sampai sebuah bongkahan batu besar, akan mengenai diri Bizmo dari atas kepalanya.

Dia begitu terperangah sambil menganga dan terpaku ditempat. Saat bongkahan batu besar itu hendak mengenai Bizmo, beruntungnya Moulie sempat mendorongnya kearah samping. Alhasil, bongkahan batu besar itu tidak mengenai mereka berdua.

Moulie langsung menampar pipi Bizmo, saat remaja kucing itu sedang terbaring." Bodoh sekali orang ini!! malah melamun, saat meteor akan menimpanya!!"

Moulie begitu membentak Bizmo sampai terlihat giginya yang putih. Gorbel langsung menghampiri mereka berdua, dan menanyakan keadaan.

" Apakah kalian berdua baik-baik saja?," Tatapan Gorbel begitu ketakutan.

" Tenang saja! aku dan orang bodoh ini, masih selamat kok," Jawab Moulie menerpa senyum tipis.

" Syukurlah..!," Balas Gorbel, lalu membangunkan Teman laki-lakinya itu." Bizmo,bangun!! kita harus melanjutkan perjalanan, untuk mencari Androme" .

Bongkahan batu besar selanjutnya, akan menimpa mereka kembali. Gorbel dan Moulie yang melihat benda itu, sontak berteriak histeris ditempat. Sampai Gelombang kejut muncul kembali menerpa mereka.

Batu besar itu seketika terdiam di udara, sampai membuat wajah Moulie mengernyit kebingungan." Batu besar itu tiba-tiba berhenti?"

Bizmo yang sebelumnya terbaring, seketika duduk ditempat dengan tatapan bangga dan senyum menatap wajah Moulie ." Ternyata! kau juga terdiam ditempat, Moulie"

" Jangan mengomentariku!!," Bentak Moulie dengan mengacungkan telunjuknya, secara tajam kearah Bizmo.

Gorbel tersadar akan keberadaan Androme. Ternyata dia sedang berada dekat dengan beberapa bongkahan batu besar dari kejauhan . Gorbel meneriakinya sambil melontarkan senyum.

Androme yang mendengar teriakkan itu, langsung tersenyum lebar menoleh kearah mereka. Androme meminta pada mereka bertiga , untuk segera menghampirinya di bongkahan batu besar ini.

Bizmo dan Moulie seketika tersenyum lebar, lalu berlari menghampiri Androme yang berada jauh disana. Mereka berdua tak sadar, karena telah meninggalkan Gorbel sendirian ditempat itu.

" Tunggu aku!!," Teriak Gorbel berjalan pelan menyusuli mereka.

Sebuah hembusan angin kecil , tiba-tiba saja  mengelilingi kedua kaki Gorbel yang sedang berjalan. Setelah hembusan angin itu telah pergi, kaki Gorbel seketika terasa lebih ringan dan tidak kaku.

" Kaki ku telah lentur?," Gumam Gorbel, lalu dia berlari kencang untuk membalap Bizmo dan Moulie ." Akhirnya!! aku dapat berlari!!"

Bizmo dan Moulie nampak mendelik kebingungan, saat melihat Gorbel dapat berlari kencang. Mereka berdua seketika terhenti ditengah jalan, lalu saling tatap satu sama lain.

" Apa yang terjadi padanya?," Tanya Moulie pada Bizmo.

" Ternyata.. dia telah menipu kita," Geram Bizmo memandang kearah depan.

Lalu Bizmo berlari lebih kencang untuk menyusuli Gorbel. Sementara itu,Androme terlihat begitu tersenyum diatas batu besar, karena melihat ketiga orang pentingnya akan menghampirinya.

Bizmo berhasil membalap Gorbel dengan tatapannya yang begitu bangga. Gorbel tak mau direndahkan, dia segera berlari lebih kencang untuk dapat menyaingi remaja berambut kucing itu.

Saking lajunya berlari, Gorbel sampai berhasil menabrak Bizmo dari arah belakang. Sehingga membuat Bizmo terjatuh kesamping, mukanya seketika menjadi geram dan penuh amarah.

" Awas kau! merpati sialan..!," Cemooh Bizmo menekuk ditempat.

Dia pun mengeluarkan semua tenaganya, untuk membalaskan dendam pada Gorbel. Bizmo terlihat berlari lebih kencang dari biasanya, seolah terlihat seperti sambaran petir. Dia akhirnya berhasil mendapatkan Gorbel, dengan menyekapnya dari arah belakang.

Bizmo langsung menampar wajah Gorbel dengan kedua tinjunya. Gorbel tak mau diam saja, saat tubuhnya dilukai. Tubuh manusianya terlihat jauh lebih besar daripada Bizmo. Maka dari itu, Gorbel langsung meninju wajah Bizmo begitu keras, lalu mencekiknya.

" Beraninya kau si tukang tidur!!," Lontar Gorbel sambil mencekik leher Bizmo.

Mata Androme begitu terbelalak saat melihat mereka berdua kembali ribut. Lalu, dia langsung berlari kencang  menghampiri mereka yang sedang bertengkar.

Moulie tengah berada disamping mereka berdua, dia berusaha melerai. Tapi mereka susah untuk dipisahkan, mengingat Moulie adalah seorang perempuan, jadi susah untuk melerai kedua orang laki-laki yang sedang bertengkar.

Akhirnya, Androme sampai menghampiri mereka berdua. Dia meminta pada Gorbel untuk melepaskan cekikannya, tapi Gorbel seolah-olah tak mendengar seruan dari temannya itu.

Mau tidak mau, Androme harus meninju dengan keras, kewajah Gorbel sampai membuatnya terlempar cukup jauh. Moulie mendelik kearah lemparan itu, lalu menoleh kembali kearah Androme.

" Androme mengapa kau meninjunya?," Moulie mengernyit.

" Maaf! aku terpaksa menamparnya!," Balas Androme dengan tatapan sinis." Aku tak ingin melihat mereka bertengkar!"

Androme langsung menggapai tangan Bizmo untuk membantunya berdiri. Saat Bizmo telah berdiri, dia  menanyakan sesuatu pada Androme. Bagaimana dia bisa menampar Gorbel sampai membuatnya terlempar begitu jauh.

Androme langsung menunjukkan kedua tangannya yang bercahaya itu, dengan senyum tipis. Bahwa semua itu, berasal dari kekuatan tinju kelap-kelipnya, yang telah dia miliki sekarang.

The Arkachia Gate #1 - The Magic dust ( Completed )Where stories live. Discover now